Secara umum suatu sistem ada karena adanya usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya (Suharyono dan Sovie 2003). Kebutuhan manusia yang beraneka ragam inilah
yang memunculkan sistem yang berbeda-beda.
Kebutuhan manusia akan pengetahuan, misalnya, akan memunculkan sistem
pendidikan, kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan masyarakat akan
memunculkan sistem sosial demikian seterusnya sehingga ada sistem politik,
sistem budaya dan sistem-sistem yang lain termasuk sistem ekonomi yang salah
satunya adalah sistem ekonomi Indonesia. Bab ini membahas tentang apa yang
dimaksud dengan sistem ekonomi Indonesia. Untuk itu bahasan akan dimulai dengan
konsep dasar sistem dan sistem ekonomi.
Konsep Dasar Sistem
Istilah sistem, yang berasal dari bahasa Yunani ’systema’ sering digunakan
untuk menunjuk pengertian metode atau cara-cara (misal sistem mengetik sepuluh
jari, sistem belajar jarak jauh dll) dan sesuatu himpunan ’entitas’(wujud benda,
baik abstrak ataupun konkrit) yang merupakan unsur (komponen) yang saling
berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan yang utuh (Amirin 1986). Dalam pengertian metode,
dikenal pula pendekatan sistem yang menuntut pemikiran sistemik yang memandang
segala sesuatu dari banyak dimensi (multidimensi). Dalam sistem ekonomi
Indonesia, pengertian sistem merujuk pada pengertian kedua yaitu sistem sebagai
kumpulan (himpunan) entitas atau unsur, karena itu hanya pengertian sistem
inilah yang akan dibahas dalam bab ini.
Sebagai kumpulan entitas atau unsur-unsur, sistem didefinisikan
bermacam-macam. Menurut kamus Webster
New Collegiate, sistem secara sederhana diartikan sebagai ‘A regularly interacting or independent group of items forming a
unified whole’ (suatu kesatuan item (sub-sistem-sub sistem) yang saling
berinteraksi atau tergantung satu sama lain secara reguler membentuk satu
kesatuan yang utuh (Webster New Collegiate dictionary)
Shrode and Voich mengartikan
sistem sebagai a set of interrelated
parts, working independently and jointly, in pursuit of common objectives of
the whole, within a complex environment (serangkaian elemen yang bekerja saling
berhubungan dan tergantung satu sama lain, untuk mencapai tujuan tertentu dalam
lingkungan yang kompleks (dalam Amirin 1986).
Selanjutnya menurut Henri Pratt Faerchild (dalam Suharyono dan Sovie 2003), ...system...an aggregate of related
interest or activities. There is the assumption of an organisation of part or phases in
orderly arrangement…Whatever the system its related character is identified by
harmony in operation and integration of its structure.”
Pengertian-pengertian
di atas hanyalah sedikit dari bermacam definisi sistem sebagai kumpulan entitas. Yang perlu ditekankan adalah apapun dan bagaimanapun sistem didefinisikan,
pengertian sistem sebagai kumpulan entitas harus mengacu pada beberapa elemen
penting sistem, yaitu:
- Merupakan
himpunan bagian-bagian atau elemen-elemen (disebut juga
subsistem-subsistem), yang didalamnya terdapat kompleks keseluruhan
elemen, dimana elemen-elemen itu adalah bagian dari keseluruhan
- Elemen-elemen
tersebut dicirikan oleh interelasi, dimana bagian-bagian yang ada saling
berkaitan, saling tergantung atau saling mempengaruhi satu sama lain.
- Elemen-elemen
tersebut merupakan keseluruhan yang terintegrasi, namun setiap elemen
merupakan suatu kesatuan yang dapat berdiri secara otonom sebagai suatu
entitas (entity). Karakteristik
inilah yang menjelaskan bahwa suatu sistem selalu akan menjadi sub-sistem
dari sistem lain yang lebih besar. (Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut
pada bagian ini)
- Bahwa
elemen-elemen atau entitas-entitas tersebut semuanya ditujukan ke arah pencapaian
tujuan bersama atau tujuan sistem
- Terjadi
di dalam lingkungan yang rumit/kompleks.
Dalam kaitannya dengan aspek lingkungan, sistem dapat dikategorikan menjadi
dua yaitu: sistem tertutup, merupakan sistem yang tidak dipengaruhi dan tidak
berinteraksi dengan lingkungannya dan sistem terbuka atau sistem yang
berinteraksi secara dinamik dengan lingkungannya. Pada kenyataan sistem umumnya
dicirikan terbuka, mengingat bisa dikatakan tidak ada sistem yang benar-benar
tertutup. Apalagi dalam konteks globalisasi (maupun glokalisasi) serta era
teknologi informasi, dimana untuk bisa bertahan (survive), suatu sistem tidak bisa tidak, harus berinteraksi dengan
lingkungannya yang (seringnya) selalu berubah. Karena itulah, suatu sistem juga
harus mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri (self adjustment) dengan lingkungannya. Termasuk dalam kategori
sistem terbuka ini adalah sistem ekonomi dimana suatu sistem ekonomi tidak bisa
tidak harus berinteraksi dengan lingkungannya, termasuk dengan sistem-sistem
yang lain seperti sistem sosial, sistem politik dan lain-lain. Gambaran
mengenai sistem ekonomi sebagai sistem terbuka beserta komponen-komponennya
dapat dilihat pada gambar 1 tentang ekonomi sebagai sistem terbuka.
Aspek lingkungan dalam pengertian sistem di atas juga menunjukkan ciri
sistem yang lain yaitu bahwa suatu sistem juga akan selalu mempunyai batas (boundaries) yang membedakan sistem tersebut
dengan lingkungannya, yaitu sistem yang lebih luas lagi atau lebih besar.
Sesuai dengan kenyataan bahwa sistem bisa bersifat abstrak dan konkrit,
batas sistem ini bisa berwujud nyata/fisik (konkrit) namun juga bisa bersifat konseptual/imajinatif
(abstrak). Intinya semua komponen yang berada di dalam batas-batas sistem
disebut sistem dan segala sesuatu diluarnya disebut lingkungan sistem.
Suatu perkuliahan di kelas misalnya, adalah suatu sistem karena memenuhi lima
elemen sistem diatas, dalam suatu perkuliahan terdapat dosen, mahasiswa,
seperangkat alat pendukung perkuliahan, termasuk ruang kelas, buku-buku, meja,
kursi dan lain sejenisnya yang menjadi sub-sistem dari suatu sistem perkuliahan
(meski sistem perkuliahan bisa juga merujuk pada pengertian metode/cara
perkuliahan). Perkuliahan sebagai sistem, di sini bisa dilihat dengan jelas
batas sistemnya yaitu berupa tembok ruang kelas yang membatasi suatu
perkuliahan dengan lingkungannya. Sebaliknya sistem yang sifatnya abstrak,
misalnya sistem sosial, sistem politik, sistem pendidikan tidak mempunyai batas
yang konkrit melainkan hanya imajinatif.
Terkait dengan batas sistem ini, terdapat empat
komponen sistem yang meliputi:
- Input: masukan yang akan diolah sistem untuk menjadi suatu output.
Terdiri dari bermacam sumber daya, termasuk sumber daya manusia, bahan/material
mentah, keuangan, peralatan, teknologi, informasi dan lain sebagainya.
- Transformasi: proses pengorganisasian maupun pengelolaan untuk
mengubah input menjadi output, meliputi manajemen, metode, kebijakan,
strategi, teknologi yang digunakan dan lain sejenisnya.
- Output : Keluaran, meliputi hasil-hasil produksi, servis maupun hasil
keluaran sistem yang lain.
- Umpan balik (Feedback):
informasi-informasi dari lingkungan tentang hasil (output) dan mekanisme sistem
secara keseluruhan.
Gambar di atas
menunjukkan bahwa suatu sistem terbuka dicirikan dengan adanya interaksi dengan
lingkungannya yang memungkinkan adanya mekanismee feedback (umpan balik). Gambar tersebut di atas juga menjelaskan
sedikit gambaran tentang input, transformasi, dan output dalam suatu sistem
ekonomi.
Seperti
dijelaskan sebelumnya, suatu sistem pada dasarnya selalu terdiri dari subsistem-subsistem,
dimana setiap subsistem merupakan sistem yang mempunyai subsistem-subsistem
yang saling berinteraksi pula, demikian seterusnya. Sebaliknya setiap sistem pada
hakekatnya adalah bagian (sub-sistem) dari sistem yang lebih besar, yang
bersama subsistem-sub sistem yang lain berinteraksi dan membentuk suprasistem
tersebut. Seperti terurai dalam contoh berikut ini:
Sistem Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
Subsistem Sistem ekonomi, sistem sosial,
sistem politik dll
Sub-subsistem sistem
ekonomi pranata-pranata ekonomi
Sub-sub-subsistem
Selanjutnya,
menurut Dumairy (1996) selain dicirikan dengan jalin menjalinnya subyek-subyek
atau obyek-obyek (subsistem-subsistem), suatu sistem juga disertai dengan
seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Perangkat kelembagaan ini
meliputi lembaga atau wadah tempat subyek (obyek) itu berhubungan, cara, kerja
dan mekanisme yang menjalin hubungan antar subyek (obyek) tadi serta kaidah atau norma yang mengatur
hubungan antar subyek (obyek) tersebut agar serasi. Kaidah-kaidah bisa berupa
aturan dan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, ketentuan-ketentuan
teknis, atau bisa pula ketentuan-ketentuan administratif. Karakteristik sistem
seperti diuraikan Dumairy ini sangat berguna untuk menjelaskan pengertian
sistem ekonomi yang akan diuraikan sebagai berikut.
Pengertian Sistem ekonomi
Seperti
pengertian sistem, banyak pendapat yang memberikan pengertian sistem ekonomi.
Menurut John F Due, sistem ekonomi adalah the group of economic institutions or regarded as a unit the economic system, the organization through the operation of which the various resources scarce, relative to the need for them are utilized to satisfy the wants of man. Dari pengertian ini jelas bahwa sistem ekonomi terdiri dari institusi-institusi atau pranata-pranata ekonomi (saja).
Definisi ini terlalu sempit mengingat hanya menitikberatkan pranata-pranata ekonomi saja. Selanjutnya Teodore Morgan mendefinisikan sistem ekonomi secara lebih luas yaitu Economic system is part of constellation of economic, social, and political institution and ideas that can be understood only as a part of this whole.
Menurut Tom Gunadi Sistem
Perekonomian adalah sistem sosial atau kemasyarakatan dilihat dalam rangka
usaha keseluruhan sosial untuk mencapai kemakmuran. Pengertian sistem sosial
ini mengandung unsur:
l
Tujuan bersama yang
melahirkan kaidah dan aturan yang menata dan memungkinkan masyarakat untuk
mencapai tujuan tersebut, yaitu kemakmuran/kesejahteraan rakyat
l
Seperangkat nilai
yang mengikat anggota masyarakat dalam usaha bersama
l
Sikap dasar tentang
hak dan kewajiban yang membentuk pola tindakan individu/kelompok
l
Otoritas,
kepemimpinan, struktur kekuasaan untuk mengarahkan usaha bersama (dalam
Suharyono dan Sovie 2003).
Sementara itu,
menurut Dumairy (1996:30), sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur
serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan
dalam suatu tatanan kehidupan. Sistem ekonomi mempunyai subyek berupa
unsur-unsur manusia, dan obyek berupa barang-barang ekonomi. Perangkat
kelembagaan dalam sistem ekonomi adalah lembaga-lembaga ekonomi baik formal
maupun non formal, suatu cara kerja, mekanisme hubungan hukum,
peraturan-peraturan yang mengatur dan menjalin
serta kaidan atau norma-norma lain baik tertulis maupun tidak tertulis
yang dipilih atau diterima atau ditetapkan oleh masyarakat. Karenanya perangkat
kelembagaan juga meliputi kebiasaan, perilaku dan etika masyarakat yang
diterapkan dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan pemanfaatan
sumberdaya bagi pemenuhan kebutuhan.
Sedangkan menurut
Lemhanas, sistem ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi. Berangkat dari
pengertian sistem sebagai suatu totalitas terpadu yang terdiri atas unsur-unsur
yang saling berhubungan, saling terkait, saling mempengaruhi dan saling
tergantung menuju suatu tujuan bersama; maka sistem ekonomi diartikan sebagai susunan organisasi ekonomi
yang mantap dan teratur. Dalam sistem ekonomi itu dibahas persoalan pengambilan
keputusan dalam tata susunan organisasi ekonomi untuk menjawab
persoalan-persoalan ekonomi masyarakat tersebut dalam mewujudkan tujuan nasional
(dalam Sanusi 2000: 10)
Akhirnya, seperti
apapun sistem ekonomi didefinisikan, definisi-definisi tersebut pada intinya
bersifat saling melengkapi, sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas
tentang apa itu sistem ekonomi. Pengertian siapapun atau darimanapun yang diadopsi
untuk menjelaskan pengertian sistem ekonomi, semuanya adalah sah selama ada
penjelasan mengapa pengertian tersebut diadopsi, atau terdapat kerangka
pemikiran yang jelas sesuai dengan konteksnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar