Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah
berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik ini pula belum ada suatu teori yang
bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat
diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami
dan menjumpai pandangan-pandangan tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam
penerapannya.
Perkembangan
pemikiran aliran perilaku terutama didorong oleg 3 sebab :
a. Memudarnya masa keemasan revolusi
industri dengan produksi massalnya yang kemudian menyebabkan perekonomian
mengalami Depresi Besar;
b.
Pembentukan organisasi Serikat Buruh yang kemudian diakui haknya oleh
Konstitusi AS;
c. Studi Hawthorne oleh Elton Mayo dan
kawan-kawan.
Sejarah terus bergulir, jika masa keemasan produksi massal menjadi
pendorong tumbuhnya studi awal Manajemen sampai tahap ditemukannya aplikasi
manajemen secara ilmiah, maka masa keruntuhan industri massal juga menjadi
penyebab ditinggalkannya pendekatan tersebut (yang kemudian disebut sebagai
aliran klasik). Seperti layaknya siklus
kehidupan, produksi massal yang berlimpah akhirnya tak lagi mampu diserap oleh
konsumen, padahal investasi yang sangat besar sudah terlanjur ditanamkan pada
sektor industri, mengawali masa Depresi Besar yang melanda negara-negara
industri pada tahun 1929. Banyak industri yang gulung tikar dan terpaksa
melakukan PHK buruh secara besar-besaran karena stok barang yang menumpuk tak
terbeli akibat suksesnya revolusi industri.
Masa depressi besar tersebut diikuti
oleh pembentukan berbagai organisasi buruh yang merasa hak-haknya terancam.
Negara (AS) kemudian memberikan pengakuan atas hak mereka untuk membentuk serikat pekerja pada tahun 1935. Kondisi
inilah yang akhirnya memunculkan kebutuhan adanya bagian Kepegawaian atau Human Relation dalam
manajemen (yang sebelumnya umumnya hanya ada 3 bagian utama dalam struktur
keorganisasian : Keuangan; Produksi dan Pemasaran) untuk menjembatani benturan
kepentingan antara perusahaan dan karyawan.
Selain Depresi Besar dan tumbuhnya Serikat Buruh, hal lain yang mendorong
munculnya aliran Behavioralist adalah studi yang dilakukan oleh Hawthorne
(dengan tokohnya Elton Mayo). Melalui studi awalnya di Philadelphia, Mayo meneliti
penyebab tingginya angka absen para pekerja pada sebuah pabrik tekstil. Dari
berbagai wawancara dan konsultasi, Mayo kemudian, menyimpulkan bahwa banyak
segi kemanusian dalam kerja yang perlu mendapatkan perhatian. Mayo kemudian
mendedikasikan tahun-tahun kerja ilmiahnya untuk meneliti hal tersebut,
khususnya di Hawthorne, sebuah pabrik elektronik di luar Chicago.
Dari berbagai eksperimen yang dilakukan untuk mengetahui kondisi-kondisi
apa yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang dapat bekerja maksimal,
diperoleh dasar-dasar analisis sistematis bagaimana manusia berperilaku dalam
organisasi. Pendekatan Human Relation
muncul dalam situasi ini. Pendekatan ini memandang perlunya memperlakukan
karyawan secara manusiawi, bukan sekedar
alat produksi dari industrialisasi, bahwa sebagai manusia, karyawan juga butuh
didengar keluhannya, dipahami kebutuhannya dan dihargai pendapatnya dalam
keputusan-keputusan perusahaan. Jika
pendekatan atau gerakan Human Relation hanya menyoroti bagian kecil dari segi
manusia dalam situasi kerja tertentu, maka pendekatan Perilaku Organisasi yang
tumbuh kemudian, menyoroti segi-segi yang lebih luas dari perilaku manusia di
dalam organisasi.
Awalnya pendekatan Perilaku Organisasi
menggunakan teori kognitif dan teori perilaku manusia dari disiplin ilmu
Psikologi sebagai dasar meneliti perilaku organisasi yang kemudian
disempurnakan dengan teori Pembelajaran Sosial. Pendekatan Kognitif menyatakan
bahwa perilaku manusia bergerak dalam pola Stimulus - Response (sebab-Akibat0.
Sebaliknya, Pendekatan Perilaku menyatakan bahwa tindakan manusia mengikuti
pola Respons-Stimulus (R-S). Sedang pendekatan Pembelajaran Sosial menyatakan
bahwa manusia, lingkungan dan perilaku itu sendiri saling berinteraksi.
Pendekatan-pendekatan tersebut secara terpisah hanya mampu menjelaskan
mengapa seseorang berperilaku tertentu, atau meramalkan bagaimana seseorang
akan berperilaku dalam situasi tertentu, namun hanya setelah menggabungkan
ketiga pendekatanlah dapat diperoleh pemahaman, peramalan dan cara mengontrol
perilaku manusia dalam organisasi. Pendekatan ini disebut Behavioral Scientifiec, yang bukan saja
menggabungkan teori dan pendekatan-pendekatan dari ilmu Psikologi, tapi juga
dari Antropologi (khususnya Antropologi Budaya) dan Sosiologi ke dalam Teori Organisasi. Kendati
demikian, sampai saat inipun kita tidak dapat memastikan bagaimana manusia akan
berperilaku karena perilaku seseorang sangat ditentukan oleh pikiran dan
perasaannya sendiri.
Aliran
perilaku muncul karena dalam pendekatan klasik, efisiensi produksi dan
keserasian kerja tidak dapat dicapai. Para manajer masih menghadapi kesulitan dan
frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang
rasional. Oleh karena itu dicari upaya untuk membantu manajer mengatasi masalah
organisasi melalui sisi perilaku karyawan.
Aliran perilaku memandang organisasi
pada hakikatnya adalah orang. Aliran ini memandang aliran klasik kurang lengkap
karena tidak mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dan keharmonis an di
tempat kerja. Manusia dalam organisasi tidak selalu dapat
dengan mudah diramalkan tingkah lakukanya, karena sering juga tidak rasional.
Karena itu para manajer perlu dibantu dalam meng hadapi manusia, antara lain
dengan sosiologi dan psikologi. Pelopor aliran perilaku ada 2 (dua) orang yaitu
Hugo Munsterberg dan Elton Mayo.
1) Hugo Munsterberg
(1863-1916)
Munsterberg yang melahirkan
Psikologi Industri, sering disebut Bapa "Psikologi Industri.
Kontribusi penting adalah dalam bentuk pemanfaatan psikologi
untuk mewujudkan untuk mewujudkan tujuan serta pro-produktivitas
lain manajemen teori. Penerapan faktor
psikologis dalam intensifikasi produksi.
Melalui bukunya dengan judul "Psikologi dan Industri
den-sy", Munsterberg menyarankan 3 (tiga) cara untuk meningkatkan
produktivitas, yaitu:
(1) Mendapatkan orang / karyawan (orang terbaik) terbaik,
yang paling sesuai / cocok dengan pekerjaan yang harus dilakukan.
(2) Menciptakan kondisi kerja yang terbaik (karya
terbaik), yang memenuhi persyaratan psikologis untuk memaksimalkan
produktivitasnya.
(3) Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak
yang paling sesuai pada karyawan memotiovasi (efek terbaik).
2) Elton Mayo
(1880-1949)
Ia terkenal untuk percobaan
pada perilaku manusia dalam situasi kerja percobaan ini disimpulkan bahwa perhatian khusus dapat
menyebabkan seseorang untuk meningkatkan bisnisnya.. Fenomena ini disebut efek Hawrthorne bahwa karyawan akan
bekerja lebih keras jika mereka percaya bahwa manajemen
tidak berpikir kesejahteraan mereka. Hasil percobaan
dengan Roethlisberger dan Dickson Mayo adalah rangsangan uang saya tidak
menyebabkan peningkatan produktivitas. Itu benar-benar meningkatkan produktivitas mempu itu adalah
sikap bahwa karyawan yang merasa manajer dan atasanya memberi perhatian yang
memadai bagi kesejahteraan mereka.
Hal ini juga ditemukan pengaruh lingkungan sosial dalam
kehidupan kelompok
lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap
produktivitas. Oleh karena itu, Mayo yakin terhadap konsepsinya yang terkenal
dengan "manusia sosial" yang didorong oleh kebutuhan sosial dalam
hubungan yang lebih efektif daripada pengawasan dan pengendalian ma-najemen
dalam arti konsep "sosial manusia" (manusia atau sosial / manusia
yang dapat termotivasi oleh pemenuhan kebutuhan sosial melalui hubungan kerja). Istilah
terkenal yang diungkapkan oleh Robert Owen adalah "mesin vital"
menemukan bentuk-bentuk baru dan peluang dengan munculnya konsep "manusia
sosial" dari Mayo. Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer adalah semakin
pentingnya "keterampilan manajemen orang" daripada "teknik atau
keterampilan teknis." adalah Konsep dinamika kelompok semakin penting dalam
pengelolaan praktek manajemen atas dasar kemampuan pekerja individu.
Kelemahan temuan Mayo yang ditunjukkan oleh orang yang
berpikir kepuasan karyawan bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh
lingkungan sosial, juga oleh faktor lain seperti tingkat gaji, menarik atau
tidak kerja, struktur dan budaya manajemen, organisasi karyawan hubungan, dll Menghadapi
keterbatasan gerakan ini hubungan manusia,. muncul pemikir lain yang juga milik perilaku aliran lebih maju.
SUMBANGAN ALIRAN PERILAKU/HUMAN
BEHAVIOR/BEHAVIOR SCHOOL
Aliran hubungan manusiawi
menyadarkan pentingnya ke-butuhan sosial. Dengan demikian aliran ini
menyeimbangkan konsep lama yang menekankan ekonomi/rasionalitas manusia.
Suasana kerja menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Pelatihan-pelatihan
yang kemudian banyak yang memfokuskan pada upaya memperbaiki hubungan kerja
antar manajer dengan karyawan. Aliran ini mempelopori studi baru dalam bidang
dinamika kelompok, dimana perhatian ditunjukan tidak hanya pada individu,
tetapi juga pada proses dan dinamika kelompok.
KETERBATASAN ALIRAN PERILAKU/HUMAN
BEHAVIOR/BEHAVIOR SCHOOL
Meskipun
demikian ada beberapa keterbatasan teori ini. Disain, metoda dan analisis
penelitian yang dilakukan oleh Mayo sampai saat ini masih menjadi kontaversi.
Konsep manusia sosial yang dikembangkan ternyata tidak menjelaskan sepenuhnya
perilaku manusia. Usaha perbaikan-perbaikan kondisi kerja
ternyata tidak mampu menaikan prestasi kerja. Sebagai contoh, perbaikan kondisi
kerja disuatu perkebunan, tidak menaikan prestasi kerja, malah cenderung
menurunkan prestasi kerja karena pekerja cenderung menjadi lebih santai dalam
kerja. Tidak ada tekanan untuk bekerja keras seperti sebelumnya.
Tentunya
ada faktor lain, selain faktor sosial, yang mendorong prestasi kerja. Faktor
ekonomi (gaji), kemampuan kerja karyawan, budaya dan struktur organisasi, dan
banyak faktor lain mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Aliran hubungan
manusia belum mampu melakukan prediksi perilaku manusia dengan akurat. Suatu
hal yang dapat dimengerti karena faktor sosial merupakan hasil emosi manusia
yang lebih sulit diukur. Contoh lain, kepuasan kerja sering dikatakan sebagai
pendorong prestasi kerja. Tetapi hubungan tersebut diragukan bahkan logika
sebaliknya tampaknya lebih kuat : prestasi kerja akan menyebabkan kepuasan
kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar