Fenomena politik atau kekuasaan mengandung
dimensi-dimensi “antagonisme (konflik) dan integrasi” terjadi diberbagai
bentuk komunistas manusia (bangsa, profesi, masyarakat internasional, serikat
buruh, elite, kota dan desa dan entah apalagi). Studi Politik adalah studi
tentang fenomena kekuasaan dari setiap kelompok manusia, bukan hanya di dalam negara
saja (nation-state). ”Kekuasaan” dalam
arti hubungan yang mengandung otoritas sangat mempengaruhi dalam kehidupan
politik. Ada dua corak pengaruh yang
ditimbulkan oleh keuasaan : Pertama, bilamana orang memandang politik pada
dasarnya sebagai “arena pertarungan” atau “medan pertempuran”, dalam hal ini
kekuasaan memungkinkan untuk merebut dan mengontrolnya untuk berkuasa itu untuk
tujuan yang sama. Kekuasaan memainkan peran sebagai “biang konflik” dan “alat
untuk menindas”, disebut sebagai aspek “antagonisme”. Kedua, bila memandang
bahwa “politik adalah upaya menegakkan ketertiban dan keadilan, pelindung
kepentingan dan kesejahteraan umum melawan tekanan dan tuntutan, “politik atau
kekuasaan memainkan peran integratif, memihak dan melindungi kepentingan
bersama vis a vis kepentingan golongan atau kelompok. Kedua dimensi ini muncul sebagai “kembar
siam” atau “dua sisi mata uang yang sama”, ibarat Dewa Yanus ”bermuka dua”
atau ambivalensi. Dalam bahasa keseharian mengatakan “ya tapi tidak” dan
mengatakan “tidak tapi ya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar