Berkembangnya pengetahuan dan teknologi telah
memberi jalan baru bagi manusia dewasa ini sekaligus membantu mempermudah
aktivitas hidupnya. Timbulnya kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara
yang instan telah menjadi salah satu ciri manusia saat ini dalam menikmati arus
modernisasi sebagai kekuatan ladang interaksi berkembangnya kapitalisme global
di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu contoh kongkrit dari
kekuatan tuntutan interaksi kapitalisme global adalah membuludaknya industri
musik. Baik aliran pop, rock atau dangdut dan sejenisnya. Terjadinya aktivitas
seperti inilah merupakan salah satu fakta sejarah adanya benih-benih perubahan
dalam bidang seni dan budaya.
Mengacu pada diskusi diatas maka salah satu isu yang
masih menarik untuk kita diskusikan dewasa ini adalah tema-tema tentang kajian
seni, budaya dan perubahan sosial (social change). Isu seni, budaya dan
perubahan sosial (social change) merupakan salah satu diskursus yang mungkin
kurang diminati bagi sebagian kalangan intelektual, cendikia dan para penggiat
media. Kasus-kasus hukum, agama, politik serta urusan rumah tangga seperti isu
perselingkuhan para artis-artis yang tersebar di bumi Nusantara ini lebih masuk
dalam lirik-lirik kehidupan mayoritas penduduk bumi Nusantara ini.
Isu-isu seni, budaya dan perubahan sosial (social
change) bagi kalangan tertentu diklaim sebagai diskusi yang kurang memberikan
pengaruh besar terhadap perkembangan suatu bangsa. Seperti diskusi yang akan
kita bahas pada kesempatan ini adalah tentang musik rock Indonesia. Dalam
konstruk masyarakat yang tinggal dibumi nusantara ini bahwa musik-musik
Indonesia tak ubahnya sebagai hiburan belaka. Tidak sedikit manusia-manusia di
bumi nusantara ini, kurang peduli dengan pesan-pesan sosial yang melekat
disetiap lirik-lirik lagu, terutama musik rock misalnya Group slank, Koil, Pas,
Jamrud. Dalam studi sosiologi, musik rock memiliki dimensi kritik sosial dan
dimensi dakwah ?.
Upaya menguak dunia subkultur anak muda Indonesia
hari ini, dalam sejarahnya ada dua kurun waktu yang cukup penting untuk kita
lihat yaitu era 1998 dan pasca-1998, atau lebih populer di kenal dengan istilah
pra reformasi dan pasca-reformasi. Sejarah silam ini penting untuk kita
refleksikan, karena bagaimanapun kondisi sosial sosial-politik sebagai habitat
tempat sebuah generasi muda tumbuh sangat berpengaruh pada terbentuknya
karakter, mentalitas dan attitude. Kondisi sosio-politi dibawah rezim orde
baru yang dikenal dengan otoriter telah mampu merubahbentuk-bentuk ekspresi
subkultur anak muda Indonesia. Perjalanan musik Indonesia pada era orde baru
berjalan lurus dan searah sesuai dengan keinginan dan tekanan pemerintah.
Pada era 1990-an, setiap kita mendengar kata
underground dan independent, seolah yang nampak dimata kita adalah musik metal,
hardcore, punk, dan sejenisnya. Fashion sangar, rambut gondrong, celana butut
dan sobek, sepatu bot, dan membuat orang yang melihat akan berpikir sebagai
grombolan Underground. sekelompok pasukan manusia yang diJudgment sebagai
pengganggu terhadap stabilitas sosial negara-bangsa, sehingga ruang ekspresi
anak muda Indonesia dibatasi tidak heran jika dibatasi oleh pemeritah, ini
terlihat jelas pada rezim orde baru yang terkenal brutal.
Dari situasi yang tidak menentu inilah, menjadikan
subkultur anak muda Indonesia memiliki dialektika sendiri untuk hidup, tumbuh,
dan berkembang. Negara yang seharusnya memberi ruang ekspresi menjadi terbalik
dipenjara oleh para penguasa orde baru dengan tujuan utama adalah melanggengkan
kekuasaannya. Musik rock dan sejenisnya oleh penguasa dinilai sebagai musik
yang tidak merepresntasikan kepribadian dan identitas bangsa, padahal kita
sendiri bingung, identitas bangsa Indonesia itu seperti apa.
Dalam sejarah perjuangan Musik rock Indonesi dan
sejenisnya yang bisa kita refleksikan untuk kita sebagai generasi muda yang
harus memiliki semangat dan kepedulian terhadap sesama sekaligus tanggungjawab
moral pada bangsa ini misalnya dalam hal ini kita mencoba merefleksikan apa
yang telah diperjuangkan oleh para penggiat musik rock Indonesia sseperti
slank,Koil,Pas, Jamrud dan sejenisnya.
Mari kita refleksikan bersama hasil dari penelitian
Dr. Abdullah Sumrahadi dengan perjuangannya dia mampu meraih gelar Doktor. Dia
mencoba untuk membongkar serta memberi pemahaman yang lebih dialogis tentang
perjalanan musik rock Indonesia dimana dia dengan tegas mengatakan seperti
tertera dalam judu disertasinya “Menemukan Kritik Sosial Dan Kesadaran Kritis
Pada Musik Rokck Indoensia” berikut cuplikan salah salah satu hasil penelitian
Dr. Abdullah Sumrahadi yang saya kira unik dan menarik analisisnya : “Band beraliran rock menunjukkan adanya tanda-tanda
dan kesadaran kritis terhadap suatu masalah sosial yang dialami oleh diri
komposer atau musisi dan juga masyarakat luas. Misalnya, jika kita kembali
memerinci apa yang sudah disajikan oleh Koil dalam album mereka yang berjudul
Blacklight Shine On tahun 2008, menunjukkan adanya suatu kesadaran diri sebagai
musisi dan bagian dari masyarakat. Melalui album itu Koil membuat lagu berjudul
Sistem Kepemilikan, lagu itu memberikan gambaran tentang bagaimana kondisi dan
pengaturan kepemilikan aset dan kekayaan bangsa. Kepemilikan dan kekayaan aset
tersebut, harusnya menjadi bagian dari upaya menyejahterakan warga negara.
Tetapi yang muncul justru pengelolaan dan kepemilikan aset kekayaan bangsa
dikelola oleh asing. Pertanyaan kritis dari lagu tersebut, Sebetulnya apa yang
kita miliki ? Tidak ada kebanggan terhadap diri sendiri ? Pertanyaan itu
menyiratkan adanya kesadaran bahwa, musisi sebagai bagian dari kehidupan sosial
dan bermasyarakat tahu ada ketidakberesan dalam mengelola aset yang bermanfaat
bagi warga negara. Dan akhirnya muncul ketidakbanggaan terhadap diri sebagai
warga negara. “Berlanjut pada lirik lagu lainnya dari Koil yang
berjudul Ini Semua Hanyalah Fashion, memberikan gambaran bahwa pelayanan negara
dan perilaku rakyatnya memiliki unsur-unsur linearitas. Melalui teks lirik
mereka, Koil sedang menunjukkan bagaimana aparatur atau pemimpian negara
memberikan keyakinan kepada publik untuk tahu dan mengerti langkah-langkah yang
diambil oleh penguasa, bahwa menjual aset bangsa merupakan suatu progress dalam
pembangunan kesejahteraan. Selain itu, Koil juga menunjukkan suatu kritik dan
kesadaran bahwa, dalam diri mereka sebagai musisi dan juga yang dialami oleh
sebagian masyarakat luas, ada suatu sikap inkonsisten. Sikap itu dapat
ditunjukkan dari, bagaimana ketika mendengarkan dan melihat tayangan dari televisi
yang berisi pernyataan dari penguasa, kita kemudian tergerak menjadi patriot
penyambung lidah penguasa, dengan memberikan ulasan dan penjelasan lebih jauh
dan rinci. Akhirnya membuat legitimasi bahwa, keterangan dan
pernyataan dari pemerintah atau penguasa itu pas dan layak untuk dilaksanakan,
dan kita sebagai warga negara tidak perlu untuk mengritisi bahkan menolaknya.
Tetapi pada sisi yang lain, sebagian dari kita yang tadi memerankan diri
sebagai patriot, sebenarnya tak lebih juga mengalami krisis figur dan
kepemimpinan, sehingga untuk menjembatani krisis itu, sebagian dari kita
mengidolakan selebriti dari suatu liputan majalah maupun televisi, seperti juga
para penguasa yang mengidolakan para selebriti bukan para patriot yang
konsisten dan bertanggungjawab terhadap amanah kekuasaan. “…Lewat teks lagu Gaya, Jamrud sedang menunjukkan
suatu fakta bahwa, dalam masyarakat mulai berkembang dan tidak menganggap
relasi seksual sesama jenis sebagai suatu masalah serius. Meskipun teks atau
ujaran dari lagu tersebut berupa sindiran atas kesadaran sosial yang
ditumbuhkan dari pengamatan para anggota Jamrud yang mencipta lagu. Pergeseran
pemahaman dan perdebatan tentang upaya untuk saling memahami serta menghormati
subyek pelaku model percintaan sesama jenis menunjukkan adanya pola perubahan
sosial masyarakat yang bersumber dari pengarusutamaan studi transgender.
Meskipun tidak semua masyarakat ikut terpengaruh dengan pengarusutamaan
tersebut. Ada sebagian yang mampu menerima dan sebagian lain menolak, dan ada
pula sebagian yang lain menjadikan hal tersebut sebagai bahan sindiran dan
lelucon. Pada situasi terakhir ini Jamrud mengambil peran melalui sindiran yang
dikemas lewat lirik bergaya satir sebagai edukasi seks lewat lagu. “…Maka Pas lebih berkonsentrasi pada persoalan
penyimpangan kekuasaan, korupsi. Melalui lagu Jengah, Pas membangun kesadaran
bahwa, mereka sebagai musisi merasakan adanya perilaku korupsi yang dilakukan
oleh pejabat dewasa ini. Posisi Pas, selain intelektual kampus dan pemerhati
sosial maupun hukum menempati ruang kritik yang sama. Selain itu, menunjukkan
semangat dan perhatian musisi yang selama ini identik dengan penciptaan
lagu-lagu melankolis ke dalam lagu-lagu bermuatan kritik anti terhadap korupsi.
Lewat lagu Jengah, Pas mengilustrasikan apa yang mereka lihat dan perhatikan
dari pelaku kekuasaan, pejabat didalamnya. Bahwa, korupsi, suap dan kebohongan
dari penguasa menjadi hal yang wajar dipraktikan dalam dunia politik. Di luar
kapasitas Pas dalam menulis lagu itu, komunitas (penggemar) mereka di Bandung
telah membuat kampanye anti korupsi melalui kaos-kaos yang mereka disain.
Kaos-kaos itu dibuat oleh jaringan produksi indie di dunia fashion dan
dipasarkan melalui distro-distro. Hal tersebut menunjukkan adanya kesadaran kritis
suatu komunitas dalam masyarakat yang memiliki sikap anti terhadap korupsi. Dan
komunitas-komunitas tersebut berada dalam ruang musik rock yang diciptakan oleh
musisi idola atau teman mereka. “Akhirnya Slank membuat semacam konklusi yang bisa
mengaitkan kecurigaan Edane, dengan korupsi pada wakil rakyat di parlemen
melalui lagu mereka yang berjudul Gosip Jalanan. Lagu tersebut mengumandangkan
fakta yang selama ini terabaikan oleh jerat hukum. Gosip Jalanan seperti
menjadi petunjuk bagi KPK untuk menjerat anggota Dewan Yang Terhormat ke dalam
pasal-pasal Tindak Pidana Korupsi, selain juga menyinggung perasaan para
anggota Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat. Lewat petikan lirik berikut, Kacau balau 2X
negaraku ini // Ada yang tau mafia peradilan // Tangan kanan hukum di kiri
pidana // Dikasih uang habis perkara // Apa bener ada mafia pemilu // Entah
gaptek apa manipulasi data // Ujungnya beli suara rakyat // Mau tau gak mafia
di senayan // Kerjanya tukang buat peraturan // Bikin UUD ujung-ujungnya duit
// Pernahkah gak denger teriakan Allahu Akbar // Pake peci tapi kelakuan barbar
// Ngerusakin bar orang ditampar-tampar, kita menjadi tahu apa yang menjadi
perhatian Slank.
Dari berbagai laporan media, kita tahu bahwa
“perang” antara Slank dan koruptor di DPR bermula sejak 24 Maret 2008, pada
saat anggota-anggota Slank datang ke gedung KPK. Kedatangan Slank ke KPK memang
tidak ada kaitan langsung dengan suatu konser, tetapi mereka datang secara
khusus untuk memberi dukungan kepada KPK agar korupsi tidak semakin merajalela.
Dan pada saat hendak mengakhiri kunjungan, di lobi utama gedung KPK, Slank
menggelar pertunjukan dengan tajuk “Bangkit Melawan Korupsi.” Dalam aksi
sederhana tersebut Slank membawakan lagu-lagu mereka yang syarat muatan kritik
birokrasi dan lainnya, termasuk Gosip Jalanan. Dalam konferensi pers sesaat
ketika konser berlangsung Kaka, vokalis Slank berujar, “kita terus bernyanyi
dan berusaha menyadarkan bahwa korupsi adalah kejahatan, pengkhianatan”. Dan
akhirnya konser itu membuat wakil rakyat tidak nyaman. Oleh Badan Kehormatan
DPR RI lagu Gosip Jalanan dianggap menyudutkan mereka para wakil rakyat. Ada grup band yang lagi aktif mendukung KPK,
membuat lirik yang menyakiti lembaga DPR RI. Bunyi liriknya, DPR tukang buat UU
dan korupsi.
Faktas sejarah perjuangan para musisi-musisi
Indonesia jika coba dikaji dari masa Orde Baru hingga sekarang dapat dipahami
sekaligus perlu diapresiasi apa yang telah dilakukan oleh para musisi Indonesia
dalam upaya mengawal perubahan lewat seni dan budaya Industri Musik. Semangat
kritik sosial dan kesadaran kritis tentang posisi musik rock Indonesia secara
lebih ilmiah telah mampu di buktikan kepada halayak lewat penelitian
disertasinya oleh salah satu tokoh Sosiolog yakni Dr. Abdullah Sumrahadi yang
memiliki kepedulian pada kajian seni dan budaya. Manusia ini adalah salah satu
sosok intelektual dari sekian intelektual yang tersebar dibumi Nusantara ini
yang peduli pada perjuangan pasukan musik rock Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar