Para sosiolog Amerika awal beraliran politik
liberal dan tidak konservatif seperti kebanyakan teoritisi Eropa awal. Menurut
Schwendinger dan Schwendinger (1974) menyatakan bahwa teori sosiologi Amerika
awal membantu merasionalkan eksploitasi, imperialisme domestik dan
internasional, serta ketimpangan sosial. Dengan demikian, liberalisme politik
sosiolog awal ini mengandung implikasi konservatif yang sangat besar.Beberapa
faktor yang berperan penting dalam perkembangan teori Amerika adalah
industrialisasi dan urbanisasi. Roescoe Hinkle (1980) dan E. Fuhrman (1980)
melukiskan beberapa konteks dasar yang mendorong bangunan teori yang menyangkut
perubahan sosial. Sementara Arthur Vidich dan Stanford Lyman (1985) menunjukkan
besarnya pengaruh Kristen, terutama ajaran Protestan, terhadap kemunculan
sosiologi Amerika. Menurutnya, sosiologi merupakan ? Respon moral dan intelektual terhadap masalah kehidupan dan terhadap
pemikiran lembaga dan keyakinan orang Amerika ? Ciri lain sosiologi Amerika awal adaah berpaling dari
perspektif historis dan searah dengan orientasi positivistik atau ? Ilmiah ?. Sosiolog Amerika lebih
cenderung mengarah pada upaya studi ilmiah terhadap proses-proses sosial jangka
pendek daripada membuat interpretasi perubahan historis jangka panjang.
Kebanyakan teoritisi Eropa menciptakan teori sosiologi, sedangkan teoritisi
Amerika memanfaatkan landasan teoritis yang sudah disediakan itu.Berikut
tokoh-tokoh yang secara historis berpengaruh terhadap teori sosiologi : Spencer (1820-1903). Spencer lebih berpengaruh terhadap sosiologi
Amerika awal dikarenakan Spencer menulis dalam bahasa Inggris, sedangkn
teoritisi lain tidak. Selain itu ia menulis dalam pengertian nonteknis yang
menyebabkan karyanya mudah diterima oleh kalangan yang lebih luas. Teorinya
bersifat menerangkan bagi masyarakat yang tengan menjalani proses
industrialisasi.
William
Graham Sumner (1840-1910). Pada dasarnya ia menganut pemikiran survival
of the fittest dalam memahami dunia sosial. Seperti
Spencer, ia melihat manusia berjuang melawan lingkungannya dan yang
paling kuatlah yang akan berhasil mempertahankan hidupnya. Sistem teoritis ini
cocok dengan perkembangan kapitalisme karena menyediakan legitimasi teoritis
bagi ketimpangan kekuasaan dan kekayaan yang ada.
Lester F. Ward (1841-1913). Ward menerima gagasan bahwa manusia berkembang dari bentuk yang lebih
rendah ke statusnya yang seperti sekarang. Ia yakin bahwa masyarakat kuno
ditandai oleh kesederhanaan dan kemiskinan moral, sedangkan masyarakat modern
lebih kompleks, lebih bahagia dan mendapatkan kebebasan lebih besar.
Menurutnya, sosiologi tidak hanya bertugas meneliti kehidupan sosial saja,
tetapi harus pula menjadi lmu terapan. Sosiologi terapan ini meliputi kesadaran
yang menggunakan pengetahuan ilmiah untuk mencapai kehidupan masyarakat yang
lebih baik.
Thorstein Veblen (1857-1929). Arti penting gagasannya terdapat dalam bukunya yang berjudul The
Theory of the Leisure Class (1899/1994) memfokuskan pada konsumsi,
bukannya produksi. Jadi karya ini mengantisipasi pergeseran dalam teori
sosiologi dewasa ini yang berpindah dari fokus produksi menuju fokus konsumsi. Aliran ChicagoAlbion Small (1848-1926). Pendiri Jurusan Sosiologi Universitas Chicago tahun 1892. Pendapatnya
mengarah kepada pandangan bahwa sosiologi harus memusatkan perhatian pada
reformasi sosial dan pandangan ini digabungkan dengan keyakinan bahwa sosiologi
haruslah selalu ilmiah. W.I. Thomas (1863-1947). Pernyataan utamanya mucul pada tahun 1918 dengan diterbitkannya hasil
riset ilmiah bersama Florian Znaniecki berjudul The Polish Peasant in
Europe and America. Martin Bulmer melihatnya sebagai studi landmark karena
hasil studinya itu ? Memindahkan sosiologi dari teori abstrak dan riset kepustakaan ke studi
dunia empiris dengan menggunakan sebuah kerangka teoritis. Selain itu terdapat
juga pernyataan psikologi sosialnya yang paling terkenal adalah Bila manusia
mendefinisikan situasi sebagai nyata, maka akibatnya adalah nyata. Penekanannya
adalah pada arti penting apa yang dipikirkan orang dan bagaimana pikirannya itu
mempengaruhi apa yang mereka kerjakan. Sasaran perhatian psikologi sosial
mikroskopik ini bertolak belakang dengan sasaran perhatian perspektif struktur
sosial dan kultural pemikir Eropa seperti Marx, Weber, dan Durkheim. Inilah
salah satu ciri khas produk teoritis aliran Chicago “interaksionisme simbolik”. Robert Park (1864-1944). Ia mengembangkan minat yang
besar dari aliran Chicago terhadap ekologi urban. Bersama
Ernest W. Burgess tahun 1921, ia menerbitkan buku ajar sosiologi pertama yang
berjudul An Introduction to The Science of Sociology.
Charles
Horton Cooley (1864-1929). Ia mempelajari tentang aspek
psikologi sosial dari kehidupan sosial. Cooley menekuni tentang kesadaran.
Yang terkenal adalah konsep cermin diri (the looking glass self), yang menyatakan
bahwa manusia memiliki kesadaran dan kesadaran itu terbentuk dalam interaksi
sosial yang berlanjut. Selain itu adalah konsep kelompok primer, yakni kelompok
yang hubungan antara anggotanya sangat akrab dan bertatap muka dalam arti
saling mengenal kepribadian masing-masing. Baik Cooley maupun Mead menolak
pandangan behavioristik tentang manusia, pandangan yang
menyatakan manusia (individu) memberikan respon secara membabi buta dan tanpa
kesadaran terhadap rangsangan dari luar. Ia menganjurkan sosiolog mencoba
menempatkan diri di tempat aktor yang diteliti dengan menggunakan metode introspeksi
simpatetik untuk menganalisis kesadaran itu. Sosiologi seharusnya
memusatkan perhatian pada fenomena psikologi sosial seperti kesadaran,
tindakan, dan interaksi.
George
Herbert Mead (1863-1931). Pemikiran Mead perlu dilihat dalam konteks
behaviorisme psikologi tentang pemusatan perhatian pada aktor dan perilakunya.
Setelah kematian Mead dan pindahnya Park, mulai memudar Sosiologi Chicago.
Selain itu, sekelompok wanita juga membentuk
organisasi reformasi sosial serta mengembangkan teori sosiologi rintisan.
Diantara wanita itu adalah Jane Adams (1860-1935), C. P. Gilman (1860-1935), A.
J. Cooper (1858-1964), Ida W. Barnett (1862-1931), Marianne Weber (1870-1954) dan
B.P. Webb (1858-1943). Ciri-ciri utama teori mereka yang sebagian dapat
menjelaskan bahwa teori itu mereka kemukakan dalam rangka upaya membangun
sosiologi profesional. Karena perkembangan disiplin sosiologi meminggirkan
sosiolog dan teoritisi sosiologi wanita, metode riset mereka sering dipadukan
dengan praktik yang mereka lakukan sendiri, dan aktivitas para wanita itu
dijadikan sebagai alasan untuk menetapkan mereka sebagai ? Bukan sosiolog ?.
W.E.B. Du Bois (1868-1963) dan Teori Ras. Ia tertarik pada ide-ide abstrak demi melayani hak-hak sipil, terutama
untuk orang-orang Afrika Amerika. Studinya, The Philadelphia Negro(1899/1996),
terhadap tujuh distrik di Philadelphia dan terkenal sebagai etnografi
rintisan. Teorinya yang terkenal The Soul of Black Folk serta veil (selubung)
yang menciptakan separasi yang jelas antara orang Afrika-Amerika dan kulit
putih. Selain itu teori kesadaran ganda (double conciousness), perasaan
akan “ke-dua-an� atau perasaan di pihak Afrika-Amerika yang melihat
dan mengukur diri sendiri melalui mata orang lain.
Pitirim
Sorokin (1889-1968). Ia mendirikan jurusan sosiologi di Harvard dan
mengangkat Talcot Parsons sebagai instruktur sosiologi.
Talcot Parsons (1902-1979). Pada tahun 1937, ia menerbitkan buku yang berjudul The Structure of
Social Action. Buku ini penting karena: pertama, memperkenalkan
teori-teori besar Eropa ke kalangan luas di Amerika. Kedua, Ia memusatkan
perhatian pada karya Durkheim, Weber,dan Pareto. Ketiga, menjadi tonggak
penyusunan teori sosiologi sebagai kegiatan sosiologi yang penting dan
sah. Keempat, Ia menekankan penyusunan teori sosiologi khusus
yang telah berpengaruh besar terhadap sosiologi. Ia lebih memusatkan perhatianpada sistem sosial dan fungsionalis
struktural. Kekuatannya terletak pada hubungan antara struktur sosial berskala
besar dan pranata sosial. Buku lainnya berjudul The Social System(1951),
berkonsentrasi pada struktur masyarakat dan pada antarhubungan berbagai
struktur itu. Perubahan dipandang sebagai proses yang teratur dan Parsons
akhirnya menerima pemikiran neorevolusioner tentang perubahan sosial.
George Homans (1910-1989). Ia mencetuskan teori Pareto dan kemudian dijadikan buku yang
bejudul An Introduction to Pareto(ditulis bersama Charles Curtis)
tahun 1934. Selain itu, ia mengemukakan teori behaviorisme psikologi.
Berdasarkan perspektif ini, ia membangun teori pertukaran.Di sini Harvard dan
produk teoritis utamanya, fungsionalisme struktural, menjadi dominan dalam
sosiologi di akhir tahun 1930-an dan menggantikan aliran Chicago dan
interaksionisme simbolik. Herbert Blumer (1900-1987). Ia menciptakan ungkapan symbolic interactionism pada
tahun 1937.Pada tahun 1900-an hingga 1930-an teori Marxian berkembang, disertai
kemunculan aliran kritis atau aliran Frankfurt. Teori kritis menggabungkan
pemikiran Marx dan Weber yang menciprakan istilah ? Marxisme Weberian ?. Aliran ini menggunakan teknik penelitian ilmiah yang dikembangkan oleh
sosiolog Amerika untuk meriset masalah minat terhadap pemikiran Marxis.
Teoritisi kritis berupaya menyatukan teori yang berorientasi Freudian dengan
pemikiran Marx dan Weber di tingkat sosialdan kultural. Karl Manheim (1893-1947). Ia terkenal karena membedakan
antara dua sistem gagasan ideologi dan utopia. Ideologi
adalah sistem gagasan yang mencoba menyembunyikan dan melestarikan keadaan kini
dengan menginterpretasikannya dari sudut pandang masa lalu. Sebaliknya, utopia
adalah sistem gagasan yang mencoba melampaui keadaan kini dengan memusatkan
perhatian pada masa datang.Teori Sosiologi dari Pertengahan
Abad 20 Era 1940-an dan 1950-an adalah
tahun paradoks antara puncak dominasi dan awal kemerosotan fungsionalisme
struktural. George Huaco (1986) mengaitkan pertumbuhan dan kemerosotan fungsionalisme struktural
dengan posisi masyarakat Amerika dalam tatanan dunia. C. Wright Mills (1916-1962). Ia menerbitkan dua karya utama:
pertama, White Collar yakni pekerja berkerah putih.
Kedua, The Power Elite (1956) merupakan buku yang menunjukkan
betapa Amerika didominasi oleh sekelompok kecil pengusaha, politisi dan
pimpinan tentara. Selain itu, ia menerbitkan buku yang berjudul The
Sosiological Imagination (1959). Buku ini mengandung kritikan keras Mills terhadap Parsons dan terhadap
praktik teori besarnya.
Dahrendorf . Karya
utamanya Class and Class Conflict in Indutrial Society (1959)
berpengaruh dalam teori konflik karena banyak menggunakan logika
struktural-fungsional yang memang sesuai dengan logika sosiolog aliran utama.
George Homans (1910-1989). Lahirnya teori pertukaran dan ia menggunakan pendekatan behaviorisme
paikologi Skinner. Ia menerbitkan buku Social Behavior: Its Elementary
Forms. Menurutnya jantung sosiologi terletak dalam studi interaksi dan
perilaku individual. Perhatian utamanya lebih tertuju pada pola-pola penguatan
(reinforcement), sejarah imbalan (reward), dan biaya (cost)
yang menyebabkan orang melakukan apa-apa yang mereka lakukan.
Erving Goffman (1922-1982). Pernyataan paling terkenal Goffman tentang teori dramaturgis berupa
buku Presentation of Self in Everiday Life, diterbitkan tahun 1959.
Menurutnya interaksi dilihat sangat rapuh, dipertahankan oleh kinerja sosial.
Kinerja sosial yang buruk atau kacau merupakan ancaman besar terhadap interaksi
sosial sebagaimana yang terjadi pada pertunjukan teater. Alfred Schutz (1899-1959). Ia memusatkan perhatian pada
cara orang memahami kesadaran orang lain sementara mereka hidup dalam aliran
kesadaran mereka sendiri. Ia juga menggunakan perspektif intersubjektivitas
dalam pengertian lebih luas untuk memahami kehidupan sosial, terutama mengenai
ciri sosial pengetahuan. Secara keseluruhan Schutz memusatkan perhatian pada
hubungan dialektika antara cara individu membangun realitas sosial dan realitas
kultural yang mereka warisi dari para pendahulu mereka dalam dunia sosial.Bila
para sosiolog fenomenologi cenderung memusatkan perhatian pada apa yang
dipikirkan orang, sosiolog etnometodologi mencurahkan perhatian pada studi
terinci tentang percakapan orang. Etnometodologi pada dasarnya adalah studi
tentang kumpulan pengetahuan berdasarkan akal sehat dan rangkaian prosedur dan
pertimbangan (metode) yang dapat dipahami anggota masyarakat biasa dan yang
mereka jadikan sebagai landasan untuk bertindak.Akhir 1960-an ditandai
perkembangan teori Marxian dalam teori sosiologi Amerika. Dan berawal di
penghujung 1970-an, muncul teori baru yang menantang teori sosiologi yang sudah
mapan dan bahkan menantang sosiologi Marxian sendiri. Cabang pemikiran sosial
radikal terakhir inilah yang dimaksud dengan teori feminis kontemporer. Teori
feminis melihat dunia dari sudut pandang wanita untuk menemukan cara yang
signifikan, tetapi tak diakui dimana aktivitas wanita yang disubordinasikan
berdasarkan jender dan dipengaruhi oleh berbagai praktik stratifikasi seperti
kelas, ras, umur, heteroseksual yang dipaksakan, dan ketimpangan geososial
membantu menciptakan dunia. Teori ini berinteraksi dengan perkembangan aliran
post-strukturalis dan post-modern. Ketika strukturalisme tumbuh di dalam
sosiologi, di luar sosiologi berkembang pula post-strukturalisme. Michael Foucault (1926-1984). Ia memusatkan perhatian pada
struktur, tetapi kemudian ia beralih keluar struktur, memusatkan perhatian pada
kekuasaan dan hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan. Perkembangan Terkini dalam Teori Sosiologi banyak karya dalam teori sosiologi Amerika yang memusatkan perhatian pada
hubungan antara teori-teori mikro dan makro serta menyatukan antara berbagai
tingkat analisis. Ada empat tingkatan utama analisis sosial yang harus
dijelaskan menurut cara yang terintegrasi: subjektivitas makro, objektivitas makro,
subjektivitas mikro, dan objektivitas mikro.Sejalan dengan pertumbuhan minat
terhadap analisis integrasi mikro-makro di Amerika, di Eropa orang memusatkan
perhatian pada analisis integrasi agen-struktur. Ada empat upaya analisis utama
dalam teori sosial Eropa masa kini yang dapat dihimpun :
ü Teori strukturisasi Anthony Gidden (1984), melihat agen
dan struktur sebagai dualitas, artinya keduanya dapat dipisahkan satu sama
lain.
ü Margaret Archer (1982) menolak pendapat
yang menyatakan agen dan struktur dapat dipandang sebagai dualitas, tetapi
lebih melihatnya sebagai dualisme.
ü Piere Bourdieu dalam bukunya, masalah
agen-struktur diterjemahkan menjadi pemusatan perhatian terhadap hubungan
antara habitus dan bidang atau lapangan (field).
ü Jurgen Habermas menjelaskan masalah
agen-struktur di bawah judul ? Kolonisasi kehidupan-dunia ?. Gerakan di atas membuka jalan untuk gerakan lebih luas menuju sintesis
teoritis yang dimulai sekitar awal tahun 1990-an. Terdapat dua aspek khusus
karya sistesis baru dalam teori sosiologi. Pertama, sintesis yang sangat luas
dan tak terbatas pada upaya sintesis yang terpisah. Kedua, sintesis yang
bertujuan menyintesiskan pemikiran teoritisi yang relatif sempit dan tidak
mengembangkan teori sintesis besar yang meliputi semua teori sosiologi. Semua teoritisi klasik besar (Marx, Weber, Durkheim, dan Simmel)
memikirkan dunia modern.
ü Anthony Giddens menggunakan istilah seperti
modernitas ? Radikal ? Atau ? Tinggi ?. Ia melihat modernitas sekarang
sebagai ? Juggernaut ? Yang lepas kontrol.
Menurut Ulrich Beck (1992),
modernitas yang baru muncul ini paling tepat dilukiskan sebagai ? Masyarakat
berisiko ?. Jurgen Habermas melihat
modernitas sebagai proyek yang belum selesai. Sedangkan post-modernitas adalah
sejarah baru yang dianggp telah menggantikan era modern atau modernitas. Teori
sosial post-modern adalah cara berpikir baru tentang
post-modernitas, dunia sudah demikian berbeda sehingga memerlukan
cara berpikir yang sama sekali baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar