Simmel tidak banyak membahas tentang struktur
masyarakat pada skala besar karena fokusnya adalah pada pola interaksi. Simmel
tidak melihat masyarakat sebagai suatu benda atau organisme. Ia berpendapat
masyarakat hanyalah nama bagi sejumlah individu yang dihubungkan oleh
interaksi.
Simmel cenderung menganut pandangan interaksionis
tentang masyarakat yang mana ia melihat masyarakat sebagai struktur
yang independen dan memaksa. Dalam sosiologinya ia memandang masyarakat sebagai
bagian dari proses perkembangan budaya obyektif yang lebih luas yang begitu
mengkhawatirkannya.
Salah satu fokus perhatian Simmel adalah sisi
kebudayaan realitas sosial atau yang disebutnya kebudayaan obyektif. Dalam
pandangan Simmel, orang menghasilkan kebudayaan, namun oleh kemampuannya untuk
membendakan realitas sosial, dunia kebudayaan dan realitas sosial kemudian
mampu menghidupi dirinya sendiri. Kebudayaan obyektif tumbuh dan meluas melalui
berbagai cara, antara lain dalam buku (Ritzer, 186:2010) :
1. Ukuran
mutlaknya berkembang seiring dengan meningkatnya modernisasi.
2. Jumlah
komponen ranah budaya yang berlainan pun tumbuh.
Beragam elemen dunia budaya menjadi semakin
berkelindan dalam dunia mandiri yang semakin kuat dan semakin berada diluar
kendali aktor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar