Kita memang seharusnya taat pada hukum dan mengikuti
prosedur, tapi kita sebaiknya tidak melupakan tujuan. Hukum dalam bernegara dan
berdemokrasi hanyalah sebuah perangkat untuk mencapai tujuan. Tujuan demokrasi
adalah agar semua menjadi ideal, hati kita menjadi satu, suara kita bisa terwakili, mampu menciptakan kebersamaan ,tidak ada yang teraniaya, dan
dunia berada pada kondisi yang aman, tanpa masalah.
Selama tujuan itu belum terwujud maka prosedur apapun
adalah gagal dan salah. Maka tak ada prosedur yang perlu diindahkan jika tujuan
tidak tercapai. Apalagi menjadikan prosedur sebagai alat politik dan
menggunakannya untuk kepentingan pribadi atau golongan. Maka sikap itu adalah
kekonyolan paling konyol.
Seperti halnya demokrasi di Mesir. Prosedurnya
presiden Hosni Mubarak seharusnya tetap menjabat sebagai presiden. Salah, jika
ada pihak yang ingin melengserkannya. Namun ini adalah masalah tujuan tadi,
banyak hati yang tidak ridho dan banyak hati yang menginginkan ia mundur. Maka
seharusnya presiden Hosni Mubarak bisa menyadarinya dan melakukan tindakan
bijak untuk mundur.
Hubungan rakyat dan pemimpin adalah ibarat orang yang
pacaran. Jika ada seorang gadis yang secara tegas mengatakan, ”saya tidak
menyukaimu“ atau menyatakan perasaan
tidak nyaman, maka sebaiknya kita juga
bisa mendengarnya dan menghormatinya. Akankah kita akan memaksakan seorang
gadis mencintai kita, sedangkan gadis itu tidak menyukai kita. Akankah rakyat
kita paksa untuk menerima seorang pemimpin yang tidak diridhoinya. Akankah
Hosni Mubarak memaksa rakyat Mesir untuk mencintainya sedangkan rakyat Mesir
banyak merasa kecewa dengannya.
Pelajaran Demokrasi di Mesir adalah pelajaran bagi
semua pemimpin dunia, terutama juga di Indonesia. Kita semua seharusnya
mengutamakan kebersamaan dan kerelaan hati semua orang. Jangan seperti seorang
cowok yang tidak bertanggung jawab, apalagi memaksakan rakyat untuk mencintai
presiden yang tidak disukainya.
Presiden SBY dan presiden Indonesia berikutnya
seharusnya bisa peka akan perasaan rakyat. Karena rakyat adalah seperti wanita
lemah yang butuh dicintai dan dilindungi. Bukan dimanfaatkan, apalagi
menafikkanya, menganggapnya tidak ada.Rakyat membutuhkan cowok yang
bertanggung jawab bukan cowok yang pintar
mengelabui seperti buaya darat. Dalam hidup berbangsa dan bernegara dan
juga berdemokrasi, maka marilah kita bercinta dengan baik. Kualitas seni
bercinta kita adalah kualitas kecerdasan kita dan kualitas moral kita, dan
tentu adalah kualitas hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar