Pembagian
kerja menurut Emile Durkheim tidak sama dengan Adam Smith yang semata-mata
digunakan untuk meningkatkan produktivitas, tetapi untuk menciptakan kehidupan
sosial yang terintegrasi tidak slalu tergantung pada homogenitas. Adanya konsep
tersebut menyoroti masyarakat tradisional yang kebayakan pekerjaannya dilakukan
oleh satu individu.Misalnya untuk menanam padi, petani mengolah tanah, menanam
benih padi, memanen, menjemur gabah, menumbuk gabah menjadi beras, bahkan
menjualnya dilakukannya sendiri.Karakteristik pembagian kerja hanya pada jenis
kelamin.Seorang perempuan jenis pekerjaan yang dilakukan berbeda dengan
laki-laki. Pada masyarakat tradisional tersebut kesadaran kolektif tinggi, rasa
kekeluargaan erat.Hukum yang berlaku sangat kaku dan bersifat memaksa
(solidaritas mekanik). Bagi Durkheim, dengan pemabagian kerja maka mampu
meningkat solidaritas masyarakat yang akhirnya menciptakan sebuah integrasi
dalam heterogenitas. Misalnya, menanam padi ada yang dipekerjakan untuk
mengolah tanah, menanam benih padi, memanen, dsb. Proses tersebut harapannya
tingkat keterkaitan antar satu individu dengan individu yang lain lebih erat
(ketergantungan yang menciptakan integrasi, solidaritas kuat). Namun, pada
masyarakat modern yang mempuyai pembagian kerja tinggi ternyata menampilkan
individualitas tinggi, hukum restitutif, ketergantungan yang tinggi mengacu
pada konflik, kesadaran kolektif lemah, bersifat industrial perkotaan
(solidaritas organik).
Pembagian
kerja menrut Durkheim adalah fakta sosial material karena merupakan bagian dari
interaksi dalam dunia sosial. Persoalan paling kontroversial dalam pendapat
durkheim adalah sosiolog mampu membedakan antara masyarakat sehat dan
masyarakat patologi. Namun ada sesuatu yang menarik yang dalam argumen tersebut,
yaitu menurut Durkheim kriminal adalah sesuatu yang normal dalam patologi.
Dalam “Division of Labour” Durkheim menggunakan ide patologis untuk
mengkritik bentuk “abnormal” yang ada dalam pembagian kerja masyarakat modern.Pembagian
kerja tersebut adalah :
1. Pembagian
kerja anomik, yaitu tidak adanya regulasi dalam masyarakat yang menghargai
individualitas yang terisolasi dan tidak mau memberi tahu masyarakat tentang
apa yang harus mereka kerjakan.
2.
Pembagian kerja yang dipaksakan, yaitu aturan yang
dapat menimbulkan konflik dan isolasi serta yang akan meningkatkan anomi. Hal
ini menunjuk pada norma yang ketinggalan jaman dan harapan-harapan individu,
kelompok, dan kelas masuk ke dalam posisi yang tidak sesuai bagi mereka.
3. Pembagian
kerja yang terkoordinasi dengan buruk, disini Durkheim kembali menyatakan bahwa
solidaritas organis berasal dari saling ketergantungan antarmereka.
Pemikiran
sosiologis Emile Dhurkheim mengenai pembagian kerja dalam masyarakat dianalisis
melalui solidaritas sosial.Tujuan analisis tersebut menjelaskan pengaruh (atau
fungsi) kompleksitas dan spesialisasi pembagian kerja dalam struktur sosial dan
perubahan-perubahan yang diakibatkannya dalam bentuk-bentuk pokok solidaritas.
Mislanya, dalam perusahaan memperlihatkan semangat kerja yang tinggi, tetapi
nilai dan norma tidak dapat mengontrol perilaku dengan cermat dan tegas apabila
diferensiasi dan spesialisasinya rendah. Saling ketergantungan yang muncul dari
deferensiasi dan spesialisasi secara relatif menjadi lebih penting sebagai
suatu dasar solidaritas daripada nilai dan norma.
Solidaritas
sosial menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan/atau kelompok
yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama
yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Analisa Durkheim mengenai
solidaritas sosial dasajikan menurut : 1) perbedaan-perbedaan dalam tipe
solidaritas sosial, 2) ancaman-ancaman terhadap solidaritas dan tanggapan
masyarakat terhadap ancaman ini, 3) munculnya penegasan atau penguatan
solidaritas lewat ritus-ritus agama.
a. Solidaritas
Mekanaik dan Organis
Sumber
analisa Durkheim mengenai pembedaan tersebut yaitu didasarkan pada bukunya yang
berjudul The Division of Labour in Society.Tujuan karya ini adalah
untuk menganalisa pengaruh kompleksitisitas dan spesialisasi pembagiankerja
dalam struktur sosial dan perubahan-perubahan yang diakibatkannya dalam
bentuk-bentuk pokok solidaritas sosial. (Johnson: 1981)
Solidaritas
mekanik didasarkan pada suatu keadaan kolektif, yang menunjuk pada totalitas
kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen bersama yang rata-rata ada
pada suatu masyarakat yang sama. Ciri khas yang penting dari solidaritas
mekanik adalah solidaritas tersebut didasarkan atas homogenitas yang tinggi
dalam kepercayaan, sentimen, dsb.Homogenitas tersebut bisa terjadi apabila
pembegian kerja sangat minim.
Solidaritas
organik muncul akibat adanaya pembagian kerja yang tinggi yang didasarkan atas
rasa saling ketergantungan.Munculnya perbedaan-perbedaan di tingkat individu
merombak adanya kesadaran kolektif yang dirasa kurang penting sebagai dasar
keteraturan sosial terganti oleh spesialisasi kerja yang lebih otonom.Durkheim
mengatakan bahwa kuatnya solidaritas organis didasarkan pada hukum yang
bersifat memulihkan (restitutive) daripada hukum represif.
b. Kesadaran
Kolektif dalam Masyarakar Organik
Pertumbuhan
dalam pembagian kerja (solidaritas organis sebagai hasilnya) tidak menyebabkan
hilangnya kesadaran kolektif hanya saja mengurangi arti penting dari kesadaran
kolektif tersebut.Hanya saja kesadaran ini menjadi semakin meliputi cara-cara
berfikir dan berperasaan yang sangat umum dan tidak tentu, dengan semakin
bertambahnya perbedaan-perbedaan dalam individu.
c. Evolusi
Sosial
Kesadaran
kolektif yang mendasari solidaritas mekanik paling kuat berkembang pada
masyarakat primitif.Kerena pembagian kerja semakin meluas, kesadaran kolektif
perlahan-lahan mulai hilang. Tetapi heterogenitas yang semakin bertambah ini
tidak menghancurkan solidaritas sosial, sebaliknya semakin membuat individu
atau kelompok saling ketergantungan satu sama lain. Meningkatnya secara
bertahap saling ketergantunngan fungsional dalam berbagai bagian dalam
masyarakat ini memberikan alternatif baru untuk kesadaran kolektif sebagai
solidaritas sosial.
Solidaritas Mekanik
|
Solidaritas Organis
|
Pembagian kerja rendah
Kesadaran kolektif kuat
Hukum represif domian
Individualitas rendah
Konsesus terhadap pola-pola normatif itu penting
Keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang menyimpang
Secara realtif ketergantungan itu rendah
Bersifat primtif atau pedesaan
|
Pembagian kerja tinggi
Kesadaran kolektif lemah
Hukum restitutif dominan
Individualitas tinggi
Konsensus terhadap nilai-nilai abstrak dan umum itu penting
Badan-badan kontrol sosial yang menghukum orang yang menyimang
Saling ketergantunga tinggi
Bersifat industrial atau perkotaan
|
Program
refomasi dan pendekatan reformis Durkheim berkaitan dengan keyakinannya bahwa
masyarakat adalah sumber moralitas yang ditentu-kan oleh fakta bahwa masyarakat
perlu memiliki kemampuan untuk saling menghasilkan tuntutan moral bagi
individu.
Moralitas bagi Durkheim memiliki tiga kom-ponen,
yaitu :
1. Disiplin
Otoritas
yang menghalangi dorongan-dorongan idiosinkratis.
2. Keterikatan
Keterikatan
yang dimaksud adalah keterikatan seseorang dengan kelompok sosialnya atau
masyarakatnya karena masyarakat adalah sumber dari moralitas itu sendiri.
3. Otonomi
Di
mana individu bertanggung jawab dengan atas tindakan mereka. Otonomi baru
memiliki ke-kuatan penuh dalam modernitas ketika mitos dan simbol-simbol sistem
moral terdahulu yang di-gunakan untuk menerapkan disiplin dan men-ciptakan
keterikatan sudah mandul.
Yang
terakhir dari Durkheim adalah pendidikan moral dan Reformasi Sosial, pembahasan
Durkheim dalam pendidikan moral ini antara lain tentang moralitas dan disiplin.
Dengan disiplin yang dimiliki oleh setiap individu akan memunculkan tanggung
jawab dalam diri masing-masing individu yang menurut Durkheim tanggung jawab
itu adalah suatu kewajiban sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar