Senin, 25 Maret 2013

Mendownload Gratis - Berbagi Edukasi

Berikut Kumpulan-kumpulan File (pdf) Beberapa Matakuliah Seperti Ekonomi Pembangunan, Sosiologi Gender, Sistem Ekonomi Indonesia, Metode Penelitian Kualitatif, Sistem Politik Indonesia, Sistem Sosial Budaya Indonesia, Sosiologi Keluarga :

Ekonomi Pembangunan

ABHIJIT VINAYAK BANERJEE - UNDERSTANDING POVERTY
silakan download : klik disini
AMARTYA SEN - DEVELOPMENT AS FREEDOM
silakan download : klik disini
E. WAYNE NAFZIGER - ECONOMIC DEVELOPMENT
silakan download : klik disini
JAGDISH BHAGWATI - IN DEFENSE OF GLOBALIZATION
silakan download : klik disini
JOSEPH STIGLITZ-FAIR TRADE FOR ALL - HOW TRADE CAN ROMOTE DEVELOPMENT
silakan download : klik disini
WILLIAM EASTERLY - REINVENTING FOREIGN AID
silakan download : klik disini

Sosiologi Gender

Gender Dalam Pembangunan
silakan download : klik disini
Pengantar Gender
silakan download : klik disini

Sistem Ekonomi Indonesia

International Journal Of Economy Science
silakan download : klik disini
Variable Demand Elasticities And Tariff Liberalization
silakan download : klik disini

Metode Penelitian Kualitatif

Kualitatif
silakan download : klik disini
Landasan Filsafat Dan Metode Penelitian Kualitatif
silakan download : klik disini

Sistem Politik Indonesia

Penilaian Demokratisasi Di Indonesia
silakan download : klik disini
Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
silakan download : klik disini

Sistem Sosial Budaya Indonesia

Negara Bangsa Dan Masyarakat
silakan download : klik disini
Negara Dan Pengusaha
silakan download : klik disini
Strategi Pembangunan Kerakyatan
silakan download : klik disini

Sosiologi Keluarga

Tindak Kekerasan Terhadap Anak Perempuan Pada Saat Pemilihan Jodoh
silakan download : klik disini



Untuk bertarung menuju SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) tahun 2013 ini dibutuhkan latihan-latihan soal seperti :
  • Tes Potensi Akademik (TPA).
  • Tes Kemampuan Dasar Umum (TKDU) terdiri atas kemampuan Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
  • Tes Kemampuan Dasar Saintek (TKD Saintek) terdiri atas kemampuan Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika.
  • Tes Kemampuan Dasar Sosial dan Humaniora (TKD Soshum) terdiri atas kemampuan Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi.
Silakan download latihan-latihan soal berikut :

Semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman, pesan saya tidak lolos SBMPTN bukan berarti dunia runtuh dan enggan melanjutkan kuliah. Tetap lanjutkan hidup anda dan cobalah jalur-jalur lain di PTN atau PTS. Tetap semangat...!!!

Cekidot...!!!
(Foto Kartu Ujian SNMPTN Tulis 2011 - Saya)
...Alhamdulillah lolos di pilihan pertama...
-Sebuah mimpi yang terwujud-
"Sosiologi Universitas Airlangga"

Sabtu, 09 Maret 2013

Rakyat Kecil Dipermainkan oleh Para Wakil Rakyat


Puisi Chairil anwar yang berjudul “AKU” memang sangat termahsyur. Hampir semua siswa SMP dan SMU di era 80-an sampai 90-an bahkan era-era sebelumnnya dipastikan mengingat satu kalimat pada puisi itu “Aku ini binatang jalang dari kumpulannya yang terbuang”. Setelah bertahun-tahun lewat, kalimat “Aku ini binatang jalang“ mengingatkanku pada nasib rakyat Indonesia beberapa tahun belakangan. Ketika hajatan pemilihan umum digelar, baik itu pemilih presiden maupun legislatif.
Menjelang pemilu, rakyat yang selama ini di acuhkan dipinggirkan bahkan dilupakan menjadi komoditas yang paling dicari. Semua calon kandidat tiba-tiba mengaku dan merasa dekat dengan rakyat kecil, orang pinggiran, manusia yang selama ini tidak jadi prioritas, dan luput dari perhatian. Drama pun digelar oleh para politisi ini. Ada yang jadi tukang becak dadakan, ada yang bermalam dirumah petani miskin, ada yang berjanji menyekolahkan anak-anak orang miskin sampai perguruan tinggi, ada yang makan nasi bungkus bersama-sama di warteg. Pendek kata kesan glamor hilang dari para politisi ini, bahkan ada yang memeluk petani yang berkeringat dan baru pulang dari sawah. Semuannya menunjukan bahwa mereka peduli, bahwa mereka adalah bagian dari rakyat yang tidak berpunya. Hampir 24 jam televisi mengiklankan "keakraban para politisi, petinggi partai dengan rakyat miskin”. Seolah-olah tidak ada jarak dan kelas diantara mereka. Kelihatannya semua begitu natural, seperti sahabat lama yang tidak pernah bertemu bertahun-tahun dan kemudian bersama-sama menggali kenangan-kenangan indah yang pernah dijalani bersama. Mengapa para politis dan petinggi partai melakukan hal yang berlawanan 1000 derajat dengan “kebiasaaan berkelas meraka” ? semua orang sudah tahu jawabannya. Apalagi kalau bukan untuk mendapatkan dukungan dan suara sebanyak-banyaknya demi melanggengkan kedudukan mereka dipuncak kekuaasaan.
Drama para politisi ini sesungguhnya memuakan. Mungkin sebaiknya survey mengenai “seberapa seringkah anda secara otomatis memindahkan channel anda ketika para politisi gombal berpura-pura menyatu dengan rakyat” ? Saya yakin, jawaban polling akan secara signifikan menunjukan tingginnya angka kemuakan terhadap perilaku pamer kemesraan mereka dengan rakyat miskin menjelang pemilu. Yang menjadi pertanyaan mungkin, mengapa mereka bersusah payah mengubah jalan hidup mewah dan memasang muka manis kepada masayarakat ? Jawabannya tentu saja sesederhana pertanyaanya “bahwa setengah rakyat indonesia adalah orang miskin. Setengah dari 250 juta, berati 125 juta. Ini yang tidak dirilis BPS. Kenapa saya begitu yakin setengah penduduk Indonesia miskin menurut para politisi ini ? Karena para politisi itu bukan orang bodoh, mereka punya lembaga survey, punya hubungan dengan universitas, dan para penelitinnya. Mereka mengetahui jumlah riil penduduk miskin ketimbang BPS. Seandainya jumlah penduduk miskin seperti yang dilansir BPS Cuma 30 juta, maka mereka tidak akan berepot ria memoles dan mengubah citra mereka ke orang-orang miskin itu dalam hal ini masyarakat kebannyakan. Kalau jumlah orang tidak miskin 120 juta, maka tidak perlu repot-repot berbaur dengan masyarakat yang tidur di gubuk reot dan sering makan nasi aking. Mereka pasti memiliki cara jitu lain dalam mendekati dan menebar pesona kepada masyarakat kelas menengah itu. Bikin arisan orang kaya kah, atau apalah. Tapi mereka tahu, basis massa dan kantong suara sesungguhnya ada di masyarakat kelas bawah yang kemudian menjadi “KOMODITAS” pada setiap putaran pemilu.
Sehingga, tidak salah kalau kemudian nasib masyarakat itu setelah pemilu persis apa yang di ungkapkan “Chairil Anwar” Aku ini binatang jalang dari kumpulannya yang terbuang. Mau bukti, lihat saja setelah Pemilu usai, mana ada yang betah makan di warteg bersama para buruh ? Tidak ada lagi pejabat yang memakai Rolex terlihat membawa becak dijalanan. Nginapnya bukan lagi dirumah petani miskin di desa nun jauh disana yang tidak dialiri listrik. Kembali lagi ke habitat, nginap di hotel bintang lima yang tarifnnya semalam setara dengan harga kebun sang petani. Maka, sebagai orang yang punya pendidikan sedikit, kita mesti berbuat sesuatu dan mengcounter para politikus busuk semcam ini. Penyadaran perlu dilakukan di akar rumput walaupun dengan cara-cara sederhana. Semoga di pemilu 2014, nasib rakyat indonesia tidak lagi seperti puisi Chairil Anwar……………….”aku ini binatang jalang dari kumpulannya yang terbuang”.

Tiga Fungsi yang Harus Diemban Para Anggota Dewan yang Terhormat


Cobaan demi cobaan terus mendera Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Repubik Indonesia belakangan ini. Mulai dari kasus korupsi, kunjungan ke luar negeri yang didaulat sebagai pemborosan, renovasi dan pembangunan gedung baru yang biayanya dianggap terlalu berlebihan, produktifitas legislasi yang rendah, kapasitas anggota DPR yang dianggap tidak mumpuni, dll. Walaupun beberapa kritikan dan masukan ada yang valid, namun dengan berbagai sorotan yang terus mendera muncul pula analisa bahwa serangan atas citra DPR merupakan bagian rencana terkoordinir guna mendelegitimasi DPR sebagai sebuah lembaga negara. Baik itu kritik konstruktif ataupun serangan bermotif, kualitas DPR sebagai salah satu kaki dari trias politica memang perlu terus ditingkatkan. Namun untuk melakukan itu perlu dipahami secara utuh fungsi dan manfaat keberadaan DPR dalam sistem politik Indonesia.
Di tahun 2013, sesuai peraturan KPU No 18/2012 tentang tahapan pemilu legislatif, akan dimulai proses administrasi penentuan Daftar Calon Sementara (DCS) dan Daftar Calon Tetap (DCT) untuk masing-masing partai politik (parpol). Daftar tersebut bukan hanya akan memuat nama tapi sebenarnya juga akan memuat harapan. Bagi parpol, daftar tersebut akan memuat harapan bahwa calon-calon legislatif (caleg) yang bisa menguatkan pendulangan suara parpol di pileg 2014 guna menghasilkan pegangan yang kuat, secara kuantitatif dan kualitatif di DPR nantinya. Bagi para caleg sendiri, daftar tersebut akan memuat harapan mereka masing-masing guna mewujudkan mimpinya di dunia politik. Baik itu mimpi ideologis atau mimpi kepentingan pribadi. Bagi rakyat di masing-masing daerah pemilihan (dapil), daftar tersebut memuat harapan mereka agar ada wakil-wakilnya yang bisa memperjuangkan aspirasi rakyat di dapil-dapil tersebut.
Pasca keanehan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) di tahun 2009 yang menyatakan pileg menggunakan cara suara terbanyak, yaitu caleg terpilih menjadi anggota DPR bukan berdasar nomer urut tapi jumlah suara yang secara individu diperoleh. Sudah hampir pasti di masing-masing dapil akan terjadi jeruk makan jeruk. Maksudnya setiap caleg tidak hanya akan merasa harus bertarung dengan caleg dari parpol lain, namun juga dari parpolnya sendiri. Dari peperangan Bharata Yuda para caleg inilah akan lahir anggota-anggota DPR yang selama lima tahun yang akan menyandang harapan parpol. Dirinya sendiri dan pemilih di dapil masing-masing dalam koridor tiga fungsi mereka sesuai UUD 1945, UU No 27/2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3), Tata Tertib DPR, dan tentu platform (landasan) masing-masing parpol. Ketiga fungsi tersebut adalah fungsi legislatif, fungsi pengawasan, dan fungsi anggaran.
Fungsi yang pertama, legislatif, dapat dikatakan sebagai fungsi utama dari anggota DPR. Fungsi ini yang membuat mereka dikenal dalam bahasa politik internasional sebagai legislator atau law maker. Fungsi inilah yang memungkinkan, dan mengharuskan, anggota DPR untuk terlibat dalam proses pembuatan dan pengesahan Undang-Undang (UU). Fungsi ini yang memberikan validitas kepada kritik atas kuantitas dan kualitas legislasi, atau UU, yang dihasilkan DPR setiap tahunnya.
Fungsi yang kedua, pengawasan, adalah fungsi yang memang terkandung dalam semangat trias politica (eksekutif, legislatif, yudikatif) yaitu check & balance serta pemisahan kekuasaan (separation of power). Sesuai dengan sejarah Indonesia di masa Orde Baru (Orba) yang kekuatan eksekutif-nya begitu besar, fungsi pengawasan DPR turut mewakili semangat sejarah bangsa. Yaitu agar lembaga legislatif tidak lagi hanya sekedar menjadi lembaga pemberi stempel persetujuan (stamp of approval) basa basi atas tindak laku lembaga eksekutif. Itu sebabnya di dalam UUD 1945 dan berbagai UU, pemerintah dalam mengambil berbagai keputusan yang sifatnya strategis harus berkonsultasi terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari DPR. Fungsi pengawasan juga memberikan mandat rakyat kepada para anggota DPR guna mengawasi bila ada pelanggaran UU dan ketidakadilan yang terjadi di tengah kehidupan rakyat. Fungsi ini mengharuskan anggota DPR menjadi sebuah menara mercusuar yang memberikan panduan kepada kapal eksekutif dan peringatan bila kapal yang mengangkut rakyat Indonesia tersebut sedang berlayar ke arah yang salah atau membahayakan.
Fungsi yang ketiga, anggaran, adalah fungsi yang seringkali menjadi sumber kontroversi akhir-akhir ini terutama terkait keterlibatan DPR dalam proses penyusunan anggaran hingga tingkat Satuan Tiga (dokumen anggaran yang memuat deskripsi program dan rincian alokasi pagu anggaran per program). Kewenangan tersebut oleh beberapa pihak dianggap sebagai biang keladi permainan anggaran yang dikatakan terjadi di DPR. Sejak tahun 2008, pihak pemerintah selaku pelaksana anggaran telah menyerukan agar DPR tidak lagi memiliki wewenang untuk membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Satuan Tiga. Akan tetapi yang orang tampaknya lupa, sejarah negara Indonesia di masa orde baru telah mengajarkan serta mengingatkan kita bahwa lembaga eksekutif janganlah diberi keleluasaan yang terlampau besar dalam menyusun anggaran, tanpa adanya mekanisme pengawasan dari DPR. Singkatnya, keterlibatan DPR dalam pembahasan APBN hingga Satuan Tiga adalah produk sejarah reformasi Indonesia. Selain itu tanpa fungsi anggaran, DPR akan menjadi macan tanpa taji ketika melaksanakan fungsi pengawasannya. Keberadaan fungsi anggaran bisa digunakan DPR sebagai salah satu bentuk reward & punishment terhadap penilaian kinerja pemerintah atau institusi yang menjadi mitra kerja di komisinya masing-masing. Walaupun begitu bila memang semangat jaman sekarang memandang keterlibatan DPR hingga Satuan Tiga belum cukup menjamin akuntabilitas penyusunan anggaran, mungkin diperlukan penambahan mekanisme pengawasan anggaran namun tentunya bukan pengurangan mekanisme yang menyeret kita mundur ke praktik penyusunan anggaran era Orde Baru.
Permasalahannya faktor keterpilihan seorang caleg seringkali tidak mengandung pertimbangan kemampuannya untuk nanti menjalankan fungsi legislatif, pengawasan, dan anggaran sebagai anggota DPR. Faktor kedekatan, keterkenalan, dan janji-janji lebih menjadi pertimbangan pemilih di lapangan kala kampanye perang Bharata Yuda pileg berlangsung. Kita tidak bisa menyalahkan pemilih sepenuhnya, melainkan parpol dan caleg sendiri yang harus menjadi lebih baik. Mulai dari tahap penjaringan caleg serta pendidikan politik oleh parpol, hingga kesadaran dari caleg itu sendiri untuk menyiapkan kapasitas dirinya menjalankan tiga fungsi anggota DPR.
Ketiga fungsi anggota DPR, legislatif, pengawasan, dan anggaran, mengerucut kepada satu manfaat penting keberadaan mereka dalam sistem demokrasi Indonesia, yaitu anggota DPR secara kolektif sebagai pemberi solusi. Di fungsi legislatif, anggota DPR diharapkan memberi solusi bersama pemerintah menyusun payung hukum yang dapat menyelesaikan masalah tertentu. Di fungsi pengawasan, anggota DPR diharapkan memberi solusi alternatif dari pelaksanaan program atau pengambilan kebijakan pemerintah agar apa yang dijalankan benar-benar menyelesaikan masalah yang ada di rakyat. Di fungsi anggaran, anggota DPR diharapkan memberi solusi agar alokasi anggaran negara dapat benar-benar menyejahterakan kehidupan rakyat.
Satu manfaat tersebut yang saat ini sangat dinantikan dan diharapkan orang agar lahir dari DPR, baik sebagai anggota maupun kesatuan institusi. Walaupun negara kita sudah masuk G-20, masih begitu banyak masalah yang membutuhkan solusi. Mulai dari korupsi, pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, terkikisnya identitas bangsa, dan lain lain. Solusi-solusi atas berbagai masalah itu yang ditunggu dari anggota DPR.

Logat Bicara Anggun Tidak Cocok dengan Telinga Orang Indonesia


Anggun C. Sasmi dikenal sebagai penyanyi Indonesia yang go internasional. Jejak Anggun hingga kini pun diikuti banyak penyanyi muda. Salah satunya adalah Agnes Monica. Kehadiran Anggun kini dapat dinikmati dalam ajang galatama atau performance audisi penyanyi berbakat X-factor.
Sayangnya setelah saya perhatikan dalam beberapa kali penampilan, komentar-komentar Anggun terasa jauh dari namanya yangAnggun. Saya merasa yakin bahwa Anggun mengalami kesulitan memilih padanan kata yang tepat untuk menunjukkan apresiasinya terhadap penyanyi yang berpenampilan bagus dan maksimal.
Misalnya komentar Anggun kepada Fatin. “Kamu kurang ajar banget” atau komentar lain seperti “Kamu nyebelin” bahkan kata-kata yang terdengar lebih kasar seperti “sialan” diucapkan oleh Anggun dengan enteng tanpa tendeng aling-aling.
Entah kenapa setelah Anggun mengucapkan kata-kata itu sebenarnya dia terlihat merasa bersalah. Apalagi jumat malam lalu Anggun keceplosan mengatakan bahwa “hidup tak seindah paha Cherrybelle”. Sayangnya kata-kata Anggun dengan mudah diimitasi oleh Rossa. Saya pun yakin Bebi dan Dhani merasa jengah ketika Anggun dan Rossa berucap kasar. Terlihat dari air mukanya yang berubah.
Saya merasa senang karena Dhani dan Bebi cukup santun ketika mengomentari peserta. Apa yang selama ini diucapkan oleh Anggun sebetulnya tidak tepat karena acara tersebut disiarkan secara langsung dan ditonton oleh jutaan penonton dari berbagi usia. Apalagi Fatin yang jelas-jelas seorang pelajar SMA.
Sebagai pemerhati media, saya cukup prihatin dengan ucapan-ucapan Anggun yang bertolak belakang dengan namanya yang indah. Kata-kata seperti itu mungkin lebih tepat digunakan dikala berkumpul dengan teman-teman sebaya yang sudah saling mengenal satu sama lain. Lebih tepatnya hanya untuk kalangan sendiri saja, tidak perlu di tunjukkan di muka umum.
Bagi pendidikan jelas ini sangat bertolak belakang. Anak-anak yang menonton Anggun akan dengan mudah pula meniru ucapan-ucapan kasar Anggun yang spontan. Meskipun sebetulnya Anggun berusaha memberikan pujian dengan mengeluarkan kata-kata tersebut.
Saya rasa kini Anggun dan Rossa sudah harus mulai bebenah diri terutama dalam bertutur kata dihadapan jutaan orang Indonesia yang menonton audisi penyanyi X-Factor secara langsung. Kecerdasaan seseorang akan runtuh ketika omongan yang keluar ternyata berkonotasi negatif.

Ketika Mimpi Tak Jadi Kenyataan


Apa sih yang menjadi impian hidup anda ? Impian saya dan anda pastilah berbeda. Impian atau cita-cita adalah sesuatu yang menjadi target agar hidup kita menjadi lebih semangat dan menjadi fokus dalam mencapai sesuatu dalam hidup.
Kemudian banyak yang bertanya, apa yang menjadi impianmu waktu kecil ? Di antara kita pastilah banyak yang akan menjawab dulu saya ingin menjadi dokter, polisi, presiden, menteri bahkan ada yang ingin menjadi ketua RT.
Lalu apakah impian waktu kecil itu terwujud ? Tentu ada yang terlaksana namun ada pula yang tidak terwujud. Kemudian apakah bila impian tidak terwujud itu menjadi pertanda bahwa hidup kita salah arah, tidak fokus atau tiidak konsisten ? Ah, enggak juga. Hidup tidak sefatal itu bila ternyata impian kita tidak menjadi kenyataan.
Ada cerita seorang gadis yang di masa sekolahnya selalu menjadi juara kelas, bahkan ketika lulus dia menempati rangking tertinggi di antara teman-teman seangkatannya. Karena kecerdasannya itu kemudian dia memilih untuk masuk kedokteran.
Namun nasib berkata lain, anak ini tidak diterima di Universitas Negeri. Kemudian ada pilihan untuk masuk Universitas Swasta dengan biaya yang tinggi. Namun karena keadaan ekonomi orang tuanya yang bisa dikatakan miskin maka dia menyerah dengan cita-citanya semula.
Si gadis kemudian memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan. Dia menerima hidup hanya dengan ijazah SMAnya. Namun inilah kehebatannya. Dia tidak melanjutkan kuliah bukan karena putus asa, dia memilih untuk memiliki usaha yang untuk seumuran (18 tahun) itu, mungkin kita saja belum kepikiran.
Gadis itu kemudian beternak ayam kampung. Lahan di belakang rumahnya kemudian dimanfaatkan untuk kandang anak-anak ayam. Dengan 100 ekor anak ayam kampung pertama, dengan modal tidak lebih dari lima juta dan dengan kesungguhannya melakoni bidang yang bukan cita-citanya, usahanya tersebut ternyata lancar bin mulus. Setelah beberapa bulan akhirnya gadis tersebut menuai hasil.
Jadi apa yang menjadi pelajaran dari kisah ini ? Bahwa hidup kita tidak menjadi sia-sia bila ternyata impian kita tidak terwujud. Ada potensi lain yang harus kita kerahkan untuk mewujudkan sesuatu yang ternyata bisa lebih bermanfaat dalam kehidupan kita selanjutnya.
Jadi seandainya bila seseorang di masa kecilnya bercita-cita menjadi anggota Power Rangger ke 6, karena ingin mendekati si Kimberly. Dan setelah dewasa mengetahui ternyata impiannya itu sesuatu yang impossible maka cepatlah berganti haluan dengan cita-cita lain yang lebih realistis, misal menjadi satpol pp namun berhati pink yaitu satpol pp yang baik hati yang menolak mengobrak-abrik lapak dagangan orang.

Strategi Politik di Daerah oleh PKS


Hasil Pilkada Jawa Barat telah diumumkan secara resmi oleh KPU Jawa Barat. Hasilnya pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar yang diusung oleh Partai Hanura, PBB, PKS, dan PPP memenangkan pilkada Jawa Barat, jika tak ada sengketa lagi (pasangan Rieke-Teten dan Yance-Tatang mengajukan gugatan ke MK), maka Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar akan dilantik pada tanggal 13 Juni 2013. Selengkapnye perolehan suara pilkada Jabar adalah sebagai berikut : 1. Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar memperoleh 6.515.313 suara (32,39%), 2. Rieke Dyah Pitaloka-Teten Masduki memperoleh 5.714.997 suara (28,41%), 3. Dede Yusuf-Lex Laksamana memperoleh 5.077.522 suara (25,24%), 4. Irianto MS (Yance) Syafiuddin-Tatang Farhanul Hakim memperoleh 2.448.358 suara (12,17%), 5. Dikdik Mulyana Arif Mansyur-Cecep N.S. Toyib memperoleh 359.233 suara (1,79%).
Banyak analisis telah dikemukakan oleh pengamat politik, pakar politik, ataupun yang mengaku-aku pakar politik tentang kemenangan Aher-Demiz. Hampir semua pakar mengatakan bahwa PKS tepat dan jitu memasang Deddy Mizwar sebagai "vote getter" bagi Ahmad Heryawan, mencontoh strategi PKS pada pilkada Jawa Barat tahun 2008 yang memasang Dede Yusuf sebagai "vote getter" bagi Ahmad Heryawan.
Deddy Mizwar saat ini terkenal sebagai artis yang karirnya baik dan tanpa cela atau noda, dalam artian belum pernah melakukan perbuatan negatif apalagi pidana, seperti konsumsi narkoba, menipu, selingkuh, kawin lagi, ataupun bertengkar dengan rekan kerja. Sinetron besutannya "Para Pencari Tuhan" memperoleh rating tertinggi berturut-turut selama beberapa tahun di bulan ramadhan. Hal tersebut merupakan poin penting yang menambah nilai plus bagi pasangan Aher-Demiz. Bandingkan dengan sosok Rieke Dyah Pitaloka (Oneng) yang justru mendapat kesan bodoh (oon) akibat perannya dalam sinetron "Bajaj Bajuri" dan sosok Dede Yusuf yang berpindah (loncat pagar) semula dari PAN ke Partai Demokrat, hal tersebut menunjukan dirinya tak lebih dari sekedar kutu loncat, oportunis sejati, yang hanya mementingkan diri sendiri, dan parahnya Dede Yusuf salah perhitungan. Saat ini partai Demokrat sedang gonjang-ganjing kena badai dan halilintar akibat kadernya banyak yang korupsi, baik ketua umum partai Demokrat ataupun kader-kadernya di daerah.
Ahmad Heryawan sendiri dan elit-elit PKS mengatakan bahwa kemenangan Aher-Demiz membuktikan bahwa masyarakat Jawa Barat masih mempercayai PKS secara umum dan Aher secara khusus. Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar diyakini masyarakat Jawa Barat lebih baik dibanding calon gubernur lainnya, masyarakat tidak terpengaruh oleh korupsi yang dilakukan oleh presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq serta kemungkinan kader PKS lainnya dalam korupsi impor daging sapi ataupun korupsi Bank Jabar Banten.
Sebagai penonton saya berpendapat, Aher beruntung memilih Deddy Mizwar sebagai wakil gubernur. Padahal sebelumnya Deddy Mizwar sama sekali tak tertarik masuk ke dunia politik, ia lebih senang menjadi seniman (bidang yang digelutinya sejak muda). Deddy Mizwar sempat maju mundur untuk bersedia di calonkan oleh beberapa partai politik sebagai wakil gubernur, namun akhirnya PKS berhasil meyakinkan dirinya untuk maju sebagai calon gubernur mendampingi Ahmad Heryawan (gubernur incumben).
Satu hal lagi mohon maaf sebelumnya, tahun 2008 Aher menang karena sosok Dede Yusuf. Tahun 2013 Aher kembali menang dan diyakini karena sosok Deddy Mizwar. Hal ini seharusnya menjadi perhatian khusus dari partai lain, agar mengusung artis yang benar-benar punya nilai jual. Bukan artis yang terkesan oon atau artis kutu loncat dan oportunis. Sosok artis yang punya fans banyak di Jawa Barat adalah komedian Sule. Saya yakin jika Sule yang mendampingi Aher maka perolehan Aher akan mencapai minimal 50% + 1, karena fakta tak bisa terbantahkan yakni : Sule lebih terkenal, lebih sunda, lebih banyak fansnya di Jawa Barat di banding Deddy Mizwar.
Terlepas dari kemenangan pasangan Aher-Demiz, bisa teman-teman bayangkan ? Jika PKS mencalonkan Aher sebagai gubernur dan kader PKS sendiri sebagai wakil gubernurnya, misal walikota depok Nurmahmudi Ismail. Bisa dipastikan perolehan suara mereka akan babak belur tidak akan mencapai 10%.
Tulisan ini bukan didasarkan kebencian akan PKS dan kader-kadernya, tapi lebih ke sisi mengkritisi kebijakan PKS yang menggandeng artis Deddy Mizwar sebagai wakil gubernur. Apa PKS tak yakin dengan kemampuan kader PKS sendiri sebagai gubernur-wakil gubernur Jawa Barat ? Tampaknya PKS telah belajar dari pilkada DKI tahun 2007, dimana PKS mencalonkan Adang Daradjatun-Dani Anwar sebagai gubernur dan wakil gubernur, hasilnya teman-teman sudah tahu kan ? Adang Daradjatun-Dani Anwar dipecundangi Fauzi Bowo-Prijanto.

Akankah Anas Digantung di Monas?


Jika selama ini banyak pihak yg menagih janji Anas untuk menggantungnya di Monas sbg pertanggung jawaban tindakan korupsinya, maka saya melihat bahwa ini adl strategi paling mematikan yg dilancarkan Invisible Hand dlm kasus Hambalang.
Kita tahu bahwa beberapa waktu lalu Anas dgn amat yakin tidak terlibat kasus korupsi Hambalang, bahkan menantang dgn jani gantung di Monas.
Ketika Anas terbukti bersalah dan menggalang rencana untuk menjatuhkan dinasti Cikeas melalui Ibas, maka sesungguhnya justru Anas yg terjebak dlm perangkap yg disediakan sedari awal.
Ya, jika nanti memang terbuktinya Anas sbg pelaku korupsi Hambalang. Bukan tak mungkin akan ada tekanan publik yg menuntut Anas agar digantung di Monas.
Strategi Anas menyeret putra SBY tampaknya sedikit diantisipasi dan Anas terkecoh dgn permainan Sang Penguasa. Lembaran pertama yg membuka lebar2 kasus Anas, mungkin jg adalah akhir dr kisah yg telah dirangkum Anas di panggung politik selama ini.
Meskipun banyak yg beranggapan posisi Anas ada di atas angin krn mengetahui borok dr PD, tak bisa dipungkiri bahwa Blunder gantung di Monas jg melemahkan daya tawar Anas di hadapan publik, dan inilah yg akan dimanfaatkan SBY untuk menyelamatkan dinastinya.
Tawar-menawar sudah dilakukan, dimulai dgn gertakan Century serta Uang Panas Ibas yg dilontarkan Anas. Namun kubu SBY masih dapat menangkisnya, sejauh ini nego untuk pelepasan Anas dan pemutihan keluarga SBY masih berlanjut.
Mungkin jika SBY kalap, bukan tak mungkin akan ada penggiringan yg memaksa Anas berjalan ke Monas, dan saat itulah SBY akan berada paling depan dlm iring2an rombongannya.
Walaupun terkesan lamban dan peragu, tak bisa dilupakan SBY adl salah satu lulusan militer terbaik Indonesia yg tentunya sudah membuat taktik jauh sebelum kakinya mendarat di medan perang. Opsi apapun yg dijalankan Anas, akan membungkam seluruh kasus Hambalang sehingga tak menjalar ke Cikeas. Anas bebas, ada timbal baliknya yg tentu seimbang. Sedangkan jika Anas mati digantung, justru pihak yg paling diuntungkan adl SBY.
Anas tak punya pilihan untuk merangkai suatu strategi balasan lagi apalagi serangan balik kilat. Menarik ditunggu apakah Anas tetap akan membacakan naskah dlm bukunya halaman per halaman, atau justru Anas akan melakukan Kamikaze politik bersama rekannya yg terlebih dulu jadi pesakitan?

Kasih Sayang Ibu Tak Ada Tandingannya


Pendapat masyarakat mengenai “Ibu” dapat didefinisikan sebagai manusia yang mampu melahirkan dan membesarkan seorang manusia dengan kasih sayang, kelembutan, dan perhatian. Banyak pandangan tentang definisi dari seorang ibu. Namun saya berpendapat Ibu adalah sosok wanita lemah lembut, penuh kasih sayang dalam merawat, dan membesarkan buah hatinya.
Bayangkan, beratnya kandungan Ibu ketika mengandung kita tidak disesalkan oleh Ibu. Bahkan, setiap detiknya Ibu selalu memperhatikan kandungannya agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bagi kandungannya. Setiap detiknya diperhatikan kandunganya dengan cermat.
Dalam hal mengkonsumsi makanan pun, sang ibu sangat cermat memperhatikan asupan makanan yang memiliki vitamin agar kita tumbuh sehat di dalam kandungan sang ibu. Kasih sayang dan cinta seorang ibu selalu ada dan dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, pengabdian dan perhatiannya tidak pernah mengenal kata berhenti layaknya sebuah keajaiban yang hadir dan menjadi naluri alami untuk terus memberi dengan sepenuh hati.
Anak adalah buah cinta kasih orang tuanya, mereka belajar dan mendapatkan pengetahuan dari orang terdekatnya terutama sosok seorang Ibu. Oleh karena itu cinta dan perhatian yang tulus seorang Ibu terhadap buah hatinya telah menjadi inspirasi bagi mereka untuk bisa berperilaku dan menunjukkan kreatifitasnya sebagai bentuk ungkapan terima kasih setelah begitu banyak perhatian dari Ibu yang diberikan kepadanya.
“Kasih Ibu Kepada Beta Tak Terhingga Sepanjang Masa” penggalan lirik lagu tersebut sudah menjelaskan pada kita bahwa kasih sayang seorang ibu tidak akan pernah habis atau pun di gantikan dengan harta sekalipun. Ketika menyebutkan cinta seorang ibu kepada anaknya di era sekarang banyak yang membanding bandingkan cinta seorang ibu kepada anaknya di era sekarang, setelah melihat banyak sekali kasus-kasus kekerasan terhadap anak bahkan ada yang sampai tega membunuh anaknya sendiri oleh ibunya sendiri. Tragis, kejam, dan tidak berkeprimanusiaan. Begitulah pemikiran yang ada di masyarakat.
Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat bertanya-tanya tentang cinta seorang ibu kepada anaknya di era modern sekarang ini. Faktor Ekonomi sangat dominan mempengaruhi perilaku lembut seorang ibu. Ketika kondisi ekonomi sedang terhimpit seorang ibu bisa berpikir secara cepat untuk menghabisi nyawa anaknya sendiri dengan dalih tidak bisa membelikan susu, makan, dan vitamin pada anaknya. Namun di balik itu semua tidak sedikit pula seorang ibu yang tidak melakukan tersebut.
Kembali terhadap pandangan masyarakat yang lain yang berpendapat bahwa kasih sayang seorang ibu tidak dapat di bandingkan dengan apa pun. Namun, pada era modern sekarang malah seorang anak yg bertanya-tanya tentang cinta seorang ibu kepada anaknya itu seperti apa ? ini yang menarik. Ada sebuah cerita kecil yang bercerita tentang upah yang di inginkan seorang anak karena sang anak sering di minta tolong oleh ibunya sendiri (dalam hal ini bukan pembantu). Sang ibu meminta tolong kepada anaknya karena sang ibu sedang sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya dan sang anak pun sedang santai saja tidak melakukan aktifitas yang begitu penting. ibu meminta tolong kepada anaknya antara lain: Pergi ke warung, Menjaga adiknya yang masih kecil, Menyiram tanaman di dpan rumah. Pada malam harinya saat si ibu sedang santai si anak yg di minta tolong tersebut menghampiri ibunya dengan membawa selembar kertas yang berisi: "UPAH MEMBANTU IBU HARI INI" Pergi kewarung = 5ribu, Menjaga adik = 10ribu, Menyiram tanaman = 5ribu, dan jumlahnya sebesar 20ribu. Sang anak menagih upah tersebut. Apa yang di lakukan sang ibu ? sang ibu membaca sambil tersenyum dan membalas surat tersebut dengan isi: Mengandung kamu selama 9 bulan = gratis, Melahirkan kamu = gratis, Merawat kamu sampai dewasa = gratis, Memandikan kamu = gratis.
Sang anak membaca itu dengan berlinang air mata dan meminta maaf pada ibunya. Dari cerita tersebut bisa disimpulkan bahwa jangan pernah membanding-bandingkan kasih sayang seorang ibu dengan apa pun, karena kasih sayang seorang ibu sangatlah murni. Seorang ibu tidak akan mengharapkan imbalan apa pun kepada anaknya. Sayangilah ibumu melebihi apapun di dunia ini sebagaimana diperintahkan oleh semua agama.

Sabtu, 02 Maret 2013

Wajah Baru Kurikulum di Tahun 2013


Tampaknya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tidak akan surut dari tekad. Rencana memberlakukan kurikulum 2013 sudah bulat walaupun masih ramai yang mendebat. Beberapa kali Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh menegaskan kalau kurikulum itu akan diberlakukan bertahap pada awal tahun pelajaran baru, 2013/ 2014 nanti. Tinggal lima bulan lagi, berarti.
Di tengah pro-kontra yang belum reda, sosialisasi terus digesa. Kemdikbud melalui Wakil Mendikbud, Musliar Kasim sudah berkelana ke beberapa kabupaten di beberapa provinsi di Indonesia. Dengan titel acara “Sosialisasi Kurikulum 2013” kunjungan kerja Wamendikbud bertujuan menjelaskan apa dan bagaimana kurikulum baru ini. Pemerintah Daerah khususnya jajaran Dinas Pendidikan terutama para guru, sesungguhnya berharap kedatangan itu untuk mendapat penjelasan dari tangan pertama mengenai kurikulum baru. Sayangnya, tidak di semua tempat itu berjalan sesuai harapan.
Alih-alih mendapat keterangan yang lebih konprehensif, justru yang didapatkan hanyalah penjelasan sangat sederhana. Bahkan itu lebih tepat sebagai usaha minta pendapat tentang perlu tidaknya diberlakukan kurikulum ini. Di setiap tempat acara sosialisasi cenderung mempromosikan kurikulum itu dari pada menjelaskan. Apakah karena masih ada penolakan dari beberapa pihak sehibngga diperlukan dukungan? Pak Wamenlah yang tahu itu.
Sampai saat ini sebagian besar guru, terutama di daerah-daerah belum juga memahami benar esensi kurikulum yang katanya penyempurnaan dari kurikulum KTSP yang saat ini masih berlaku. Pemberlakuannya sendiri juga akan bertahap yakni: kelas 1 dan 4 (di SD), kelas 7 (SLTP) dan kelas 10 (SLTA) akan dilaksanakan pada awal Juli 2013 nanti. Tahun berikutnya naik ke kelas di atasnya. Begitu pula tahun selanjutnya. Artinya diperlukan tiga tahun untuk berlaku secara keseluruhan dari kelas rendah hingga kelas akhir.
Jika kurikulum 2013 benar-benar akan mengarahkan peserta didik untuk menjadi anak-anak yang kreatif, inovatif, dan berkarakter. Seperti yang selalu didengung-dengungkan Mendikbud di berbagai kesempatan maka inilah sesungguhnya tugas berat dan tugas mulia guru. Guru harus memikirkan strategi yang tepat untuk mewujudkan harapan itu. Tentu saja itu tidak akan mudah.
Sebagian informasi yang diterima guru saat ini bahwa untuk melaksanakan kurikulum baru ini nantinya sebagian besar perangkat pembelajaran yang selama ini harus dikerjakan guru, nanti tidak perlu lagi guru yang mengerjakannya. Seumpama menyusun silabus yang selama ini menjadi momok bagi guru yang cenderung malas, nanti sudah tidak perlu lagi disusun guru. Semuanya sudah dipersiapkan dari kementerian. Buku-buku ajar pun nantinya akan disiapkan Pemerintah. Sekolah-sekolah (para guru) tinggal melaksanakannya saja.
Di sinilah kekhawatiran akan muncul. Akankah model "serba ada" ini akan melahirkan guru-guru kreatif dan inovatif sebagaimana target yang diharapkan kepada peserta didik? Bukankah untuk melahirkan anak-anak yang kreatif dan inovatif justru semestinya dimulai dari dan oleh para guru yang kreatif dan inovatif juga?
Dengan kurikulum KTSP yang menjadikan otonomi sekolah dan guru sebagai salah satu perinsip, terbukti tidak banyak lahir guru-guru kreatif dan inovatif. Padahal jelas kebebasan yang dianut KTSP sejatinya melahirkan guru-guru penuh ide dan bekerja keras untuk melahirkan berbagai kreasi demi pencapaian kurikulum. Lalu bagaimana dengan kurikulum yang serba disiapkan ini akan melahirkan guru-guru kreatif dan inovatif? Tidakkah justru akan lahir guru-guru yang kian malas karena merasa sudah dipersiapkan segala-galanya?
Mudah-mudahan saja tidak. Jangan sampai tujuan mulia kurikulum untuk melahirkan anak-anak kreatif-inovatif dengan karakter yang baik tidak dilaksanakan oleh guru-guru yang berwatak sama. Bagaimanapun, kita tetap berharap dan menanti lahirnya guru-guru kreatif dan inovatif untuk melaksanakan kurikulum baru ini.

SBY Kalah Start Dibandingkan Anas


Dalam setiap kesempatan Ketua Dewan Pembina dan juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY, selalu menekankan pentingnya para kader PD mengedepankan perilaku politik yang bersih, cerdas, dan santun. Terkait dengan kemelut di tubuh PD yang mencapai klimaksnya ketika Anas ditetapkan sebagai tersangka kasus Hambalang oleh KPK, menarik dipertanyakan siapa diantara SBY dengan Anas yang lebih bersih, cerdas,dan santun?
Soal siapa yang lebih bersih, jika yang dimaksudkan adalah bersih dari praktik politik menghalalkan segala cara termasuk korupsi dan money politic, hanya sejarah yang bisa membuktikannya. Soal kesantunan juga relatif sulit diukur karena ukuran kesantunan itu bisa berbeda antara satu komunitas dengan komitas lain. Perbedaan etnis, agama, dan faham bisa membuat ukuran kesantuan orang berbeda-beda.
Tetapi soal kecerdasan, kita bisa mengulasnya berdasarkan sikap dan pemikiran kedua tokoh penting PD itu yang mereka pertontonkan dihadapan publik. Jika bacaan kecerdasan terhadap kedua politisi yang berbeda generasi itu kita fokuskan pada momen puncak ketika Anas ditetapkan sebagai tersangka kasus Hambalang oleh KPK, maka dapat disimpulkan bahwa Anas lebih cerdas ketimbang SBY.
Anas ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka kasus Hambalang pada Jumat lalu. Malam harinya pihak Anas langsung menjanjikan bahwa esok harinya Anas akan memberikan keterangan pers di kantor DPP Partai Demokrat. Pagi harinya, Ahmad Mubarok yang dikenal sebagai pendukung Anas, melalui layar TV menguatkan bahwa Anas akan menyampaikan pidato pengunduran dirinya pada Sabtu siang.
Maka jadilah acara jumpa pers pada Sabtu siang itu sebagai momen paling dinanti banyak orang. Kantor DPP PD pun, tak pelak, menjadi lautan wartawan sejak pagi hingga petang. Dalam acara pidato (monolog) politik itu Anas tampil sangat tenang, berbicara lancar dalam kalimat yang sangat tertata dengan pilihan kata yang tajam dan penuh makna. Puncak jumpa pers itu dipungkas Anas dengan aksi copot jaket Kebesaran Partai Demokrat.
Langkah cepat Anas merespon keputusan KPK adalah keputusan tepat dan strategis. Sebab dengan memberikan pidato “perpisahan” sarat makna yang mendahului kubu lawannya Anas telah memberikan bahan bacaan yang bisa membuat publik, khususnya para kader PD, bertanya-tanya.
Pertanyaan-pertanyaan publik yang terpicu oleh pidato Anas itu akan menjadi beban tersendiri bagi kubu lawannya (baca : Dewan Pembina/Majelis Tinggi). Sebab merekalah yang akan jadi sasaran publik dan kader tempat meminta penjelasan/konfirmasi tentang makna (benar/tidaknya) apa yang dikatakan Anas.
Sementara Anas sendri, pasca aksi copot jaketnya itu, dapat dipastikan akan bungkam karena dia telah menyatakan memilik satandar etik tersendiri, terlebih bila dia langsung ditahan oleh KPK.
Di sinilah Anas sudah menang satu langkah dibandingkan dengan kubu SBY. Kubu SBY sepertinya asyik bertepuk tangan dan sibuk memikirkan agenda KLB menyusul keputusan KPK. Bahkan rencana merumuskan agenda strategis partai baru akan diadakan sehari kemudian.
Dengan telatnya kubu SBY merespon penetapan KPK itu, apa pun agenda yang akan dilakukan Majelis Tinggi PD, apakah rapat pimpinan nasional atau KLB, semuanya sudah jadi antiklimaks. Kalau pun ada yang menarik dan ingin diketahui publik hanyalah siapa sosok yang akan menggantikan Anas.
Hal-hal yang berkaitan dengan isu intevensi istana terhadap KPK atau soal posisi kader pro Anas, sudah tidak lagi memiliki greget. Sebab Anas sudah meninggalkan isu itu sebagai pekerjaan rumah para elit PD pasca pengunduran dirinya.
Menjadi PR yang sangat tidak ringan jika pidato Anas yang memang mengharukan itu (terbukti dia disambut peluk dan tangis koleganya sehabis pidato) dipandang publik dan atau sebagian kader PD sebagai sebuah kebenaran.
Selamat menghadapi proses hukum, Bung Anas.

Babak Baru Anas di KPK


“Ini adalah babak baru!! Ini masih pada halaman I, masih ada halaman-halaman berikutnya”, demikian pernyataan Mantan Ketum PD Anas Urbaningrum dalam konfrensi persnya sehari setelah ditetapkan sebagai Tersangka oleh KPK dalam Korupsi Proyek Hambalang. Selain itu, pernyataan Anas yang lain yang dianggap sebagai bentuk perlawanan adalah dalam Kongres PD di Bandung, “saya adalah bayi yang tidak dikehendaki lahir”, demikian ujarnya.
Dari apa yang dinyatakan oleh Anas dalam konfrensi persnya sangat banyak mengandung makna dalam posisi pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum. Namun, dari itu semua Anas memang “the rising star” dalam PD. Jujur saya akui, mantan Ketum HMI ini memang tokoh muda yang layak dalam posisi politik tertinggi dalam sebuah partai politik.
Namun, apa yang dilakukannya sebelum menjadi Ketum PD adalah suatu kenistaan dalam proses politik yang namanya Demokrasi. Karena hakekatnya Demokrasi adalah suatu pencapain cita-cita kebangsaan yang bersih. Bebas dari segala tuduhan dan keterlibatan dalam politik uang!!
Proyek Hambalang merupakan titik awal masuknya politik uang tersebut di dalam PD ketika Anas Urbaningrum menjadi Ketua Fraksi PD. Fraksi terbesar dengan para politisi yang hampir semuanya masih tergolong “hijau” dalam dunia politik. Dalam setiap pembicaraan anggaran sampai pada tahap realisasi pembangunan, tentunya Anas sebagai Ketua Fraksi sangat mengetahui jumlah angka dalam setiap APBN yang ada di dalamnya. Pilihannya kemudian adalah Anas harus mencari siapa yang dapat mengelola anggaran Hambalang ini. Dan itu jatuh kepada M. Nazarudin. Bersamanya dengan beberapa tokoh lainnya dari PD, skenario pun dibangun untuk meloloskan beberapa kontraktor dalam proyek tersebut.
Saya sangat berkeyakinan, terlepas dari dia korupsi atau tidak, Anas pasti mengetahui apa yang terjadi dalam kongkalikong proyek-proyek di DPR ketika dia masih menjabat sebagai Ketua Fraksi di DPR.
Saya ingin menyatakan Selamat Kepada Anas Urbaningrum karena telah mengundurkan diri sebagai Ketum PD. Ini artinya apa? Dengan berbagai pernyataan yang dilontarkan dalam konfrensi persnya saat pengunduran dirinya sbg Ketum, Anas banyak menyiratkan suatu hal yang banyak dia ketahui. Asumsi saya, ya minimal Anas mengetahui soal-soal kongkalikong beberapa proyek-proyek anggaran di DPR, termasuk Hambalang. Selain itu, Anas tentunya mengetahui kemana saja aliran dana hambalang yang mencapai trilyunan tersebut mengalir. Dan jangan lupa juga, Anas paham betul Pilpres 2009 itu bagaimana, sampai terjadinya kriminalisasi terhadap Antasari Azhar sebagai Ketua KPK, ketika ingin membongkar kasus Pengadaan IT jelang pilpres 2009. Maka, ketika pilihan politik Anas tiba, PD adalah pilihannya bersama Andi Nurpati yang pernah bersama-sama “bekerja di KPU untuk SBY” menjadi Presiden utk Periode ke II.
Dengan demikian, jika dikaitkan dengan pernyataan Anas dalam konfrensi persnya Sabtu kemarin bukan hal yang mustahil jika Anas tidak mengetahui semua sepak terjang PD sejak Anas masih di Komisi Pemilihan Umum khususnya jelang Pilpres 2009. Sehingga pernyataan demi pernyataan ditata secara konsisten sampai pada, “ini babak baru!!. Masih ada halaman-halaman berikutnya yang akan saya nyatakan kemudian”.
Apa yang dinantikan oleh Rakyat, yakni kejujuran dan keterbukaan dalam setiap gejolak politik khususnya korupsi yang banyak melibatkan tokoh-tokoh politik nasional. Dan Anas, memegang momentum itu!!
Dalam perang, seorang tentara dipastikan mati!! Tapi dalam politik, seseorang bisa mati berkali-kali dan kemudian bangkit kembali!! Hal ini menyiratkan bahwa dalam politik, semua kemungkinan dipastikan akan terus berlangsung selama orang tersebut mampu memainkan peran-peran strategisnya.
Nah, dalam kasus Anas, idiom ini berlaku!! Jika saja Anas mampu dan berani mengungkapkan semua hal yang dia ketahui tentang aliran dana Proyek Hambalang dan sebagainya, opini masyarakat akan berbalik menguntungkan dirinya. Lihat saja Nazarudin, walaupun posisinya juga sebagai pesakitan, namun dia telah mengungkapkan semua keterlibatan para koruptor yang terlibat dalam kongkalikong proyek Hambalang. Dan opini masyarakatpun saat ini ada di sisinya, pasca Anas dijadikan TSK KPK berkat nyanyian-nyanyiannya.
Anas adalah tipikal yang mampu mengkonsolidir kekuatannya, saya menyakini sekali Anas akan melakukan perlawanan terhadap SBY & KPK dengan gaya dan stylenya.
Tapi, jika perlawanan itu berhasil dinegasikan oleh kekuatan-kekuatan politik yang hari ini sedang berkuasa, tentunya Anas akan menjadi bulan-bulanan atau sebaliknya. Dan saya yakin sekali, jika ini dilakukannya SBY akan jatuh sebelum 2014. Maka, saat ini momentum ini milik Anas, mau menjadi Pecundang!! atau Pahlawan!!