Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi)
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi
ekstrinsik) (Akhmad Sudrajat). seluruh proses gerakan, termasuk
situasi yang mednorong timbulnya kekuatan pada diri individu; sikap yang
dipengaruhi untuk pencapaian suatu tujuan (Wulyo, 1990); suatu variabel yang
ikut campur tangan yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di
dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan
tingkah laku menuju satu sasaran (J.P. Chaplin, 2001).
Suatu kekuatan yang mendorong atau menarik yang
tercermin dalam tingkah laku yang konsisiten menuju tujuan tertentu (Lusi,
1996). Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai
rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup.
Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan.
(Angelina Yuri Pujilistiyani.Ch)
Setiap orang pasti memiliki motivasi. Tingkatannya
bisa berbeda-beda tergantung dari stimulus (rangsangan) yang diberikan otak.
Selain berbeda tingkatannya, motivasi juga memiliki obyek (sasaran) yang
berbeda. Belum tentu setiap orang memiliki sasaran motivasi yang sama dengan
tingkatan yang sama pula.
Beberapa
Teori tentang Motivasi :
1. Teori Kepuasan ( Content Theory)
- Teori Hirarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Hierarchy of Needs).
- Teori Mc
Clelland
- Teori X dan Y (XY Theory)
- Teori ERG (ERG Theory)
- Teori Kebutuhan Mc. Clelland (Mc. Clelland Theory)
- Teori Motivasi-Higiene (Hygiene-Motivation Theory)
2. Teori
Proses (Process Theory)
- Teori Harapan (Expectancy Theory)
- Teori Penentuan Tujuan (Goal Setting Theory)
- Teori Penguatan (Reinforcement Theory)
- Teori Keadilan (Equity Theory)
Urgensi
Memotivasi Diri :
1. Selalu
Bersemangat
2. Tekun dalam Bekerja
3. Tidak Bergantung Motivasi dari Orang Lain
4. Selalu berinisiatif dan kreatif
5. Produksi dalam bekerja
6. Tercapainya tujuan yang diinginkan
7. Meraih tujuan lebih cepat
8. Optimis terhadap masa depan
9. Menikmati hidup dan pekerjaan
10. Terhindar dari kesepian
11. Terhindar dari rasa jenuh
12. Menunaikan kewajiban syar’i
13. Melaksanakan sunnah Rasul
14. Memperoleh sukses di dunia dan akhirat
Hambatan
Memotivasi Diri
1. Kurangnya
percaya diri
2. Cemas
3. Opini negatif
4. Perasaaan tidak ada masa depan
5. Merasa diri tidak penting
6. Tidak tahu apa yang terjadi
7. Pengakuan semu
PEMBAHASAN
Theory Teori
Achievement Mc Clelland ( Kebutuhan Berprestasi)
David McClelland, seorang pakar psikologi yang
terkenal telah mempelajari hubungan antara kebutuhan dengan perilaku sejak
tahun 1940an. Ia membagi kebutuhan menjadi tiga jenis, yaitu prestasi
(achievement), kekuasaan (power),dan afilasi (affilation). Menurut
McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers)
memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan
tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi di
mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena
faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan umpan
balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka
yang berprestasi rendah.
Merupakan teori yang dikenalkan oleh David
McClelland (1961). Dasar teorinya tetap berdasarkan teori kebutuhan
Maslow, namun ia mencoba mengkristalisasinya menjadi tiga kebutuhan:
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
· Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
· Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama
dengan soscialneed-nya Maslow)
· Need for Power (dorongan untuk mengatakan sesuatu)
Hirarki
Maslow
Hirarki kebutuhan menurut Maslow adalah sebagai
berikut:
1. The
need for self-actualization
2. The
esteem needs
3. The
love needs
4. The
safety needs
5. The
'physiological' needs
Dia berargumen bahwa seseorang tidak akan mencapai
tingkat kebutuhan yang lebih tinggi sebelum tercapai kebutuhan yang di
bawahnya. Misalnya, seseorang akan sulit mendapatkan kebutuhan akan cinta kalau
kebutuhan fisiologisnya belum tercapai. Begitu seterusnya hingga sampai
kebutuhan aktualisasi diri. Namun dalam penelitian selanjutnya ternyata ada
individu yang tidak begitu saja harus membutuhkan kebutuhan di bawahnya sebelum
meraih kebutuhan yang di atasnya.
Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori ini dibentuk oleh J. Stacey Adams. Teori ini
menerangkan tentang pekerja membandingkan kerjanya iaitu nisbah input dengan
hasil yang relevan dan akan memperbetulkan sebarang ketidakseimbangan.
Sekiranya pekerja mendapati nisbah input dengan hasil adalah sama, maka
keadilan wujud, iaitu situasi yang seimbang. Sebaliknya, sekiranya
ketidakadilan wujud, maka individu akan merasakan bahawa dia diberi ganjaran
yang terkurang atau diberi ganjaran yang terlebih. Terdapat beberapa
tindakbalas yang akan tercetus dalam teori ini, iaitu:
a. Memutarbelitkan
input atau hasil mereka ataupun hasil orang lain.
b. Bertingkahlaku
merangsang orang lain untuk mengubah input atau hasil.
c. Bertingkahlaku
tertentu untuk mengubah input atau hasil mereka sendiri.
d. Memilih
individu lain untuk dibuat perbandingan.
e. Letak
jawatan
Sekiranya individu mendapati bahawa ganjaran atau upah
yang diterima oleh mereka tidak setimpal, maka mereka akan berkelakuan seperti
berikut:
a. Bagi pembayaran yang diterima berdasarkan masa kerja, pekerja yang
diberi ganjaran terkurang akan mengeluarkan hasil kerja lebih daripada pekerja
yang menerima bayaran setimpal.
b. Bagi pembayaran yang diterima berdasarkan kuantiti pengeluaran,
pekerja yang diberi ganjaran terkurang akan mengeluarkan hasil kerja lebih
bekerja lebih daripada pekerja yang menerima bayaran setimpal.
c. Bagi pembayaran yang diterima berdasarkan masa kerja, pekerja yang
diberi ganjaran terkurang akan bekerja lebih daripada pekerja yang menerima
bayaran setimpal.
Teori Harapan (Expectancy Theory)
Teori yang menerangkan tentang kecenderungan individu
untuk bertingkahlaku tertentu berdasarkan jangkannya bahawa tingkahlaku
tersebut berdasarkan kepada hasil yang menarik hatinya. Terdapat 3 pembolehubah
atau bentuk hubungan yaitu:
a. Jangkaan
(expectancy) atau hubungan usaha-pencapaian : kebarangkalian jangkaan individu
bahawa usaha akan membuahkan tahap pencapaian tertentu.
b. Instrumen/
kaedah (instrumentality) atau hubungan ganjaran-pencapaian : darjah kepercayaan
individu bahawa kerja yang dilakukan berdasarkan kaedah tertentu akan membawa
kepada hasil yang diingini.
c. Kesatuan
(valence) atau tarikan ganjaran : darjah kepentingan yang diletakkan oleh
individu terhadap hasil atau ganjaran yang boleh diperolehi dalam
kerja. Valence menitikberatkan matlamat dan keperluan individu.
KESIMPULAN
1. Teori-teori motivasi yang ada merupakan rujukan
utama dari cara menumbuhkan motivasi diri yang praktis dan mudah dilakukan.
2. Manusia memiliki empat dimensi diri yaitu mental,
emosional, spiritual, dan fisik. Semua dimensi tersebut memiliki hubungan satu
sama lain dan saling mempengaruhi satu sama lain.
3. Berbagai cara menumbuhkan motivasi dari sebenarnya
bersumber dari empet dimensi manusia. Dengan menghidupkan satu atau lebih
dimensi manusia tersebut kita dapat termotivasi.
4. Setiap dimensi manusia tersebut memiliki sumber
pemicu untuk menumbuhkan motivasi diri. Sumber pemicu itu adalah :
- Visualisasi (visualitation) untuk dimensi mental.
- Tanggung jawab (responsibility) untuk dimensi spiritual.
- Kenyamanan dan kesukaan (excited) untuk dimensi emosional.
- Gerakan (move) untuk dimensi fisik.
5. Manusia pada dasarnya memiliki kemampuan memotivasi
diri yang tidak terbatas. Semakin besar upaya kita untuk menyalakan sumber
pemicu motivasi semakin besar mativasi yang dihasilkan.
6. Menumbuhkan motivasi diri sebenarnya banyak caranya.
Dibutuhkan kreativitas agar kita dapat memicu munculnya mativasi yang tinggi
dalam diri kita. Namun kreativitas tersebut sebenarnya berputar pada
menstimulus sumber pemicu motivasi yang ada pada empat dimensi manusia (yakni
visualisasi, tanggung jawab, kenyamanan/kesukaan dan gerakan).
DAFTAR
PUSTAKA
Richard L Daft, 2010. New Era Of Management (Era baru Manajemen),edisi 9 (terjemahan)
: Penerbit Salemba Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar