Sebuah, opini. Kalau Anda mau bertanya mengapa
Perwakilan Anda di daerah tidak berikan kepentingan masyarakat dan penduduk
yang menjadi konstituennya maka sudah saatnya anda meninggalkan partai
politik,yang disini kuanggap sebagai Patologi Demokrasi.
Bila kita buku biru, Dasar-dasar Ilmu Politik
karangan Alm Prof.Miriam Budiarjo halaman 397 kita akan memilhat betapa
pentinganya partai politik di negara Demokrasi. Khusus untuk
Indonesia. Pertikaian demi pertikaian tak jarang kita baca dalam buku sejarah
terjadi antar partai politik.termasuk sejarah pemberontakan “gagal” ala
PKI.pada 1965.
Sebuah perbedaan semangat yang terjadi antara
Indonesia dan Amerika (yang orang bilang demokrasinya udah matang). Di Indonesia
menganut multi-partai Bejibun tuh partai politik yang banyaknya seperti
cendawan tumbuh di bumi Indonesia. Kalau di Amerika cuma menganut sistem Dwi
partai.
Sayangnya, kalau kita telisik lebih
dalam.partai di Indonesia masih bersifat KAMPUNGAN, karena mengedepankan isu
Ideologi di dalamnya.Sehingga tak jarang perbenturan yang seperti anak-anak
sampai anarkisme tumbuh subur dinegara kesatuan ini. Berbeda kalau kita nilai
dengan partai demokrat dan republik di Amerika. ”Saya adalah seorang
Republik”, begitulah kutipandari VOA yang bisa kita simak dalam pemilihan
Barrack Obama. Mereka bisa menyatakan demikian karena sepaham dan atau memahami
hakikat partai politik tersebut. Masyarakatnya boleh dibilng tercerahkan olehnya.
Hal ini tentu saja berbeda dengan di
Indonesia, saya adalah seorang demokrat, tapi saya tentu tidak bisa mengatakan
“Saya adalah demokrat, jadi kudu milih partai demokrat”, sungguh hina rasanya hal
ini. Perbedaan kita masih disibukkan budaya politik pecah belah ditengah
masyarakat.
Sebelum bicara kegagalan, ada baiknya kita
mengenal fungsi partai politik terlebih dahulu.
1. Sebagai sarana Komunikasi politik
Untuk fungsi ini, idealnya partai politik bisa
digunakan sebagai alat agregasi kepentingan (Interest agregation) proses ini
merupakan proses penggabungan kepentingan. Setelah aspirasi digabungkan
berikutnya aspirasi ini diolah dalam bentuk yang lebih teratur, proses ini
dinamakan, artikulasi kepentingan (interest articulation).
2. Sarana sosialisasi politik
Michael Rush dan Phillip Althoff merupakan
dua orang yang memperkenalkan teori sosialisasi politik melalui buku mereka
Pengantar Sosiologi Politik. Dalam buku tersebut, Rush dan Althoff menerbitkan
terminologi baru dalam menganalisis perilaku politik tingkat individu yaitu
sosialisasi politik.
Sosialisasi politik adalah proses oleh
pengaruh mana seorang individu bisa mengenali sistem politik yang kemudian
menentukan persepsi serta reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Sistem
politik dapat saja berupa input politik, output politik, maupun orang-orang
yang menjalankan pemerintahan.
3. Sebagai Sarana Rekrutmen politik
Rekrutmen politik adalah suatu proses seleksi
anggota-aggota kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam jabatan administratif
maupun politik. Dalam pengertian lain, rekrutmen politik merupakan fungsi
penyelekksian rakyat untuk kegiatan politik dan jabatan pemerintahan melalui
penampilan dalam media komunikasi, menjadi anggota organisasi, mencalonkan diri
untuk jabatan tertentu dan sebagainya.
4. Fungsi pengatur Konflik
Indonesia dengan masyarakatnya yang memiliki
heterogenitas tinggi, tentunya memiliki gesekan dan perbenturan tersendiri .Ini
sudah wajar dan sangat lumrah. Akan tetapi, tentu saja partai politik kembali
mendapat tugas menerapkan (Conflict management). Ringkasnya, masih dalam kondisi
ideal, partai politik harus mampu menjadi penghubung psikologis dan
organisasional antara warga negara dalam
pemerintahnya. Dan juga bisa mengadakan konsolidasi dan artikulasi untuk
menampung tuntutan yng beragam.
Diatas yang kami kemukakan adalah fungsi partai politik di
negara demokrasi.lain lagi kalau dinegara otoriter, silahkanlah perikasa sendiri.
Dari argumentasi diatas, sudah jelaslah biang
kerok demokrasi dalam hal ini. Seyogyanya bila partai politik mengedepankan
point diatas dengan baik, saya yakin fungsinya akan lebih indah dan lebih
baik. Pemimpin yang terpilih pun akan semakin cerdas dan memiliki integritas
yang tinggi tentunya.
Sekilas, mungkin ada penerjemahn berkonotasi
negatif dari pernyataan kami ini. Pernyatan muluk muluk. Akan tetapi disini kami
lebih ingin memaparkan kekuatan MASYARAKAT yang dipertuankan di negara
demokrasi. Masyarakat sebenarnya bisa melakukan apa saja terhadap Penyakit
demokrasi diatas. Bukan menghancurkan sekre partai yang maksud. Akan
tetapi, masyarakat bisa menilai lebih lanjut kader dan pemimpin ideal mana saja
yang bisa dipilih. Gak usah takut sama teror Kampungan yang dilakukan oknum
partai tertentu, bukankan jumlah masyarakat lebih besar? jangan takutlah sama
aksi SOK PREMAN dan SOK BAGAK ala kader parpol yang dipertontokan di televisi
saat sidang yang sok banting kursi segala.
Membunuh partai politik tersebut bisa
dilakukan dengan gerakan GOLPUT, tapi saya kurang sepakat hal inidilkukan, karena
sejatinya GOLPUT memilih juga bukan? Selain itu pembunuhan bisa dilakukan dengan
memilih kader INDEPENDEN, akan tetapi jangan sampai pula masyarakat dibodohi
dalam hal ini. Yang jelas gerakan membunuh partai politik adalah dengan
mencerahkan, mencerdaskan masyarakat. Masyarakat harus
paham bahwa fungsi dan kekuasaanya lebih besar, jangan mau disamakan sama PELACUR, yang bisa didapati tubuh dan suaranya dengan uang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar