Karya biografi
dan auto biografi berguna membantu kita dalam memahami karya teoritis sosiologi
pada umunya. Thomas hankin, sejarah ilmu menjelaskan sebagai berikut : Biografi lengkap seorang ilmuan,
yang tak hanya meliputi kepribadian saja, tetapi juga mengenai karya ilmiah dan
konteks sosial dan intelektual di zamannya… masih tetap menjadi cara yang
terbaik untuk menemukan masalah yangmengelilingi tulisan tentang sejarah ilmu
…ilmu di ciptakan oleh individu, tetapi banyak di antara karya ilmiah itu yang
di dorong oleh kekuatan dari luar, yang berpengaruh melalui ilmuan itu sendiri.
Biografi adalah lensa kesustraan, dengan lensa ini kita dapat melihat proses
penciptaan ilmu dengan cara yang terbaik. (Hankins,
1979;14).
Apa yang di
tegaskan oleh Hankins mengenai ilmu pada umunya menjelaskan orientasi saya atas
biografi teoritis sosiologi, termasuk diri saya sendiri, guntingan auto
biografi ini di rencanakan untuk memberikan kesan bahwa biografi dapat di
manfaatkan sebagai alat untuk analisis metateoritis.
Walau saya
telah mengajar di jurusan sosiologi selama lebih dari 30 tahun dan telah
menulis sejumlah besar buku kajian sosiologi di seluruh dunia, namun tak
satupun gelar sarjana saya bukan di bidang sosiologi. Keterbatasan latar
belakang sosiologi di bidang sosiologi ini mendorong saya untuk mempelajari
sosiologi secara umum dan teori sosiologi secara khususnya. Upaya studi
metateori ini juga, sekutrangnya dalam satu hal,di bantu dengan kerja keras
untuk memahami terori sosiologi. Karena saya tak dididk menurut satu “aliran
“khusus. Saya mempelajari teori sosiologi dengan hanya berbekal sedikit
konsepsi dan bias,barang kali saya adalah pelajar dari seluruh “aliran
pemikir”; keseluruhanya memberikan keuntungan yang sama bagi pemahaman teoritis
saya.
Karya metateori
petertama saya,sociology; A Multiple science (1075), tak hanya berupaya
menyusun pradigma sosiologi yang terpisah-pisah dan sering bentrok (konflik)
satu sama lain itu tetapi juga mencoba membahas kemungkinan untuk
munghubungkan,menjembatani,menyatukan dan menggunakan pradigma sosiologi yang
beragam itu.merasa tak enak dengan konflik paradigmatis itu, saya ingin melihat
suasana yang lebihharmonis dan rukun dalam sosiologi. Hasrat itulah yang
mendorongsaya menerbitkan buku Toward an integrated sociological paradigm
(1981a); di dalamnya saya lebih memusatkan perhatian sepenuhnya pada sebuah
padigma yang terintegrasi. Di tahun belakangan ini, minat terhadap penyelesaian
konflik teoritis mendorong saya memusatkan perhatian pada integrasi mikro-makro
(1990a) dan integrasi keagenan-struktur (Ritzer dan Gindolf, 1994) maupun pada
maslah yang lebih luas yakni pad admaslaah sintesis teoritis(1990b). minat saya
terhadap karya metateoritis di jelaskan oleh Hasrat saya untuk memahami teori
dengan lebih baik dan untuk menyelesaikan konflik dalam teori sosiologi. Dalam
buku saya metatheorizing (1992b) saya telah mengemukan perlunya studi
sistematis atas teori sosiologi,saya percaya bahwa kita perlu lebih banyak
melakukan studi itu untuk memahami teori dengan lebih baik, menghasilkan teori
baru, dan perspektif teoritis yang lebih luas jangkauanya (metateori) studi
metateoritis juga beroreantasi untuk menjernikan masalah yang di pertentangkan,
menyelesaikan perselisian pendapat dan untuk menemukan peluang lebih besar dalam
mencapai sistesis dan integrasi.
Setelah
bertahun-tahun berusaha menerangkan sifat teori sosiologi, pada awal 1990-an
saya mulai cemas dengan abstraksi karya metateoritis, sehingga saya berusaha
mengaplikasikan berbagai teori yang telah saya pelajari kepada aspek-apek
konkret dari dunia sosial. Saya pernah sedikit melakukannya pada 1980-an ,
menerapkan teori Weber pada rasionalisasi restoran Fasr-Fod (1893) dan profesi
medis (Ritzer dan Walczak,1988). Saya merevisi esai 1982 tersebut. Dan hasilnya
adalah sebuah buku The McDonaldization of Society (1993, 1996, 2000a) yang
menyatakan bahwa sementara birokrasi menjadi paradikma rasionalisasi formal di
era Weber, yang menjadi model paradikma birokrasi dalam masyarakat moderen
adalah restoran cepat saji (esai tambahan untuk topik ini di jumpai dalam the
McDonaldization Thyesis[1998].) dalam expressing America; A Critique of ther
Global Credit Card Society (1995) saya mengalihkan pada fenomena ekonomi
sehari-hari kita, yang saya analisis bukan dari perspektif teori rasionalitas,
tetapi dari perspektif lain , termasuk ide teoritis tentang uang dari Georg
Simmel.
Karya tentang restoran fast-fod dan kartu kredit ini membawa kepada kesadaran bahwa apa yang sesungguhnya menjadi minatr saya adalah sosiologi konsumsi, yang belum banyak di kembangkan di Amerika Serikat, setidaknya di bandingkan dengan Great Britain dan negara eropa lainnya. Ini menghasilkan enchanting a Disenchanted Word Revolutionizing the Means of consumption (1999), di mana saya menggunakan teori Weberian- Marxian , dan teori post - modern untuk menganalisa alat konsumsi baru (superstore, megamall, cybermall, televisi Home-Shopping, Kasino, Taman Hiburan, dan kapal pesiar, dan juga restouran Fast Fod, dan waralaba lainnya)yang menjadi cara forang Amerika dan di belahan dunia lainya mengkonsumsi barang dan jasa.
Karya tentang restoran fast-fod dan kartu kredit ini membawa kepada kesadaran bahwa apa yang sesungguhnya menjadi minatr saya adalah sosiologi konsumsi, yang belum banyak di kembangkan di Amerika Serikat, setidaknya di bandingkan dengan Great Britain dan negara eropa lainnya. Ini menghasilkan enchanting a Disenchanted Word Revolutionizing the Means of consumption (1999), di mana saya menggunakan teori Weberian- Marxian , dan teori post - modern untuk menganalisa alat konsumsi baru (superstore, megamall, cybermall, televisi Home-Shopping, Kasino, Taman Hiburan, dan kapal pesiar, dan juga restouran Fast Fod, dan waralaba lainnya)yang menjadi cara forang Amerika dan di belahan dunia lainya mengkonsumsi barang dan jasa.
Capital Global dari McDonald dan McDonaldisasi, kartu kredit, dan
alat-alat konsumsi baru membawa saya pada minat Globalisasi dan menghasilkan
buku Globalization of Nothing (2004), sementara saya tidak bisa mengesampingkan
isue metateoritis, dan sesungguhnya baru-baru ini saya membahasnya (Ritzer,
2001) rencana saya sekarang adalah melanjutkan penggunaan teori untuk
memikirkan dunia kontemporer, khususnya konsumsi dan globalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar