Pakta Integritas tidak mengubah apapun dalam
Partai Demokrat. Pakta Integritas hanyalah sandiwara politik pencitraan ala SBY
di tengah integritas PD yang babak-belur, rating dan hasil survey menunjukkan
PD sebagai partai gurem. SBY dan pengurus PD beserta petingginya melakukan
pencitraan seolah-olah PD sedang mengalami krisis. Padahal ini hanya pencitraan
politik biasa. Justru Pakta Integritas ini adalah jebakan Anas dan SBY terhadap KPK, sebuah Pakta
Integritas tanpa integritas.
Mengherankan,
berbondong-bondong para orang cerdas cerdik pandai yang tergabung dalam gerbong
politik Partai Demokrat menandatangani Pakta Integritas untuk bersetia kepada
Susilo Bambang Yudhoyono. Sepuluh butir isi Pakta Integritas itu pada intinya
untuk memberikan jaminan bahwa para pengurus dan kader setia kepada partai.
Para pengurus bersedia berlaku baik demi nama baik partai dan seterusnya. Namun
senyatanya tak ada apa-apa antara Anas dengan SBY, yang ada adalah upaya
penyelamatan baik untuk Anas dan buat SBY. Anas dan SBY tidak boleh pecah
kongsi karena keduanya saling membutuhkan. Keduanya saling memegang kunci
keselamatan.
Pertama, Pakta
Integritas hanyalah upaya memerkuat posisi SBY dalam pertarungan perebutan
peran politik menjelang 2014. SBY merasa Anas Urbaningrum semakin kuat. SBY
harus bertindak karena dia tahu Anas memiliki kekuatan yang bisa mengubah
tujuan SBY yang akan mendudukkan anggota keluarganya Ani Yudhoyono atau Pramono
Edhie Wibowo sebagai calon presiden. Kedua, SBY menyalip di tikungan dan
memanfaatkan tuduhan terhadap Anas terkait kasus Hambalang dan korupsi lainnya
yang hanya berdasarkan tudingan dan nyanyian M. Nazaruddin. Secara hukum Anas
masih bersih dan tak tersangkut masalah hukum. Ketiga, SBY gerah dengan kondisi
Partai Demokrat yang semakin terpuruk akibat korupsi para kadernya. Para
koruptor dari Partai Demokrat sungguh culun dan tidak professional cara
mengorupsi uang. Partai demokrat seharusnya belajar dari korupsi PKS dan Golkar
yang sudah sangat canggih sehingga sangat sulit untuk dilacak kecuali apes atau
sedang bad luck seperti yang menimpa Luthfi Hasan Ishaaq Presiden PKS terkait
sapi impor yang dibumbui dengan gratifikasi seks dengan pelaku Ahmad F dan
Maharany Suciono. Keempat, Pakta Integritas itu ternyata juga tidak mengambil
alih wewenang dan tugas serta fungsi Anas Urbaningrum. Pakta Integritas itu
hanya jebakan bagi KPK oleh SBY dan Anas agar KPK melakukan langkah kejelasan
dan tidak menyandera Partai Demokrat terkait kasus korupsi Anas yang dituduhkan
oleh M. Nazaruddin. Buktinya Anas masih berkuasa di DPP dan hadir dalam setiap
kesempatan. Dan, permintaan bahwa Anas disuruh berkonsentrasi menghadapi
masalah hukum dengan KPK juga tidak ada apa-apa.
KPK yang
dengan cepat merespons permintaan SBY terkait status hukum Anas dengan
mengeluarkan Sprindik yang diyakini KPK sebagai upaya testing the water, namun
justru menunjukkan KPK dikendaikan oleh SBY dan menjadi korban konspirasi Anas
dan SBY. KPK dijebak untuk membuka diri dan SBY serta Anas ingin memastikan posisi
KPK terkait nyanyian M. Nazaruddin. Kekhawatiran SBY dan Anas sangat beralasan
karena jika Anas ditangkap KPK maka akan membawa konsekuensi hukum dan politik
langsung kepada keluarga dan SBY sendiri. Hal ini disebabkan oleh Anas dan juga
Andi Nurpati yang memegang kunci rahasia pemilu presiden 2004 dan 2009 yang
memenangkan SBY sebagai presiden.
Jadi rangkaian
antara pernyataan SBY mengenai Anas kepada KPK, kebocoran Sprindik Anas dari
KPK, pernyataan Abraham Samad dan Johan Budi, juga pidato penyelamatan Partai
Demokrat, dan Pakta Integritas adalah dagelan politik yang ditujukan kepada KPK
agar status Anas jelas demi keselamatan Anas dan SBY. KPK telah menjadi korban
politik tingkat tinggi Anas dan SBY.
Anas pun
seolah menuduh SBY seperti dalam ungkapan "Sengkuni" dan "Ojo
Dumeh" yang dinggap perlawanan terhadap SBY. Kini semuanya berjalan
normal. KPK tidak melakukan penentuan atas status hukum Anas. Anas tetap
memimpin Partai Demokrat. Tinggal KPK yang gigit jari dipermalukan karena
terbukti telah diintervensi oleh SBY dan Anas. Memalukan.
Kini menarik apa yang akan dilakukan oleh KPK
setelah dipermalukan dengan Sprindik yang awalnya oleh KPK dibocorkan untuk
mengetahui dukungan terhadap Anas atau SBY yang lebih kuat ternyata antara SBY
dan Anas melakukan langkah politik yang brilian. Bukti kelihaian Anas bermain
politik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar