Gak ada angin, gak ada hujan, gak ada badai,
SBY tiba-tiba mengingatkan tentang Luapan Lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa
Timur. SBY mengingatkan PT Minarak Lapindo Brantas agar menyelesaikan kewajiban
yang kurang sebesar Rp 800 milyar lebih segera dibayarkan.
SBY mengatakan hal tersebut kepada peserta
rapat kabinet di istana negara : “Sampaikan ke Lapindo, kalo janji ditepati,
kalo main-main dengan rakyat, dosa dunia
akhirat”. Semua yang mendengar pidato SBY ini terdiam, disatu sisi merasa salut
dengan SBY, ditengah masalah yang mendera Partai Demokrat masih ingat rakyat
Sidoarjo dan janji PT Lapindo yang belum selesai terealisasi, disisi lain
peserta rapat jadi teringat, Luapan lumpur Lapindo tidak pernah terselesaikan
dengan baik selama pemerintahan SBY. Luapan lumpur Lapindo yang menurut banyak
orang adalah bencana buatan manusia, namun menurut Mahkamah Agung adalah
bencana Alam.
Merespon
pidato presiden, Karni Ilyas dengan acara Indonesia Lawyers Club TV One pun
membahasnya khusus selasa malam di ILC dengan judul "Presiden Tagih Utang
Lapindo". Salut buat bung Karni Ilyas yang berani mengangkat tema tentang
Lumpur Lapindo ini, karena di berbagai media sosial banyak pihak yang mencibir
acara ILC TV One, karena topik yang selalu diangkat adalah tentang Demokrat dan
PKS saja, tentang Partai Golkar tidak pernah (mungkin gak enak dengan ARB si
pemilik TV One). Tema malam ini selain merupakan pembelaan dari kubu PT Lapindo
yang di wakili oleh Andi Darusalam dan DPP Golkar yang diwakili oleh Muladi,
sekaligus menjawab cibiran dan kritik kenapa TV One tak pernah membahas tentang
lumpur Lapindo.
ILC sendiri
berlangsung baik, tanpa ada debat kusir, tak ada tarik urat leher seperti
tema-tema sebelumnya, bahkan Muladi sempat menyatakan keberatannya dengan
istilah "ganti rugi", karena kata tersebut merujuk kepada sanksi
hukum, ia ingin menggunakan kata jual beli, dan juga istilah "lumpur
lapindo" karena menurut MA hal tersebut merupakan bencana alam, maka lebih
tepat menggunakan kata "Lumpur Sidoarjo". Satu hal yang pasti ARB, yang
teringat pesan ibunya agar mengutamakan rakyat, bersedia membantu untuk membeli
tanah warga yang terdampak luapan lumpur, sampai saat ini mereka mengklaim
telah mengeluarkan Rp 9 triliun lebih, ARB berjanji akan segera melunasi
janjinya yang masih kurang ratusan milyar tersebut.
Di akhir
acara, semua pihak tersenyum, SBY tersenyum karena membuat pihak Lapindo ingat
janjinya, ARB tersenyum karena bisa menjelaskan kepada rakyat banyak tentang
niat baik dirinya menjalankan amanah almarhumah ibunya padahal luapan lumpur
tersebut adalah bencana alam, bukan salah dirinya (masak sih??? heheheh).
Bener apa yang dikatakan Ruhut Sitompul,
orang-orang tidak tahu seberapa dekat SBY dengan ARB, mereka itu sahabat dekat,
SBY sayang kepada ARB, ARB pun sayang kepada SBY, jadi tidak mungkin
perkataannya untuk menyakiti hati ARB, justru untuk membantu ARB mendapat
simpati rakyat Indonesia menjelang pemilu 2014. Ini baru namanya sahabat
sejati. Teman dikala senang dan susah, saat SBY senang ARB diangkat jadi
menteri, saat SBY susah ARB pun diajak susah dengan harus segera merealisasi
janjinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar