Teori Sosial Multikultural karakteristik teori multikultural adalah :
ü
Penolakan terhadap teori
universalistik yang cenderung mendukung pihak yang kuat, teori multikultural berupaya memberdayakan pihak yang lemah.
ü
Teori multikultural mencoba
menjadi inklusif, menawarkan teori atas nama kelompok-kelompok lemah.
ü
Teoritisi multikultural tidak
bebas nilai, mereka sering menyusun teori atas nama pihak lemah
dan bekerja di dunia sosial untuk mengubah struktur sosial, kultur dan prospek
untuk individu.
ü
Teoritisi multikultural tidak
hanya berusaha mengganggu dunia sosial tetapi juga dunia intelektual, mereka mencoba menjadikannya lebih terbuka dan beragam.
ü
Tidak ada usaha untuk menarik
garis yang jelas antara teori dan tipe narasi lainnya.
ü
Teori multikultural sangat kritis, kritik itu adalah kritik terhadap diri dan kritik terhadap teoritisi lain
serta terhadap dunia sosial.
ü
Teoritisi multikultural mengakui
bahwa karya mereka dibatasi oleh sejarah tertentu, konteks kultural dan sosial
tertentu, dimana mereka pernah hidup dalam konteks tersebut.
Teori Sosial Post-Modern teori ini cenderung mendefinisikan masyarakat post-modern sebagai masyarakat
konsumen, dengan akibat bahwa konsumsi memainkan peran penting dalam teori itu. Teori Konsumsi terdapat peningkatan dalam karya
teoritis tentang konsumsi. Sebagai contoh karya teoritis yang didasarkan pada
setting dimana kita mengonsumsi, misalnya Consuming Places (Urry,
1995), Enchanting a Disechanted World : Revolutionizing the Means of
Consumption (Humphery, 1998).
Teori Aktor-Jaringan teori ini
sangat dipengaruhi oleh strukturalisme dan post-strukturalisme. Teori
Globalisasi teori ini muncul karena semakin mengglobalnya dunia
sosial. Jadi, karena dunia sosial (dan intelektual)
terus-menerus berubah, kita dapat mengantisipasi aliran perkembangan teori baru
yang didesain untuk menjelaskan dan menangani perubahan-perubahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar