Thorsten Veblen dilahirkan di desa
Wisconsin pada 30 juli 1857. Orangtuanya adalah petani miskin keturunan
Norwegia (Dorfman 1966). Thorstein adalah anak keenam dari dua belas
bersaudara. Dia minggat dari tanah pertaniannya dan pada usia 17 tahun mulai
belajar di Carleton College di Northfield, Minnesota. Sejak awal masa
sekolahnya dia menunjukkan perasaan pahit dan humor yang kelak mewarnai
karya-karyanya. Dia bertemu calon istri pertamanya, keponakan Presiden Carleton
College, di sekolah itu (mereka menikah pada 1888). Veblen lulus pada 1880 dan
memperoleh posisi pengajar, tetapi sekolahnya ditutup dan dia pergi ke timur
untuk mempelajari filsafat di Johns Hopkings University. Akan tetapi, dia gagal
mendapatkan beasiswa dan pindah ke Yale dengan harapan mendapatkan bantuan
keuangan untuk studinya. Dia berhasil mendapatkanya dan lulus dengan gelar
Ph.D. dari Yale pada 1884 (salah satu gurunya adalah salah seorang raksasa di
bidang sosiologi, William Graham, Sumner). Akan tetapi, mesti mendapatkan
rekomendasi kuat, dia tak mampu memperoleh posisi di universitas karena,
sebagian keyakinan agnostiknya, kekurangan reputasi profesional dan fakta bahwa
dia dianggap sebagai imigran yang kurang cocok untuk menduduki jabatan di
universitas. Selama beberapa tahun kemudian dia mengatur (dia menghubungkan
penganggurannya ini dengan kesehatannya yang buruk), tetapi pada 1891 dia
kembali ke studinya, kali ini memfokuskan pada ilmu sosial di Cornell
University. Dengan bantuan seorang profesor ekonominya (A. Laurence Laughlin)
yang pindah ke Universitas Chicago, Veblen mampu menjadi fellow di universitas
tersebut pada 1892. Dia banyak bekerja di bidang editorial dengan jurnal
of political economy, salah satu jurnal akademik yang didirikan pada
periode di Chicago Veblen adalah figur marjinal di Chicago, namun dia mengajar
beberapa mata kuliah dan yang lebih penting, mengunakan jurnal of
political Economy sebagai outlet untuk tulisan-tulisannya. Karyanya
juga muncul di outlet lainnya, termasukAmerican Journal Ofsociology,
salah satu jurnal lainnya di Universitas Chicago.
Pada 1899 dia mempublikasikan buku
pertamanya yang kelak menjadi sangat terkenal, The Theory of the
Leissure Class, tetapi posisinya di Chicago tetap lemah. Dalam
kenyataannya, ketika dia meminta kenaikan gaji beberapa dollar, presiden
Universitas mengatakan bahwa dirinya tak akan merasa kecewa jika Veblen pergi
dari universitas. Namun, buku Veblen mendapatkan banyak perhatian, dan Veblen
akhirnya dipromosikan ke posisi asistem profesor. Meski beberapa mahasiswa
merasa pengajarannya memberi inspirasi, namun kebanyakan mahasiswa menganggap
pelajarannya buruk. Salah satu mahasiswanya di Chicago mengatakan bahwa Veblen
“sangat aneh…sering kali bertopang dagu, atau dalam posisi semacam itu, dan
berbicara dengan nada rendah, datar dan monoton, dan cara penyampaian
kuliah-kuliahnya di kelas sangat membosankan” (Dorfman, 1966:248-249). Tidak
aneh jika meski dia memulai kuliahnya dengan dihadiri banyak mahasiswa yang
mendengar ketenarannya, tetapi pada akhir semester mahasiswa yang hadir dapat
dihitung dengan jari.
Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor,
termasuk lantaran perkawinannya yang mendekati bubar dan karena dia
berselingkuh, perbuatan yang dikecam habis di masa Victorian. Pada 1906 Veblen
menjadi profesor pendamping di Stanford University. Berbeda dengan situasi di
Chicago, dia mengajar banyak mahasiswa S1 dan banyak yang menyingkir karena
melihat penampilannya (salah seorang dari mereka mengatakan bahwa dia mirip
“gelandangan”) dan gaya mengajarnya yang menjemukan. Veblen kemudian main
perempuan lagi, yang membuatnya dipaksa mengundurkan diri pada 1909, dan
karenanya dia kemudian sulit mendapatkan posisi sebagai pengajar di lingkungan
akademik. Namun, dengan bantuan kawan dan rekan pengajarnya yang merupakan kepala
jurusan ekonomi di Universitas Missouri, Veblen mendapatkan posisi di sana pada
1911. Dia juga bercerai pada tahun yang sama dan pada 1914 dia menikahi seorang
bekas mahasiswinya.
Jabatan di Missouri adalah jabatan
tingkat rendah dan dia dibayar lebih rendah ketimbang di Stanford. Selain itu
dia membenci kota kecil Columbia, Missouri, yang merupakan tempat universitas
tersebut (yang disebutnya “lubang burung pelatuk” dan “negeri ujung berkarat”
(Dorfman, 1966:306). Namun pada saat dia tinggal di Missouri inilah muncul buku
lainnya yang terkenal The Instinct of Workmanship and the State of the
Industrial Arts (1914). Karir akademik Veblen berguncang lagi ketika
dia pindah ke Washington DC untuk bekerja dengan kelompok yang ditugaskan oleh
Presiden Wilson untuk menganalisa kemungkinan penyelesaian damai untuk Perang
Dunia I. Setelah bekerja untuk U.S. Food Administration, Veblen
pindah ke New York City sebagai salah seorang editor majalah The Dial.
Majalah itu kemudian menggeser orientasinya, dan dalam waktu setahun Veblen
kehilangan jabatannya. Akan tetapi, pada saat itu dia berhubungan dengan New
School for Social Research. Upah disana relatif tinggi (sebagian besar
disumbang oleh salah seorang bekas mahasiswanya di Chicago), dan karena dia
hidup sederhana, pengkritik bisnis Amerika ini mulai menginvestasikan uangnya,
pertama di usaha kebun anggur California dan kemudian di pasar saham.
Veblen kembali ke California pada 1926,
dan sampai tahun berikutnya dia tinggal di California utara. Kondisi ekonominya
berantakan setelah dia kehilangan uang yang dia investasikan di industri kismis
dan sahamnya menjadi tak berharga. Dia mendapat $500 sampai $600 setahun dari
royaltinya, dan bekas mahasiswanya di Chicago masih mengiriminya $500 tiap
tahun.
Veblen boleh dibilang manusia aneh.
Misalnya, dia seringkali duduk selama berjam-jam dan tak banyak ikut atau sama
sekali tak mengikuti percakapan yang ada disekelilingnya. Kawan-kawan dan
pengagumnya menjagokannya sebagai presiden American Economic Association,
tetapi dia menolaknya. Sketsa ringkas berikut ini, yang ditulis oleh penjual
buku, memberikan sedikit pemahaman terhadap lelaki yang rumit ini : Dia
(Veblen) biasa muncul setiap enam atau delapan minggu secara teratur, dia
seorang asketik, misterius….dengan roman anggun. Saya pernah mencoba menarik
minatnya ke ekonomi….saya bahkan pernah mencoba mengenalnya lewat The Theory of
the Leisure Class. Saya jelaskan kepadanya betapa berharganya karya itu untuk
kesadaran sosial…dia mendengarkan dengan penuh perhatian pada apa yang saya
katakan dan lalu pergi seperti salju yng meleleh melalui pintu. Suatu hari dia
memesan buku hymne latin. “Saya akan mencatat nama Anda karena kami akan
memesan secepatnya untuk Anda”, kataku. “Saya khawatir kami tak punya pembeli
lagi untuk buku seperti ini kelak.” “Nama saya Thorstein Veblen,” dia lebih
mirip bernafas ketimbang mengucapkan ketika menyebut namanya itu (dikutip dari
Tilman, 1992:9-10).
Thorstein Veblen meninggal
pada 3 Agustus 1929, sebelum terjadi Depresi yang oleh banyak orang dianggap
telah diantisipasi dalam karyanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar