George Casper Homans (lahir di Boston, Massachusetts, 11
Agustus 1910 – meninggal di Cambridge, Massachusetts, 29 Mei 1989, usia 78) adalah seorang sosiolog
Amerika, pendiri sosiologi perilaku dan teori pertukaran.
Homans terkenal karena penelitiannya dalam perilaku
sosial dan karya-karyanya, termasuk Human Group, Sosial Behavior: Its
Elementary Forms, teori pertukaran dan berbagai proposisi ia
ditegakkan untuk lebih menjelaskan perilaku sosial. Dalam sosiologi
dan psikologi sosial , Homans dianggap sebagai salah satu teori
sosiologis utama pada periode dari tahun 1950 hingga 1970-an.
Homans masuk Harvard College pada tahun 1928 dengan luas konsentrasi
dalam bahasa Inggris dan sastra Amerika . Dengan tinggal di lingkungan di mana
orang sangat menyadari hubungan sosial, Homans menjadi tertarik pada
sosiologi. Dari tahun 1934 sampai 1939 ia adalah seorang Junior Fellow dari Masyarakat terbentuk baru penerima beasiswa
di Harvard, melakukan berbagai studi di berbagai bidang, termasuk sosiologi, psikologi
dan sejarah. Pengaruh penting pada sudut pandang Homans adalah Joseph Lawrence Henderson, seorang ahli biokimia dan sosiolog yang percaya
bahwa semua ilmu harus didasarkan pada seperangkat terpadu dan metodologis
prinsip-prinsip teoritis. Homans, tanpa pekerjaan dan tidak ada
hubungannya, menghadiri seminar Henderson di Harvard satu hari dan langsung
diambil oleh kuliahnya. Akibatnya, Homans bergabung dengan kelompok
diskusi di Harvard disebut Circle Pareto, yang dipimpin oleh Henderson dan
terinspirasi oleh karya Vilfredo Pareto. Henderson sering dibahas Vilfredo Pareto di
ruang kuliah.Pareto adalah seorang sosiolog yang prihatin dengan distribusi
ekonomi. Teman-teori Pareto dan Henderson ceramah dipengaruhi pertama buku
Homans, ditulis bersama dengan Circle sesama anggota Charles P.
Curtis, yang disebut An Introduction to
Pareto. Pada 1939 ia menjadi Harvard fakultas anggota,
sebuah afiliasi seumur hidup di mana ia mengajar sosiologi maupun sejarah abad pertengahan. Ajaran ini membawa dia di kontak dengan
karya-karya baru dalam sosiologi industri dan terkena karya antropolog
fungsional. Dia adalah seorang instruktur sosiologi hingga 1941 ketika ia
meninggalkan untuk melayani Angkatan Laut Amerika Serikat untuk mendukung
perang. Setelah empat tahun lagi, ia kembali ke Boston dan terus mengajar
sebagai seorang profesor 1946-1953, dan seorang profesor sosiologi setelah
1953. Ia kemudian menjadi dosen tamu di University of Manchester pada
tahun 1953, di Cambridge University 1955-1956, dan di University of Kent pada
tahun 1967. Berdasarkan kemudian teoritis tulisannya, menjadi seorang
mayor teori dan tahun 1964 terpilih menjadi Presiden Asosiasi Sosiologi Amerika . Ia pensiun mengajar di tahun 1970.
Awalnya George C. Homans tidak menaruh perhatian
masalah pertukaran sosial dalam mengadakan pendekatan terhadap masyarakat
karena pada awalnya ia mengarahkan perhatian pada pendekatan fungsionalisme
struktural. Pendekatan fungsionalisme struktural ternyata mempunyai arti yang
sangat penting karena mampu memberi masukan terhadap teori sosiologi, terutama
dalam hubungannya dengan struktur, proses dan fungsi kelompok sebagaimana
tercantum dalam bukunya yang berjudul The Human Group. Menurut pendapatnya
analisis fungsionalisme struktural mempunyai manfaat untuk menemukan dan
memberikan uraian, akan tetapi pendekatan tersebut tidak mampu menjelaskan.
Selanjutnya, berhubung pendekatan fungsionalisme struktural itu tidak dapat
menjelaskan berbagai macam hal maka menurut pendapatnya dianggap sebagai suatu
kegagalan.
Berhubung pendekatan fungsionalisme struktural
dianggap gagal dalam memberikan fenomena-fenomena baru yang muncul dalam
interaksi sosial di masyarakat maka ia berusaha menyempurnakannya dengan prinsip-prinsip
pertukaran sosial. Berkenaan dengan hal tersebut maka ia tinggalkan
pendekatan fungsionalisme struktural dan selanjutnya menyatakan tentang
pentingnya pendekatan psikologi dalam menjelaskan gejala-gejala sosial. Menurut
pendapatnya dengan psikologi dapat dijelaskan mengenai faktor yang
menghubungkan sebab dan akibat. Dalam hal yang menghubungkan antara sebab dan
akibat hanya dapat dijelaskan oleh proposisi psikologi melalui pendekatan
perilaku. Namun, pada mulanya ia juga menggunakan pendekatan ilmu ekonomi
karena diasumsikan bahwa orang yang berperilaku itu memperoleh ganjaran dan
menghindari hukuman. Akan tetapi, ia juga berpendapat bahwa perilaku orang itu
tidak semata-mata alasan ekonomi, melainkan juga karena adanya rasa kepuasan,
harga diri dan persahabatan.
George C. Homans menyatakan bahwa psikologi perilaku
sebagaimana diajarkan oleh B.F. Skinner dapat menjelaskan pertukaran sosial.
Adapun proposisi yang mampu memberikan penjelasan pertukaran sosial, yaitu :
Proposisi sukses, artinya semakin perilaku itu memperoleh ganjaran, semakin
orang melaksanakan perilaku tersebut.
Contohnya, kita dapat berharap menerima gaji di akhir
minggu setelah sarat dengan kerja berat, kita tahu bahwa siswa yang belajar
sungguh-sungguh akan memperoleh nilai tinggi, atau kita temukan bahwa senyuman
selalu mengundang sambutan hangat sebagai imbalannya.
Akan tetapi proposisi ini harus diseimbangkan dengan
proposisi lain. Jelas bahwa tidak semua orang memilih untuk bekerja, tidak
semua siswa belajar sebelum ulangan dan tidak semua orang member senyuman.
Proposisi stimulus, artinya apabila stimulus
menyebabkan adanya ganjaran maka pada kesempatan yang lain orang akan melakukan
tindakan apabila ada stimulus yang serupa.
Contohnya, mahasiswa yang menginginkan nilai ujiannya
baik. Mahasiswa itu sadar bahwa dirinya harus tetap ikut kuliah dan merelakan
waktunya untuk giat belajar. Di masa lalu ia menerima ganjaran berupa nilai
baik dan menyadari pentingnya belajar sebagai stimulus yag melahirkan
hasil yang diinginkan. Akan tetapi selama bertahun-tahun mahasiswa itu melihat
bahwa ia dapat menggunakan waktu dua hari sebelum ujian dengan hasil yang sama
dengan cara belajar di masa lalu, kemudian ia melihat bahwa studi pembahasan
berkelompok tidak begitu bermanfaat. Bila mahasiswa itu berkesempatan untuk
memilih masuk dalam pembahsan kelompok atau individual, maka ia mungkin akan
memilih studi pembahasan secara individual.
Proposisi nilai, artinya semakin tinggi nilai suatu tindakan maka semakin
senang orang melaksanakan.
Contohnya, seorang mahasiswa dihadapkan dengan pilihan
ia memperoleh kesempatan untuk melihat konser band favoritnya disaat yang sama
ia harus mengesampingkan pelajarannya. Dengan demikian masalah sudah menyangkut
satu nilai. Manakah yang lebih penting bagi mahasiswa itu, nilai ujian atau
kenikmatan menyaksikan konser ?.
Proposisi deprivasi satiasi, artinya
semakin orang memperoleh ganjaran tertentu maka semakin berkurang nilai itu
bagai orang yang bersangkutan; Apa yang dikatakan Homans sebagai kunci penjelasan
ialah kejenuhan dengan ganjaran tertentu.
Contohnya, mahasiswa mungkin telah memiliki empat
nilai tertinggi dalam ujiannya dan mungkin merasa bahwa nilai tinggi lainnya
tidak akan bernilai sama dengan kesempatan menonton konser band favoritnya.
Proposisi restu-agresi, artinya
ganjaran yang tidak seperti yang diharapkan maka akan menyebabkan marah dan
kecewa serta dapat menyebabkan perilaku yang agresif. Dalam proposisi berlapis
ini Homans berbicara tentang perilaku emosional seseorang.
Contohnya, mahasiswa yang datang ke konser namun
ternyata semua tiket sudah terjual. Jelas bahwa mahasiswa itu ditolak oleh
ganjaran yang diinginkannya dari menghadiri konser itu. Dia mugkin merasa
frustasi dan dikecewakan oleh peugas di loket. Akan tetapi entah bagaimana manajer
gedung konser kebetulan lewat dan mendengar sikap permusuhan dari mahasiswa.
Akhirnya si mahasiswa itu diberi tempat cadangan di barisan khusus. Maka ia
akan senang sekali.
Teori Pertukaran sosial beranggapan orang berhubungan
dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Pada
pendekatan obyektif cenderung menganggap manusia yang mereka amati sebagai
pasif dan perubahannya disebabkan kekuatan-kekuatan sosial di luar diri mereka.
Homans menekankan bahwa kelima proposisi itu saling
berkaitan dan harus diperlakukan sebagai satu perengkat. Dalam analisis final,
Homans menyatakan bahwa masyarakat dan lembaga-lembaga sosial itu benar-benar
ada disebabkan oleh pertukaran sosial; dan ini akan dianalisa dengan kelima
proposisi itu.
Dalam pertukaran sosial menunjukkan adanya gejala
munculnya kekuasaan yang terjadi pula dalam suatu kelompok. Dalam kelompok akan
terjadi persaingan antarindividu, dan tiap individu akan berusaha memperoleh
kesan lebih menarik jika dibanding dengan yang lain. Agar orang itu terkesan
lebih menarik dari orang lain syaratnya dapat menarik perhatian orang lain.
Dalam persaingan itu nantinya akan nampak adanya pihak atau orang yang dapat
menarik perhatian orang-orang yang dalam kelompok yang bersangkutan. Kelebihan
orang yang bersangkutan dapat menarik perhatian orang lain kemungkinan karena
kepandaiannya, kejujurannya, kesopanannya ataupun kebijaksanaannya.
Dari tiap-tiap kelompok akan ada yang menonjol dan
yang menonjol itu akhirnya akan muncul satu orang yang paling menarik perhatian
orang dalam kelompok-kelompok tersebut maka muncullah kekuasaan, dalam arti ada
pemimpin dan ada yang dipimpin. Dalam hal ini, pemimpin (pemegang kekuasaan)
akan memperoleh penghargaan sebagai akibat tanggung jawab yang dapat dipenuhinya.
Sementara orang yang dipimpin akan mendapat penghargaan karena ketaatannya,
baik karena tugas yang diselesaikan maupun kesediaannya mematuhi
peraturan-peraturan yang ada.
Perintah yang dipatuhi adalah perintah yang diberikan
oleh pemimpin yang sah. Agar perintah dipatuhi maka pemimpin (pemegang
kekuasaan) harus mempunyai wewenang. Wewenang yang dimiliki oleh pemegang
kekuasaan digunakan untuk merekrut anggota dalam kelompok.
Kontradiksi yang palng parah dalam teori pertukaran
sosial Homans ialah kepercayaannya bahwa dia sedang menghadapi psikologi, yaitu
psikologi perilaku yang mempelajari manusia sebagai manusia, sebagai anggota
spesies manusia, namun psikologi ini ternyata telah mengambil prinsip-prinsipnya
dari perilaku binatang. Lebih menarik adalah kenyataan bahwa Homans kehilangan
apa yang mungkin paling esensil dalam manusia. Berbeda dengan binatang,
tindakan manusia tidak perlu dikaitkan dengan masa lalu
mereka, tetapi manusia dapat bertindak sekarang, walaupun masa lalu menyediakan
perhitungan berbagai kemungkinan masa depan yang menguntungkan mereka.
Para pengkritik lain juga merasa dirisaukan oleh “manusia
ekonomi” Homans khususnya dengan asumsi mengenai semua interaksi sosial itu
“fair” atau sesuai dengan prinsip distribusi keadilan. Pengkritik itu
menyatakan tidak realistis bila melihat dunia sebagai suatu sistem yang
cenderung kearah pertukaran seimbang. Dari kritik tersebut akan terlihat bahwa
pandangan Homans tentang kekuasaan dan keadilan itu tidak
tepat. Apaka perbudakan, gaji di bawah standar, atau peperangan benar-benar
dapat di redusir pada prinsip pertukaran ? Banyak komentator sosiologis akan
berfikir sebaliknya.
Para ahli sosiologi naturalistic lain tidak bersedia
meredusir sosiologi ke dalam penjelasan-penjelasan psikologis.
Reduksionisme psikologi adalah sumber pertikaian bagi para ahli sosiologi yang
menyatakan gejala sosial itu lahir dan memiliki karakteristiknya. Karakteristik
(properties) itu tidak dapat diredusir kepada penjelasan-penjelasan psikologis.
Kesalahan khusus dari posisi reduksionis Homans ialah
pada kesimpulan logisnya, bahwa reduksionisme psikologis dapat menopang
sosiologi yang sudah basi. Dengan demikian, walau pertukaran informasi antara
sosiologi dan psikologi sangat diinginkan demi pengertian yang utuh tentang
manusia dalam masyarakat, tetapi meredusir sosiologi ke prinsip-prinsip
psikologis kelihatannya tidak demi kepentingan masing-masing disiplin itu.
Walau Homans menyatakan teori pertukaran itu dapat
dipaksa menjelaskan perilaku manusia di tingkat institusonal dan
sub-institusional, tetapi teori itu pada dasarnya bersifat sub-institusional
dan beruang lingkup mikro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar