Hari Minggu kemarin telah berlangsung pernyataan
politik paling penting menjelang Pemilu 2014 yaitu bergabungnya Hary
Tanoesoedibjo sebagai kader Hanura. Banyak analis politik melihat Hary Tanoe
dengan kekuatan dana dan jaringan media-nya merupakan kekuatan politik terbesar
saat ini. Berkibarnya Nasdem beberapa waktu lalu tak lepas dari tangan dingin
Hary Tanoe yang dikabarkan menggelontorkan banyak duit ke jaringan
politik Partai Nasdem sehingga Partai ini lolos Pemilu dan menjadi satu-satunya
Partai baru yang berhasil lolos kualifikasi KPU. Namun setelah Partai Nasdem
dinyatakan lolos dari kualifikasi KPU dan boleh ikut dalam Pemilu 2014, Surya
Paloh dengan tangan besi dan cara diktator menggeser kekuatan politik Hari
Tanoe di tubuh internal Partainya, uniknya perginya Hari Tanoe dari Partai Nasdem
ternyata merupakan eksodus besar-besaran kader Partai Nasdem.
Hari Tanoe
besar di lingkungan Pasar Modal, kemampuan berbisnisnya di Pasar Modal bukan
terletak pada kemampuan trading saham atau permainan-permainan retail tapi ia
orang yang amat jeli dalam melihat insting "penambahan nilai" atau
economic value added dari sebuah kondisi ekonomi makro yang dikaitkan dengan
nilai perusahaan. Kejelian inilah yang membuat ia mampu berdiri di jajaran
terdepan dalam barisan para manajer investasi yang mampu mengakuisisi dan
merestrukturisasi asset serta hutang perusahaan menjadi kekuatan yang bernilai.
Kemampuan Hari
Tanoe di bidang Investments Banking antara tahun 1999-2002 jelas bukan
main-main, pada masa ketika obralan perusahaan-perusahaan tawanan BPPN, Hari
dengan jeli melakukan restrukturisasi bahkan dengan cerdas ia mengakuisisi RCTI
dan seluruh grup Bimantara, ia juga mengakuisisi TPI lewat leverage buy out
dari permainan pembentukan postur restrukturisasi hutang-hutang Bimantara.
Kemampuan Hari ini adalah modal jenius dalam melihat bagaimana sebuah entitas
bisa bernilai di depan pasar.
Pasar Politik
saat ini memiliki mekanisme kerja sama persis dengan mekanisme kerja
perusahaan, kekuatan partai politik dalam interaksinya dengan publik tidak lagi
diletakkan pada "pembentukan masa" seperti jaman Orde Lama,
"Kekuatan Elitis Tekhnokrat" seperti pada masa Soeharto, tapi
kekuatan interaksi partai politik dengan masa saat ini diletakkan sebagai
"kekuatan tawar menawar uang". Politik transaksional adalah arus besar
penguasaan politik saat ini, dan Hari Tanoe adalah jagonya saat ini.
Wiranto adalah
Jenderal yang amat berpengaruh karena peranannya yang penting pada masa
penumbangan Soeharto. Wiranto sebenarnya bukan jenderal bertipe "Commander
Type", tidak seperti Jenderal Sumitro eks Pangkopkamtib yang terkenal pada
masa Malari 1974 atau bukan merupakan seorang Jenderal flamboyan seperti Letjen
Prabowo Subianto. Wiranto adalah tipe Jenderal yang besar dari jalur ajudan, ia
amat memahami personal orang ketimbang kemampuan bertempur, Wiranto adalah
jenis Jenderal dibelakang meja, ia bukanlah Jenderal Patton tapi dia lebih
menyerupai "Ike Eisenhower".
Salah satu
ciri khas Wiranto yang amat berkarakter "orang Solo" adalah "iso
ngeroso", ia bukanlah perwira militer yang memiliki ambisi besar, ada
cerita saat dirinya masih Kolonel dan ada kemungkinan jabatannya mentok cuman
sampai Kolonel, saat dia masih jadi ajudan Presiden Soeharto, dia mengenalkan
dirinya pada BJ Habibie di masjid Istiqlal seusai acara ICMI pada tahun 1990,
Wiranto meminta agar BJ Habibie jangan melupakannya. Dan BJ Habibie mengangguk,
ternyata benar BJ Habibie menjadikan Wiranto sebagai panglima militernya serta
menendang keluar Prabowo.
Dibalik sikap
kesan lemah Wiranto, ada semacam kemampuan insting politik yang tinggi.
Terbukti sampai saat ini ia masih eksis sebagai kekuatan politik nomor satu dan
Partainya mampu lolos dari electoral threshold. Kemampuan insting Wiranto,
kerendah-hatiannya menerima orang luar serta partainya yang cenderung gurem maka
ini adalah "makanan yang tepat" bagi Hari Tanoe untuk membuktikan
dirinya memiliki tangan dingin dalam membesarkan entitas.
Partai Hanura
kemungkinan akan menjadi Partai terkuat nomor empat bahkan bisa menggeser
kekuatan Partai Nasdem. Kekuatan Hari Tanoe adalah kemampuannya membangun
jaringan, kemudian Hari Tanoe bakal menjadikan salah satu stasiun televisi-nya
menjadi "tweede TV One or Metro TV" menjadi stasiun TV khusus
politik. Apa yang dilakukan Hari Tanoe adalah merupakan investasi jangka panjangnya
dalam menguasai jaringan politik di Indonesia.
Restrukturisasi
Hanura akan dibawa dengan sistem cluster dan tiap cluster memiliki rantai
komando yang jelas, kekuatan pendanaan menjadi unsur penting dalam pembiayaan
operasional Hanura. Infiltrasi Hanura dalam kekuatan politik lokal akan menjadi
sangat kuat, Hari Tanoe jelas akan melakukan politik "Benteng
Stelsel" dalam menguasai kekuasaan politik tanah air dengan mengegolkan
Gubernur, Walikota, dan Bupati.
Hari Tanoe juga akan membentuk pasukan diplomasi
di tingkat atas, negosiator-negosiator bisnis akan menjadi punggawa paling
penting dalam lansekap diplomasi Hanura dengan Partai-Partai politik besar.
Prospektus Hanura akan menjadi Partai kuat adalah sangat mungkin dibawah
kecerdasan Hari Tanoe dalam mengolah nilai tambah sebuah entitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar