Menurut
Ritzer paradigma modern rasionalitas formal adalah restoran cepat saji, menurut
Bauman paradigma modern adalah Holocaust, penghancuran sistematis orang Yahudi
oleh NAZI. Holocaust itu dapat dipandang sebagai paradigma modern rasionalitas birokrasi,
ada batas yang jelas dalam pemikiran sosiologi tentang rasionalitas modern dari
birokrasi ke Holocaust dan kemanusian ke restoran saji. Prinsip rasionalitas
Webber dapat diterapkan terhadap ketiga bidang itu secara bermakna dan
bermanfaat. Pelaku holocaust menggunakan birokrasi sebagai salah satu alat
utama mereka. Kondisi yang memungkinkan terciptanya holocaust itu terutama
system rasional formula, terus ada hingga kini, proses mcdonaldisasi tak hanya
menunjukkan lestarinya system rasional formal, tetapi juga menujukkan bahwa
system ini berkembang secara dramatis.
Produk
Modernitas
Menurut
bauman, holocaust adalah produk modernitas dan bukan akibat kerusakan
modernitas seperti pandangan kebanyakan orang. Sebagai contoh, holocaust
memerlukan penerapa prinsip dasar industrilisasi pada umumnya dan penerapan
system pabrik pada khususnya untuk menghancurkan umat manusia.
Apa yang
berhasil dilakukan nazi adalah menggabungkan prestasi rasional industri dan
birokrasi rasional dan kemanusian menggunakannya dengan tujuan untuk
menghancurkan manusia. Tanpa modernitas dan rasionalitas “holocaust tak mungkin
terjadi”.
Peran
Birokrasi
Bauman
menyatakan bahwa holocaust bukanlah akibat irasionalitas atau akibat kebiadaban
pra-modern, tetapi lebih merupakan produk birokrasi rasional yang modern.
Bukanlah orang gila yang menciptakan dan mengelola holocaust itu melainkan
birokrat yang sangat rasional dan sangat normal. Bauman tak melihat birokrasi
sebagai alat netral yang dapat ditegakkan kesetiap arah, lebih menyerupai dadu.
Meski dapat digunakan baik untuk tujuan kekejaman maupun kemanusiaan, birokrasi
lebih besar kenumbuhkan dan menyokong proses yang berperikemanusiaan. Birokrasi
diprogramkan untuk bertindak optimum dalam arti seperti tak dapat membedakan
antara tujuan seorang manusia dan tujuan manusia lainnya atau tujuan yang
berperikemanusiaan dan tujuan yang tak berperikemanusiaan.
Memang
birokrasi dan para pejabat tidak dapat menciptakan holocaust berdasarkan
kemauannya sendiri, masih ada factor lain yang diperlukan, pertama, adanya
control mutlak aparatur Negara yang memegang monopoli untuk melakukan tindakan
kekejaman terhadap anggota masyarakat lain. Kedua adalah paham antisemitisme.
Berdasarkan paham ini orang Yahudi secara sistematis dipisahkan darimasyarakat
lainnya dan diprogandakan seolah-olah mereka menghalang-halang Jerman menjadi
masyarakat sempurna.
Faktor
lainnya adalah bahwa didalam struktur masyarakat modern, seperti birokrasi
tidak ada tempat bagi pertimbangan moral.
Holocaust
dan McDonaldisasi
Holocaust
memiliki seluruh ciri-ciri McDonaldisasi. Holocaust mempunyai garis perakitan
dengan deretan panjang gerbong kereta api yang mengangkut Yahudi ke kamp
kematian, dengan barisan panjang manusia berjejal di bawah pancuran dan
produknya adalah anggota yang harus dibuang dipenghujung proses. Holocaust ini
menggunakan teknologi non manusia seperti kekuasaan dan peraturan tentang
kamp-konsentrast dan pelaksanan garis perakitan dari jalur, untuk mengontrol
para tahanan dan penjaga
Ciri-ciri McDonaldisasi yang paling sesuai dengan
holocaust adalah irasionalitas dari rasionalitas, terutama dehumanisasi. Bauman
menggunakan gagasan tentang pemisahan untuk menunjukan bahwa korban tak
dianggap manusia karena birokrat membuat keputusan mengenai nasib mereka tanpa
melalui kontak pribadi dengan mereka. Untuk mencegah holocaust lain dibutuhkan
moralitas yang kuat dan kekuatan politik pluralistis. Tetapi mungkin pada suatu
masa ada kekuatan tunggal yang mendominasi dan tak banyak hal yang membuat kuat
percaya bahwa ada system moral yang cukup kuat untuk mencegah pertemuan
pemimpin yang kuat dengan birokrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar