“Ini adalah babak baru!! Ini masih pada halaman
I, masih ada halaman-halaman berikutnya”, demikian pernyataan Mantan Ketum PD
Anas Urbaningrum dalam konfrensi persnya sehari setelah ditetapkan sebagai
Tersangka oleh KPK dalam Korupsi Proyek Hambalang. Selain itu, pernyataan Anas
yang lain yang dianggap sebagai bentuk perlawanan adalah dalam Kongres PD di
Bandung, “saya adalah bayi yang tidak dikehendaki lahir”, demikian ujarnya.
Dari apa yang
dinyatakan oleh Anas dalam konfrensi persnya sangat banyak mengandung makna
dalam posisi pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum. Namun, dari itu semua Anas
memang “the rising star” dalam PD. Jujur saya akui, mantan Ketum HMI ini memang
tokoh muda yang layak dalam posisi politik tertinggi dalam sebuah partai
politik.
Namun, apa
yang dilakukannya sebelum menjadi Ketum PD adalah suatu kenistaan dalam proses
politik yang namanya Demokrasi. Karena hakekatnya Demokrasi adalah suatu
pencapain cita-cita kebangsaan yang bersih. Bebas dari segala tuduhan dan
keterlibatan dalam politik uang!!
Proyek
Hambalang merupakan titik awal masuknya politik uang tersebut di dalam PD
ketika Anas Urbaningrum menjadi Ketua Fraksi PD. Fraksi terbesar dengan para
politisi yang hampir semuanya masih tergolong “hijau” dalam dunia politik.
Dalam setiap pembicaraan anggaran sampai pada tahap realisasi pembangunan,
tentunya Anas sebagai Ketua Fraksi sangat mengetahui jumlah angka dalam setiap
APBN yang ada di dalamnya. Pilihannya kemudian adalah Anas harus mencari siapa
yang dapat mengelola anggaran Hambalang ini. Dan itu jatuh kepada M. Nazarudin.
Bersamanya dengan beberapa tokoh lainnya dari PD, skenario pun dibangun untuk
meloloskan beberapa kontraktor dalam proyek tersebut.
Saya sangat
berkeyakinan, terlepas dari dia korupsi atau tidak, Anas pasti mengetahui apa
yang terjadi dalam kongkalikong proyek-proyek di DPR ketika dia masih menjabat
sebagai Ketua Fraksi di DPR.
Saya ingin
menyatakan Selamat Kepada Anas Urbaningrum karena telah mengundurkan diri
sebagai Ketum PD. Ini artinya apa? Dengan berbagai pernyataan yang dilontarkan
dalam konfrensi persnya saat pengunduran dirinya sbg Ketum, Anas banyak
menyiratkan suatu hal yang banyak dia ketahui. Asumsi saya, ya minimal Anas
mengetahui soal-soal kongkalikong beberapa proyek-proyek anggaran di DPR,
termasuk Hambalang. Selain itu, Anas tentunya mengetahui kemana saja aliran
dana hambalang yang mencapai trilyunan tersebut mengalir. Dan jangan lupa juga,
Anas paham betul Pilpres 2009 itu bagaimana, sampai terjadinya kriminalisasi
terhadap Antasari Azhar sebagai Ketua KPK, ketika ingin membongkar kasus
Pengadaan IT jelang pilpres 2009. Maka, ketika pilihan politik Anas tiba, PD
adalah pilihannya bersama Andi Nurpati yang pernah bersama-sama “bekerja di KPU
untuk SBY” menjadi Presiden utk Periode ke II.
Dengan
demikian, jika dikaitkan dengan pernyataan Anas dalam konfrensi persnya Sabtu
kemarin bukan hal yang mustahil jika Anas tidak mengetahui semua sepak terjang
PD sejak Anas masih di Komisi Pemilihan Umum khususnya jelang Pilpres 2009.
Sehingga pernyataan demi pernyataan ditata secara konsisten sampai pada, “ini
babak baru!!. Masih ada halaman-halaman berikutnya yang akan saya nyatakan
kemudian”.
Apa yang
dinantikan oleh Rakyat, yakni kejujuran dan keterbukaan dalam setiap gejolak
politik khususnya korupsi yang banyak melibatkan tokoh-tokoh politik nasional.
Dan Anas, memegang momentum itu!!
Dalam perang,
seorang tentara dipastikan mati!! Tapi dalam politik, seseorang bisa mati
berkali-kali dan kemudian bangkit kembali!! Hal ini menyiratkan bahwa dalam
politik, semua kemungkinan dipastikan akan terus berlangsung selama orang
tersebut mampu memainkan peran-peran strategisnya.
Nah, dalam
kasus Anas, idiom ini berlaku!! Jika saja Anas mampu dan berani mengungkapkan
semua hal yang dia ketahui tentang aliran dana Proyek Hambalang dan sebagainya,
opini masyarakat akan berbalik menguntungkan dirinya. Lihat saja Nazarudin,
walaupun posisinya juga sebagai pesakitan, namun dia telah mengungkapkan semua
keterlibatan para koruptor yang terlibat dalam kongkalikong proyek Hambalang.
Dan opini masyarakatpun saat ini ada di sisinya, pasca Anas dijadikan TSK KPK
berkat nyanyian-nyanyiannya.
Anas adalah
tipikal yang mampu mengkonsolidir kekuatannya, saya menyakini sekali Anas akan
melakukan perlawanan terhadap SBY & KPK dengan gaya dan stylenya.
Tapi, jika perlawanan itu berhasil dinegasikan
oleh kekuatan-kekuatan politik yang hari ini sedang berkuasa, tentunya Anas
akan menjadi bulan-bulanan atau sebaliknya. Dan saya yakin sekali, jika ini
dilakukannya SBY akan jatuh sebelum 2014. Maka, saat ini momentum ini milik
Anas, mau menjadi Pecundang!! atau Pahlawan!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar