Minggu, 14 April 2013

Buku The Philosophy of Money


Buku The Philosophy of Money merupakan karya terkenal Simmel. Buku ini menunjukkan bahwa setidaknya Simmel layak mendapatkan pengakuan atas teori atau karya-karyanya tentang sosiologi mikro. Judul buku yang kelihatannya memusatkan perhatiannya terhadap uang namun minatnya pada fenomena ini melekat pada serangkaian teoriitis dan filosofis yang lebih luas. Kita ketahui Simmel tidak tertarik hanya pada uang semata namun Simmel tertarik pada dampak yang ditimbulkannya pada fenomena tersebut. Ia juga melihat uang lebih spesifik lagi kegunaannya. Tidak hanya untuk jual beli saja namun bisa mengandung makna pertukaran, kepemilikan, pemborosan, keserakahan, sinisme, kebebasan individu, life style, kebudayaan, nilai kepribadian, dsb. Simmel melihat uang sebagai komponen kehidupan spesifik yang dapat membantu kita memahami totalitas hidup.
Meskipun buku Philosophy Of Money memiliki kemiripan subtansif dengan teori Marxian, pemikiran Simmel jauh lebih dekat dengan pemikiran Weber dan gagasannya tentang “kerangkeng besi” sebagai gambaran dunia modern dan dunia masa depan.

Uang dan Nilai
Menurut Simmel semakin besar kesulitan untuk mendapatkan suatu objek,semakin besar pula nilainya. Prinsip umumnya adalah bahwa nilai benda berasal dari kemampuan seseorang untuk menjarakkan dirinya secara tepat terhadap objek.Kesulitan kita untuk mendapatkannya membuat uang bernilai bagi kita. Pada saat yang sama, saat kita mendapatkan banyak uang kita dapat mengatasi jarak antar diri kita dengan objek. Dengan demikian uang memiliki fungsi yang unik, menciptakan jarak antara orang dengan objek, kemudian menjadi sarana untuk mengatasi jarak tersebut.

Uang, Reifikasi, dan Rasionalisasi
Uang menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk mendapatkan kehidupan untuk dirinya sendiri yang bersifat eksternal dan memiliki daya paksa terhadap seorang pemeran. Hal ini bertentangan dengan masyarakat-masyarakat sebelumnya yang mana barter dan perdagangan tidak mengarah pada dunia yang tereifikasi yang merupakan produk khas ekonomi uang. Misalnya, uang memiliki kegunaan atau manfaat jangka panjang, dengan usaha berskala besar dan kredit jangka panjang. Bagi Simmel reifikasi di sini hanya bagian dari proses yang lebih umum, yaitu simbolisasi pikiran dalam objek.

Efek Negatif
Uang yang dijadikan tujuan akhir bagi masyarakat menghasilkan sejumlah efek negatif pada individu. Misalnya, sinisme dan sikap acuh. Meningkatnya semua hal yang menjadi alat tukar umum mengarah pada sikap sinis bahwa semua hal memiliki harga. Bahwa apapun dapat dijual dan dibeli. Sedangkan sikap acuh yang terjadi pada orang sesungguhnya orang tersebut kehilangan kemampuan untuk membedakan nilai diantara objek yang diberi. Pandangan Simmel yang paling menarik terletak pada pemikirannya tentang dampak uang pada gaya hidup orang. Misalnya, masyarakat yang didominasi oleh ekonomi uang cenderung menjadikan semua hal menjadi tali penghubung yang dapat dipahami secara intelektual bukan emosional.

Tragedi Kebudayaan
Meningkatnya spesialisasi kebudayaan mengarah kepada perbaikan kemampuan untuk menciptakan beragam budaya namun, pada saat yang sama, individu yang berspesialisasi tersebut kehilangan budaya total dan kehilangan cara untuk mengendalikannya. Ketika kebudayaan objektif muncul dan berkembang, kebudayaan individu sirna. Misalnya, ketika bahasa menjadi suatu kebudayaan yang berkembang pesat secara totalitas namun kemampuan linguistik individu justru merosot. Selain itu dengan semakin berkembangnya dunia teknologi dan permesinan, kemampuan dan keterampilan individu sebagai pekerja merosot dengan dramatis. Meskipun adanya upaya peningkatan dalam dunia intelektual, nyatanya semakin sedikit individu yang mendapatkan label “intelektual”. Tingginya peningkatan budaya modern menjadi salah satu contoh dari besarnya upaya peningkatan kebudayaan obyektif yang membawa efek dramatis bagi kehidupan. Bentuk intelektual yang dulu terbatas hanya pada percakapan tertentu saja atau pada buku-buku yang langka sekarang sepanjang waktu tersedia buku dan majalah.
Di sini juga terdapat elemen positif. Misalnya, orang jadi mendapatkan kebebasan karena tidak lagi dibatasi oleh hidup yang alami. Dan pada akhirnya, uang menjadi symbol dan factor utama dalam perkembangan mode eksisitensi relativistic. Dengan kata lain, uang memungkinkan kita merelatifkan segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar