Rabu, 03 April 2013

Sekilas tentang Thorsten Veblen


Thorsten Veblen dilahirkan di desa Wisconsin pada 30 juli 1857. Orangtuanya adalah petani miskin keturunan Norwegia (Dorfman 1966). Thorstein adalah anak keenam dari dua belas bersaudara. Dia minggat  dari tanah pertaniannya dan pada usia 17 tahun mulai belajar di Carleton College di Northfield, Minnesota. Sejak awal masa sekolahnya dia menunjukkan perasaan pahit dan humor yang kelak mewarnai karya-karyanya. Dia bertemu calon istri pertamanya, keponakan Presiden Carleton College, di sekolah itu (mereka menikah pada 1888). Veblen lulus pada 1880 dan memperoleh posisi pengajar, tetapi sekolahnya ditutup dan dia pergi ke timur untuk mempelajari filsafat di Johns Hopkings University. Akan tetapi, dia gagal mendapatkan beasiswa dan pindah ke Yale dengan harapan mendapatkan bantuan keuangan untuk studinya. Dia berhasil mendapatkanya dan lulus dengan gelar Ph.D. dari Yale pada 1884 (salah satu gurunya adalah salah seorang raksasa di bidang sosiologi, William Graham, Sumner). Akan tetapi, mesti mendapatkan rekomendasi kuat, dia tak mampu memperoleh posisi di universitas karena, sebagian keyakinan agnostiknya, kekurangan reputasi profesional dan fakta bahwa dia dianggap sebagai imigran yang kurang cocok untuk menduduki jabatan di universitas. Selama beberapa tahun kemudian dia mengatur (dia menghubungkan penganggurannya ini dengan kesehatannya yang buruk), tetapi pada 1891 dia kembali ke studinya, kali ini memfokuskan pada ilmu sosial di Cornell University. Dengan bantuan seorang profesor ekonominya (A. Laurence Laughlin) yang pindah ke Universitas Chicago, Veblen mampu menjadi fellow di universitas tersebut pada 1892. Dia banyak bekerja di bidang editorial dengan jurnal of political economy, salah satu jurnal akademik yang didirikan pada periode di Chicago Veblen adalah figur marjinal di Chicago, namun dia mengajar beberapa mata kuliah dan yang lebih penting, mengunakan jurnal of political Economy sebagai outlet untuk tulisan-tulisannya. Karyanya juga muncul di outlet lainnya, termasukAmerican Journal Ofsociology, salah satu jurnal lainnya di Universitas Chicago.
Pada 1899 dia mempublikasikan buku pertamanya yang kelak menjadi sangat terkenal, The Theory of the Leissure Class, tetapi posisinya di Chicago tetap lemah. Dalam kenyataannya, ketika dia meminta kenaikan gaji beberapa dollar, presiden Universitas mengatakan bahwa dirinya tak akan merasa kecewa jika Veblen pergi dari universitas. Namun, buku Veblen mendapatkan banyak perhatian, dan Veblen akhirnya dipromosikan ke posisi asistem profesor. Meski beberapa mahasiswa merasa pengajarannya memberi inspirasi, namun kebanyakan mahasiswa menganggap pelajarannya buruk. Salah satu mahasiswanya di Chicago mengatakan bahwa Veblen “sangat aneh…sering kali bertopang dagu, atau dalam posisi semacam itu, dan berbicara dengan nada rendah, datar dan monoton, dan cara penyampaian kuliah-kuliahnya di kelas sangat membosankan” (Dorfman, 1966:248-249). Tidak aneh jika meski dia memulai kuliahnya dengan dihadiri banyak mahasiswa yang mendengar ketenarannya, tetapi pada akhir semester mahasiswa yang hadir dapat dihitung dengan jari.
Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk lantaran perkawinannya yang mendekati bubar dan karena dia berselingkuh, perbuatan yang dikecam habis di masa Victorian. Pada 1906 Veblen menjadi profesor pendamping di Stanford University. Berbeda dengan situasi di Chicago, dia mengajar banyak mahasiswa S1 dan banyak yang menyingkir karena melihat penampilannya (salah seorang dari mereka mengatakan bahwa dia mirip “gelandangan”) dan gaya mengajarnya yang menjemukan. Veblen kemudian main perempuan lagi, yang membuatnya dipaksa mengundurkan diri pada 1909, dan karenanya dia kemudian sulit mendapatkan posisi sebagai pengajar di lingkungan akademik. Namun, dengan bantuan kawan dan rekan pengajarnya yang merupakan kepala jurusan ekonomi di Universitas Missouri, Veblen mendapatkan posisi di sana pada 1911. Dia juga bercerai pada tahun yang sama dan pada 1914 dia menikahi seorang bekas mahasiswinya.
Jabatan di Missouri adalah jabatan tingkat rendah dan dia dibayar lebih rendah ketimbang di Stanford. Selain itu dia membenci kota kecil Columbia, Missouri, yang merupakan tempat universitas tersebut (yang disebutnya “lubang burung pelatuk” dan “negeri ujung berkarat” (Dorfman, 1966:306). Namun pada saat dia tinggal di Missouri inilah muncul buku lainnya yang terkenal The Instinct of Workmanship and the State of the Industrial Arts (1914). Karir akademik Veblen berguncang lagi ketika dia pindah ke Washington DC untuk bekerja dengan kelompok yang ditugaskan oleh Presiden Wilson untuk menganalisa kemungkinan penyelesaian damai untuk Perang Dunia I. Setelah bekerja untuk U.S. Food Administration, Veblen pindah ke New York City sebagai salah seorang editor majalah The Dial. Majalah itu kemudian menggeser orientasinya, dan dalam waktu setahun Veblen kehilangan jabatannya. Akan tetapi, pada saat itu dia berhubungan dengan New School for Social Research. Upah disana relatif tinggi (sebagian besar disumbang oleh salah seorang bekas mahasiswanya di Chicago), dan karena dia hidup sederhana, pengkritik bisnis Amerika ini mulai menginvestasikan uangnya, pertama di usaha kebun anggur California dan kemudian di pasar saham.
Veblen kembali ke California pada 1926, dan sampai tahun berikutnya dia tinggal di California utara. Kondisi ekonominya berantakan setelah dia kehilangan uang yang dia investasikan di industri kismis dan sahamnya menjadi tak berharga. Dia mendapat $500 sampai $600 setahun dari royaltinya, dan bekas mahasiswanya di Chicago masih mengiriminya $500 tiap tahun.
Veblen boleh dibilang manusia aneh. Misalnya, dia seringkali duduk selama berjam-jam dan tak banyak ikut atau sama sekali tak mengikuti percakapan yang ada disekelilingnya. Kawan-kawan dan pengagumnya menjagokannya sebagai presiden American Economic Association, tetapi dia menolaknya. Sketsa ringkas berikut ini, yang ditulis oleh penjual buku, memberikan sedikit pemahaman terhadap lelaki yang rumit ini : Dia (Veblen) biasa muncul setiap enam atau delapan minggu secara teratur, dia seorang asketik, misterius….dengan roman anggun. Saya pernah mencoba menarik minatnya ke ekonomi….saya bahkan pernah mencoba mengenalnya lewat The Theory of the Leisure Class. Saya jelaskan kepadanya betapa berharganya karya itu untuk kesadaran sosial…dia mendengarkan dengan penuh perhatian pada apa yang saya katakan dan lalu pergi seperti salju yng meleleh melalui pintu. Suatu hari dia memesan buku hymne latin. “Saya akan mencatat nama Anda karena kami akan memesan secepatnya untuk Anda”, kataku. “Saya khawatir kami tak punya pembeli lagi untuk buku seperti ini kelak.” “Nama saya Thorstein Veblen,” dia lebih mirip bernafas ketimbang mengucapkan ketika menyebut namanya itu (dikutip dari Tilman, 1992:9-10).
Thorstein Veblen meninggal pada 3 Agustus 1929, sebelum terjadi Depresi yang oleh banyak orang dianggap telah diantisipasi dalam karyanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar