Sejarah perkembangan sosiologi tidak bisa lepas dari
adanya sebuah konsep pemikiran/teori yang dikemukakan oleh seorang pemikir
masyarakat, karena pada dasarnya sosiologi adalah ilmu tentang konsep dan atau
teori mengenai sebuah masyarakat dan perkembangannya. Oleh karena itu
perkembangannya akan sangat tergantung pada penemuan-penemuan konsep baru
berkaitan dengan dinamika dan perubahan masyarakat. Sosiologi akan berkembang
peseta ketika masyarakat mengalami krisis. Krisis dipandang sebagai sumber
kajian yang menjadi entry point lahirnya konsep dan teori baru. Seperti ketika
krisis pada saat revolusi industry maka muncul teori/konsep yang menjelaskan
fenomena yang terjadi dikaitkan dengan masyarakatnya.
Dari beberapa literature; the milestones of sociology
(temuan teori/konsep sosiologi) dapat dibedakan berdasarkan periode yakni
teori sosiologi klasik,teori sosiologi modern, teori sosiologi
kritis dan postmodern. Pada masing-masing periode terdapat beberapa pemikir
dengan menawarkan konsep dan teori sosiologi. Selain berdasarkan periode juga
dibedakan berdasarkan paradigma yang dikembangkan, setiaknya
terdapat tiga paradigm utama yaitu; paradigm fakta social, definisi social dan
perilaku sosial.
Biasanya konsep dan teori yang ditemukan merupakan
dukungan atau pun kritikterhadap teori sebelumnya. Penemuan sosiologi juga
menghasilkan perumusan kembali untuk memperbaiki, merevisi dan bahkan merombak
paradigm yang lama. Karenanya teori sosiologi memiliki sifat akumulatif dan
terjadi proses dialektika sangat mengedepan dalam sosiologi. Sebuah
sintesa teori/konsep merupakan hasil dari adanya tesis yang di krtiktisi oleh
anti tesis dan menghasilkan sintesis baru.
Sosiologi muncul dan berkembang pesat di
eropa; (Jerman, Perancis dan Inggris ) dan Amerika. Di jerman sangat
terkenal dengan Frankfut Schoolnya dan di Amerika dengan Chicago School dan
Harvard school. Ketiga akademi ini menjadi barometer perkembangan teori
sosiologi dunia. Sebagai bukti keberadaan sosiologi di Amerika dibentuk
the Association Sociology of America disingkat dengan ASA pada tahun
1906. Salah satu bagian dari ASA terdapat Rural section, bagian yang
mempelajari tentang masyarakat pedesaan. Kuliah pertama yang mengusung
sosiologi pedesaan di Chicago school pada tahun 1894.
Beberapa kekuatan sosial yang
melatarbelakangi munculnya teori-teori sosial dan sekaligus menjadi fokus
perhatian para ahli sosial, di antaranya adalah revolusi politik, revolusi
industri, perkembangan kapitalisme, perkembangan sosialisme, feminisme,
urbanisasi, perubahan agama, serta pertumbuhan ilmu pengetahuan. Perkembangan
teori-teori sosial tersebut tidak hanya terjadi di satu negara, tetapi di
beberapa negara terutama yang terjadi di kawasan Eropa Barat, di antaranya
adalah di Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris.
Perubahan berupa revolusi sosial politik
serta kebangkitan kapitalisme membawa dampak-dampak yang tidak saja bersifat
positif tetapi juga memunculkan masalah-masalah sosial baru. Hal ini telah
memacu para ahli sosial dan filsafat untuk menemukan kaidah-kaidah baru yang
terkait dengan perkembangan teori sosial dan sekaligus sebagai suatu upaya
dalam memahami dan menanggulangi masalah-masalah sosial tersebut, serta
mengarahkan bagaimana bentuk masyarakat yang diharapkan di kemudian hari.
Seperti perkembangan kehidupan politik (revolusi Prancis sejak tahun 1789
menjadi cikal bakal perkembangan teori sosiologi di Prancis. Demikian pula,
pertumbuhan kapitalisme di Inggris telah memacu munculnya pemikiran-pemikiran
baru di bidang sosial.
Intelektual perancis dikatakan sebagai mengembangkan
sosiologi yaitu Simon dan Comte. Claude Henri Saint-Simon (1760-1825)
menginginkan untuk mempertahankan keadaan masyarakat seperti apa adanya. Tokoh
ini menentang faham kapitalisasi ekonomi. Wacana inilah yang kemudian laris
dibahas dikemudian hari dengan munculnya gagasan Marx tentang sosialisme.
Auguste Comte (1798-1857) memandang bahwa dinamika sosial lebih penting
daripada statitika sosial. Pandangan inilah yan kemudian mengarah pada bahwa
sosiologi akan menjadi ilmu pengetahuan ilmiah dikemudian hari. Dinamika sosial
yang kemudian menciptakan perubahan sosial kedalam tiga tahap, yaitu tahap
teologis, tahap metafisis dan tahap positifistis. Dengan gagasan
intelektualitas Comte inilah kemudian mengembangkan sosiologi. Emile Dukheim
(1858-1917) adalah seorang liberal konservatik. Tokoh ini menggeluti kajian
tentang ketertiban sosial dari kekacauan masa pencerahan. Tokoh ini memandang
bahwa sosiologi adalah ilmu yang menitikberatkan pada fakta-fakta sosial. Dalam
perkembangan studi sosiologinya, Durkheim membagi fakta sosial menjadi dua
yaitu fakta sosial material (birokrasi dan huku) dan fakta sosial non material
(kultur dan institusi sosial). Untuk mengatasi ketidakteraturan sosial,
Durkheim menawarkan sebuah model masyarakat yang terbentuk dengan kesadaran
kolektif atau yang diikuti dengan fakta non material dan agama/moralitas
sebagai fondasi untuk mencapai keteraturan sosial.
Intelektual Jerman dikatakan sebagai pengembang
sosiologi yaitu Marx, Hegel, Feurback, Weber, dan Simmel. GWF Hegel (1770-1883)
berpandangan bahwa didunia ini selalu terjadi proses, hubungan, dinamika,
konflik dan kontradiksi atau yang disebut dialektika. Untuk mencapai kehidupan
yang baik, Hegel menawarkan evolusi kehidupan dengan tingkat kesadaran setiap
individu. Pemikiran Hegel inilah yang kemudian memberikan sumbangan besar dalam
perkembangan sosiologi dari ranah kesadaran. Ludwig Feurbeck (1804-1872)
berpandangan bahwa untuk mencapai tatanan yang baik, manusia perlu memusatkan
pada realitas material kehidupan manusia, bukan memusatkan pada gagasannya.
Pemikiran ini kemudian dipandang membentangkan kajian sosiologi tentang manusia
adalah segala-galanya, bukan agama/Tuhan yang selalu didewakannya. Marx
(1818-1883) merupakan tokoh yang pemikirannya dipengaruhi oleh Hegel dan
Feurbeck yang dikenal dengan materialisme dialektika. Marx sebenarnya tidak
seoarang sosiolog. Namun dengan menjadi jembatan pemikir diatas, pemikiran marx
telah memberi sumbangan besar dalam perkembangan sosiologi di kemudian hari,
khususnya dalam hal kekuatan menyusun teori sosiologi. Max Weber (1864-1920)
berpandangan bahwa ide-ide hanyalah refleksi kepentingan materi ( terutama
kepentingan ekonomi) yang berhubungan dengan rantai ideologi. Tokoh yang
menitikberatkan pada ekonomi dan persoalan agama, berpandangan bahwa untuk
melakukan perubahan tidak harus dengan cara radikal. Pendangan inilah yang
kemudian mampu menarik para mahasiswa sosiologi dijerman. Goerge Simmel
(1858-1918) merupakan tokoh sosiologi yang dikenal mampu mengembangkan kajian
sosiologi mikro. Kajian tentang permasalahan interaksi individu dan tipe-tipe
orang yang berinteraksi mampu mengembangkan sosiologi di Amerika. Kajian
mendalam tentang kemiskinan, pelacuran, orang kikir, pemboros dan orang asing
juga dilakukannya. Kajian simmel tentang fenomena sosial berskala kecil seperti
bentuk-bentuk interaksi dan jenis-jenis orang yang berinteraksi.
Intelektual Inggris dikatakan sebagai pengembang
sosiologi yaitu Philib Abrams, herbert spancer. Philib Abrams (1968) merupakan
tokoh yang mengembangkan sosiologi di Inggris. Sosiologi di inggris digunakan
untuk mengumpulkan dan klasifikasi data dari realitas yang ada. Namun untuk
mengatasi persoalan kemiskinan sosial, kebodohan, struktur perkotaan,
sanitasi yang buruk, kejahatan, dan pola minuman keras diperlukan data yang
lebih rinci, pada saat itulah, sosiologi berkembang pesat di sana untuk
kepentingan ekonomi pasar. Herbert spancer (1920-1903) adalah tokoh
mengembangkan sosiologi di inggris untuk mengetahui struktur masyarakat secara
menyeluruh, antar hubungan bagian-bagian masyarakat, dan kaitan fungsi-fungsi
satu sama lain maupun pada sistem sebagai suatu keseluruhan.
Intelektual italia dikatakan sebagai pengembang
sosiologi yaitu Vilfredo Pareto dan Gaetano Mosca. Vilfredo Pareto (1848-1923)
adalah tokoh yang menggunakan sosiologi untuk analisis perubahan sosial di
Italia, yang memandang bahwa untuk mencapai perubahan dalam masyarakat terjadi
saling ketergantungan seperti pandangan Parson. Gaetano Mosca (1858-1942) adalah
tokoh yang mengibarkan perubahan sosial dari elite politik yang ada di Italia.
Dari dua tokoh itulah, sosiologi berkembang di Italia.
Intelektual masa marxisme eropa dikatakan sebagai
pengembang sosiologi yaitu George Lucac’s atau yang dijuluki sebagai bapak
pendiri Marxisme barat. Sosiologi di eropa ini kental digunakan untuk
pengaturan hukum ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar