Perkembangan Sosiologi Masyarakat Modern Pada Dewasa Ini
Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa ? (yang notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama kalinya). Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.
Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi yang lama di Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern. Kebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi, dan dalam sosiologi modern ini lebih memunculkan rincian tentang teori-teori dalam konteks lebih luas.
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan umat manusia pun mengalami perubahan. Menurut para pemikir post modernis dekonstruksi, dunia tak lagi berada dalam dunia kognisi, atau dunia tidak lagi mempunyai apa yang dinamakan pusat kebudayaan sebagai tonggak pencapaian kesempurnaan tata nilai kehidupan. Hal ini berarti semua kebudayaan duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, dan yang ada hanyalah pusat-pusat kebudayaan tanpa periferi. Sebuah kebudayaan yang sebelumnya dianggap pinggiran akan bisa sama kuat pengaruhnya terhadap kebudayaan yang sebelumnya dianggap pusat dalam kehidupan manusia modern.
Wajah kebudayaan yang sebelumnya dipahami sebagai proses linier yang selalu bergerak ke depan dengan berbagai penyempurnaannya juga mengalami perubahan. Kebudayaan tersebut tak lagi sekadar bergerak maju tetapi juga ke samping kiri, dan kanan memadukan diri dengan kebudayaan lain, bahkan kembali ke masa lampau kebudayaan itu sendiri.
Lokalitas kebudayaan karenanya menjadi tidak relevan lagi dan eklektisme menjadi norma kebudayaan baru. Manusia cenderung mengadaptasi berbagai kebudayaan, mengambil sedikit dari berbagai keragaman budaya yang ada, yang dirasa cocok buat dirinya, tanpa harus mengalami kesulitan untuk bertahan dalam kehidupan.
Perubahan tersebut dikenal sebagai perubahan sosial atau sosial change. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya, namun perubahannya hanya mencakup kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, kecuali organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan sosial tersebut bardampak pada munculnya semangat-semangat untuk menciptakan produk baru yang bermutu tinggi dan hal inilah yang menjadi dasar terjadinya revolusi industri, serta kemunculan semangat asketisme intelektual. Menurut Prof Sartono, asketisme dan expertise ini merupakan kunci kebudayaan akademis untuk menuju budaya yang bermutu.
Sebagai homo faber, manusia mencipta dan bekerja, untuk memperoleh kepuasan atau self fulfillment. Dalam kaca mata agama dan unsur untuk beribadah, suatu orientasi kepada kepuasan batin dan menuju ke arah sesuatu yang transendental. Di sinilah yang disebut etos bangsa itu muncul.
Sebenarnya etos bangsa kita juga sudah banyak disinggung oleh para pujangga seperti dalam “Serat Wedatama” karya Mangkunegoro IV yang disebutnya sebagai etos “mesu budi”. Etos ini merupakan suatu ajakan untuk mementingkan penampilan yang bermutu baik lahir, maupun batin, atau kalau dalam bahasa modern disebut juga etos intelektual.
Kemudian, etos intelektual inilah yang mendorong masyarakat untuk terus berkarya dan terus menciptakan hal-hal baru guna meningkatkan kemakmuran hidupnya, sehingga masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang modern. Sedangkan proses menjadi masyarakat yang modern disebut dengan istilah Modernisasi. Jadi dengan kata lain, modernisasi ialah suatu proses transformasi total, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspeknya.
Teori Sosiologi Modern
MANUSIA adalah masyarakat dalam bentuk miniatur. Ketika dia berkomunikasi dengan dirinya sendiri, dia bisa menjadi subyek dan sekaligus obyek. Dalam komunikasi itu pula, manusia berpikir, menunjuk segala sesuatu, menginterpretasikan situasi, dan berkomunikasi dengan dirinya sendiri dengan cara-cara berbeda.
Berpikir berarti berbicara kepada diri sendiri, sama seperti cara kita berbicara dengan orang lain. Percakapan dengan diri sendiri sebagian besar dilakukan dengan diam. Tanpa diri sendiri, manusia tidak akan mampu berkomunikasi dengan orang lain, sebab hanya dengan itu, maka komunikasi efektif dengan orang lain bisa terjadi.
Kekuatan sosial yang berperan dalam perkembangan teori sosiologi
Semua bidang intelektual dibentuk setingan sosialnya. Hal ini terutamaberlaku untuk sosiologi, yang tak hanya berasal dari kondisi sosialnya, tetapi juga menjadikan lingkungan sosialnya sebagai basis masalah pokoknya.beberapa pemusatan terhadap kondisi sosial terpenting di abad 19 dan awal abad 20 yang sangat signifikan dalam perkembangan sosiologi modern.
Revolusi politik, industri dan kemunculan kaum kapitalis
Revolusi ini dihantarkan oleh revolusi perancis 1789 dan revolusi yang belangsung sepnjang abad 19 merupakan faktor yang paling besar perannya dalam perkembangan sosiologi. Akibat revolusi ini terjadi perubahan yang dahsyat pada masyarakat terutama masalah dampak negatifnya yang mengundang keperihatinanan dari para ilmuan, olehkarena itu para pemikir mencoba untuk menemukan tatanan baru dalam masyarakt yang telah berubah oleh revolusi politik. Perhatian ini menjadi salah satu perhatian utama teoritis sosiologi klasik terutama Comte dan Durkhem.
Kemudian revolusi politik dan revolusi industri melanda eropa pada abad 19 dan 20 merupakan factor yang meunculkan teori sosiologi. Dalam revolusi ini banyak merubah pola masyarakat dari corak pertanian menjadi industri karena mereka mendapatkan tawaran dari pihak industri. Birokrasi ekonomi muncul dalam skala besar yang memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh indusri dan sistem ekonomi kapitalis. Akibat dari sistem kapitalis ini adanya pihak-pihak lain yang diuntungkan sehingga menyebabkan terjadinya benrok antara kaum industri dan kaum kapitalis dan reaksi penentang ini di ikutu dengan ladakan gaerakan buruh dan berbagai radikal lain yang bertujuan untuk menghancurkan sistem kapitalis.
Sosialisme
Sosialisme adalah sebuah istilah yang bertujuan unutk menghancurkan serta menanggulangi ekses industi dan kapitalis terutama Marx. Disamping itu juga Weber dan Durkhem menentang sosialisme seperti kata Marx, karena menurut mereka daripada melakukan reformasi sosial dalam system kapitalisme lebih melakukan revolusi sosial.
Feminisme
Dimana perempuan disubordinasikan hamper dimana saja mereka mengakui dan memprotes situasi itu dalam berbagai bentuk, mereka menuntut mobilisasi masif untuk hak pilih perempuan dan reformasi undang-undang dan kewarganegaraan dan industrialdi awal abad 20 di amerika Srikat. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan sosiologi khususnya pada sejumlah karya perempuan, dimna karya-karya mereka sering kali terdesak kepinggiran dan disubordinasikan, atau di remehkan oleh lelaki yang menyusun sosiologi sebagai basis kekuatan professional.
Urbanisasi
Akibat revolusi industri banyak sekali orang di pedesaan bepindah kelingkungan urban hal ini dikarenakan adanya lapangan pekerjaan yang diciptakan industri di kawasan urban. Akibat dari migrasi ini menimbulkan berbagai persoalan seperti kepadatan yang berlebihan, kebusingan, kepadatan lalu lintas dll, hal ini menarik perhatian sosiologi awal terutama Weber dan george Sammel.
Perubahan keagamaan
Urbaniskanasi membawa pengaruh besar terhadap religius karena mereka ingin meningkatkan taraf hidup manusia, mereka ingin orang seperti comte sosiologi ditransformasikan kedalam agama. Menurut yang lainnya terori sosiologi mereka mengandung nilai kegamaan yang tak mungkin keliru.
Pertumbuhan ilmu pengetahuan
Ketika sosiologi dibangun, minat terhadap ilmu pengetahuan (science) memberikan prestasi yang cukup besar. Diantaranya yang sukses adalah bidang fisika, biologi, dan kimia sehingga mendapat terhormat dalam masyarakat. Para sosiologi awal terutama Comte dan Durkhem semula telah berkecimpung dalam sains itu dan banyak menginginkan agar sosiologi dapat meniru kesuksesan, tetapi hal menjadi bahan perdebatan karena sains berpendapat bahwa cirri-ciri kehidupan sosial yang sangat berbeda dengan cirri-ciri objek studi sains yang akan menimbulkan kesukaran apabila mencontoh studi sains secara utuh.
Kekuatan intelektual dan kemunculan teori sosiologi
Dalam hal ini adalah tentang kekuatan intelektual yang beperan sentral dalam membentuk teori sosiologi. Berbagai kekuatan intelektual yang menentukan perkembangan teori sosiologi akan dibahas dalam konteks nasional karena dalam kehidupan nasional itulah pengaruhnya terutama dirasakan.
Abad pencerahan
Pencerahan adalah sebuah periode perkembangan intelektual dan pembahasan pemikiran filsafat yang luar biasa. Sejumlah gagasan dan keyakinan lama kebanyakan berkaitan dengan kehidupan sosial dibuang dan diganti selama periode pencerahan. Pemikir yang paling terkemuka adalah Charle Montesqueu (1689-1755) dan Jean Jacques Rousseu. Pemikir yang berhubugan dengan pencerahan terutama dipengaruhi dua arus, yakni sains dan filsafat. Msa era pencerahan lebih menekankan pada reaksi konservatifis dan romantis terhadap pertumbuhan teori sosiologi.
Reaksi konservatif terhadap pencerahan
Sosiologi perancis bersifat rasional, empiris, ilmiah, dan berorientasi perubahan, tetap tidak sebelum dibentuk oleh seperangkat gagasan yang dikembankan sebagai reaksi dari pencerahan. Ideology menentang premis moderenisasi dapat menemukan sentiment antimodernisasi dalam kritik pencerahan. Bentuk oposisi paling ekstrim terhadap gagasan pencerahan berasal dari pilosofi kontra revosioner katolik perancis seperti tampak pad aide-ide Louis de Bonald (1754-1840) dan Joseph de Maistre (1753-1821). Zeltin telah menguraikan 10 proposisi yang muncul dari reaksi konservatif dan menyediakan basis bagi perkembangan teori sosiologi perancis klasik.
1. sebagian pemikiran pencerahan cendrung menekankan pada individu, sedangkan reksi konservatif mengarahkan perhatian pada sosiologi umum dan menekankan pada masyarakat dan fenomena.
2. masyarakat adalah unit analisi terpenting masyarakat dipandang lebih penting ketimbang individu.
3. individu bahkan tidak dilihat sebagai unsur yang paling mendalammasyarakat, karena masyarakat terdiri dari komponen seperti pern, posisi, hubungan dll.
4. bagian-bagian masyarakat dianggap saling berhubungan dan saling ketergantungan.
5. perubahan dipandang bukan hanya sebagai ancaman terhadap masyarakat dan terhadap komponennya, tetapi juga terhadap invidu dan masyarakat.
6. kecendrungan umum adalah melihat berbagai komponen masyarakat berskala luas sebagai komponen yang berguna, baik bagi masyarakat maupuan bagi individu yang menjadi anggotannya.
7. unit-unit kecil seperti kelompok keluarga, tetangga, keompok kagamaan dan mata pencaharian dipandang penting bagi individu yang menjadi anggotannya.
8. ada kecendrungan memandang berbagai perubahan sosial modern seperti industrialisasi, urbanisasi dan birokrasi dapat menimbulkan kekacauan tatanan.
9. sementara kebanyakan perubahan menakutkan itu mengarah pada kehidupan masyarakat yang lebih rasional.
10. pemikir konservatif mendukung keberadaan system hirarkis dalam masyarakat.
Perkembangan sosiologi perancis
Dimulai dari perancis dimana peran yang dimainkan pada era pencerahan yang menekankan pada reksi konervatif dan romantis terhadap pertumbuhan teori sosiologi. Dari jalinan teori-teori itulah sosiologi itu berkembang. Dalam konteks ini dibahas tokoh-tokoh utama di tahu-tahun awal perkembangan sosiologi perancis, sperti Hendri Saint Simon yang berperan penting terhadap pengembangan teori sosiologi konservatif, Aguste Comte adalah orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi, pengaruhnya sangat besar terhadap teoritis sosiologi selanjutnya, dan Emil Drukhem yang dipandang sebagai pewris tradisi pencerahan karena penekanannya pada sains dan revormisme sosial.
Claude Henri Saint-Simon, ia memiliki sisi penting terhadap pengembangan teori sosiologi konservatif (seperti yang dilakukan Comte) maupun terhadap teori Marxian radikal. Di sisi teori konservatif ia ingin mempertahankan kehidupan masyarakat seperti apa adanya, namun ia tak ingin kembali ke kehidupan seperti di abad pertengahan sebagaimana yang di dambakan de Bonald da de Maistre.ia mengatakan studi fenomena sosial sebaiknya menggunakan teknik ilmiah yang sama seperti yang di gunakan dalam srudi sains. Emile drukheim, dipandang sebagai pewaris tradisi konservatif khususnya seperti tercermin dalam karya Comte. Bedanya, sementara Comte tetap berada diluar dunia akademi namun Durkheim mengembangkan basis akademi yang kokoh untuk kemajuan akhirnya, ia juga melegitimasi sosiologi di perancis dan karyanya kahirnya menjadi kekuatan dominant dalam perkembangan sosiologi pada umumnya, dan perkembangan sosiologi pada khususnya.
Perkembanagan sosiologi jerman
Peran Karl Marx dalam perkembangan sosiologi di Negara jerman. Dikatakan bahwa perkembangan teori Marxian teori sosiologi dan cara teori Marxian dapat mempengaruhi sosiologi secara positif maupun negatif. Pembahasan dimulai dari dasar teori Marxian dalam hegelianisme, materialisme dan politik. Ad du konsep yang mencerminkan esiensi filsafat Hegel yaitu dialetika dan idealisme. Dialetika adalah cara berpikir dan citra tentang dunia. Dialetika menekankan pada hubungan dinamikan konflik dan kontradiksi serta cara berpikir dinamis. Sedangkan idealisme lebih menekankan pentingnya pikiran dan produk mental ketimbang kehidupan material. Feuerbach merupakan jembatan penting yang menghubungkan antara Hegel dan Marx. Feuebach banyak mngkritik Hegel terhadap penekanan berlebihan pada kesadaran semangat masyarakat. Feuebach menerima filsafat materialis ia menegaskan perlunya meninggalkan idealisme subjektif Hegel untuk memusatkan perhatian bukan pada gagasan tapi pada relitas kehidupan manusia.
Teori Marx, secara garis besar dapat dikatakan bahwa Marrx menawarkan sebuah teori tenteng masyarakat kapitalis berdasarkan citranya mengenai sifat mendasar manusia. Artinya untuk bertahan hidup manusia perlu bekerja didalam dan dengan alam. Teori Weber, mengemukakan teori kapitalisme tetepi pada dasarnya karya Weber adalah teori tenteng proses rasionalisme. Hal ini dikarenakan ia tertarik pada masakah umum seperti mengapa institusi di dunia barat berkembang semangkin rasional sedangkan rintangan kuat tampaknya mencgah perkembangan serupa dibelahan bumi lain. Teori Simmel, ia bersama-sama mendirikan masyarakat sosiologi jerman. Ia adlah teoritis sosiologi yang luar biasa salah satu keistimewaanya adalah dia cepat berpengaruh besar terhadap perkembangan teori sosiologi amerika, Karen salah satu pusat kajiannya yaitu sosiologi amerika unversitas Chicago dan teori utamanya yakni interaksionisme simbolik.
Asal usul sosiologi inggris
Sumber utaman sosiolgi inggris adalah ekonomi politik, ameliorisme, dan evolusi sosial. Dalam sistem ekonomi politik menyangkut masyarakat industri dan kapitalis yang sebagian berasal dari pemikiran adam Smith. Smith mengatakan adanya kekuatan yang tak terlihat mnentukan pasar barang dan tenaga kerja. Pasar dilihat sebagai realitas independe yang berdiri diatas individu dan dapat mengendalikan individu. Evolusi sosial, pengertian yang lebih mendalam tentang struktur sosial tersembunyi di bawah permukaan sosiologi inggris dan baru meledak ke permukaan pada paruh akhir abad 19 dengan berkerembangnya perhatian terhadap evolusi sosial.
Spencer dan Comte memberikan pengaruh terhadap perkembangan teori sosiologi. Namun ada perbedaan penting diantara mereka , misalnya sulitnya menggolongkan Spencer sebagai pemikir kondservatif. Sebenya ia lebih tepat dipandang beraliran politik liberal dan ia tetap melihat unsure-unsur liberlisme sepanjang hidupnya. Salah satu pandngannya adalah konservatifnya yaitu penerimaanya atas doktrin laissez-fire.
Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa ? (yang notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama kalinya). Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.
Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi yang lama di Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern. Kebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi, dan dalam sosiologi modern ini lebih memunculkan rincian tentang teori-teori dalam konteks lebih luas.
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan umat manusia pun mengalami perubahan. Menurut para pemikir post modernis dekonstruksi, dunia tak lagi berada dalam dunia kognisi, atau dunia tidak lagi mempunyai apa yang dinamakan pusat kebudayaan sebagai tonggak pencapaian kesempurnaan tata nilai kehidupan. Hal ini berarti semua kebudayaan duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, dan yang ada hanyalah pusat-pusat kebudayaan tanpa periferi. Sebuah kebudayaan yang sebelumnya dianggap pinggiran akan bisa sama kuat pengaruhnya terhadap kebudayaan yang sebelumnya dianggap pusat dalam kehidupan manusia modern.
Wajah kebudayaan yang sebelumnya dipahami sebagai proses linier yang selalu bergerak ke depan dengan berbagai penyempurnaannya juga mengalami perubahan. Kebudayaan tersebut tak lagi sekadar bergerak maju tetapi juga ke samping kiri, dan kanan memadukan diri dengan kebudayaan lain, bahkan kembali ke masa lampau kebudayaan itu sendiri.
Lokalitas kebudayaan karenanya menjadi tidak relevan lagi dan eklektisme menjadi norma kebudayaan baru. Manusia cenderung mengadaptasi berbagai kebudayaan, mengambil sedikit dari berbagai keragaman budaya yang ada, yang dirasa cocok buat dirinya, tanpa harus mengalami kesulitan untuk bertahan dalam kehidupan.
Perubahan tersebut dikenal sebagai perubahan sosial atau sosial change. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya, namun perubahannya hanya mencakup kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, kecuali organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan sosial tersebut bardampak pada munculnya semangat-semangat untuk menciptakan produk baru yang bermutu tinggi dan hal inilah yang menjadi dasar terjadinya revolusi industri, serta kemunculan semangat asketisme intelektual. Menurut Prof Sartono, asketisme dan expertise ini merupakan kunci kebudayaan akademis untuk menuju budaya yang bermutu.
Sebagai homo faber, manusia mencipta dan bekerja, untuk memperoleh kepuasan atau self fulfillment. Dalam kaca mata agama dan unsur untuk beribadah, suatu orientasi kepada kepuasan batin dan menuju ke arah sesuatu yang transendental. Di sinilah yang disebut etos bangsa itu muncul.
Sebenarnya etos bangsa kita juga sudah banyak disinggung oleh para pujangga seperti dalam “Serat Wedatama” karya Mangkunegoro IV yang disebutnya sebagai etos “mesu budi”. Etos ini merupakan suatu ajakan untuk mementingkan penampilan yang bermutu baik lahir, maupun batin, atau kalau dalam bahasa modern disebut juga etos intelektual.
Kemudian, etos intelektual inilah yang mendorong masyarakat untuk terus berkarya dan terus menciptakan hal-hal baru guna meningkatkan kemakmuran hidupnya, sehingga masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang modern. Sedangkan proses menjadi masyarakat yang modern disebut dengan istilah Modernisasi. Jadi dengan kata lain, modernisasi ialah suatu proses transformasi total, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspeknya.
Teori Sosiologi Modern
MANUSIA adalah masyarakat dalam bentuk miniatur. Ketika dia berkomunikasi dengan dirinya sendiri, dia bisa menjadi subyek dan sekaligus obyek. Dalam komunikasi itu pula, manusia berpikir, menunjuk segala sesuatu, menginterpretasikan situasi, dan berkomunikasi dengan dirinya sendiri dengan cara-cara berbeda.
Berpikir berarti berbicara kepada diri sendiri, sama seperti cara kita berbicara dengan orang lain. Percakapan dengan diri sendiri sebagian besar dilakukan dengan diam. Tanpa diri sendiri, manusia tidak akan mampu berkomunikasi dengan orang lain, sebab hanya dengan itu, maka komunikasi efektif dengan orang lain bisa terjadi.
Kekuatan sosial yang berperan dalam perkembangan teori sosiologi
Semua bidang intelektual dibentuk setingan sosialnya. Hal ini terutamaberlaku untuk sosiologi, yang tak hanya berasal dari kondisi sosialnya, tetapi juga menjadikan lingkungan sosialnya sebagai basis masalah pokoknya.beberapa pemusatan terhadap kondisi sosial terpenting di abad 19 dan awal abad 20 yang sangat signifikan dalam perkembangan sosiologi modern.
Revolusi politik, industri dan kemunculan kaum kapitalis
Revolusi ini dihantarkan oleh revolusi perancis 1789 dan revolusi yang belangsung sepnjang abad 19 merupakan faktor yang paling besar perannya dalam perkembangan sosiologi. Akibat revolusi ini terjadi perubahan yang dahsyat pada masyarakat terutama masalah dampak negatifnya yang mengundang keperihatinanan dari para ilmuan, olehkarena itu para pemikir mencoba untuk menemukan tatanan baru dalam masyarakt yang telah berubah oleh revolusi politik. Perhatian ini menjadi salah satu perhatian utama teoritis sosiologi klasik terutama Comte dan Durkhem.
Kemudian revolusi politik dan revolusi industri melanda eropa pada abad 19 dan 20 merupakan factor yang meunculkan teori sosiologi. Dalam revolusi ini banyak merubah pola masyarakat dari corak pertanian menjadi industri karena mereka mendapatkan tawaran dari pihak industri. Birokrasi ekonomi muncul dalam skala besar yang memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh indusri dan sistem ekonomi kapitalis. Akibat dari sistem kapitalis ini adanya pihak-pihak lain yang diuntungkan sehingga menyebabkan terjadinya benrok antara kaum industri dan kaum kapitalis dan reaksi penentang ini di ikutu dengan ladakan gaerakan buruh dan berbagai radikal lain yang bertujuan untuk menghancurkan sistem kapitalis.
Sosialisme
Sosialisme adalah sebuah istilah yang bertujuan unutk menghancurkan serta menanggulangi ekses industi dan kapitalis terutama Marx. Disamping itu juga Weber dan Durkhem menentang sosialisme seperti kata Marx, karena menurut mereka daripada melakukan reformasi sosial dalam system kapitalisme lebih melakukan revolusi sosial.
Feminisme
Dimana perempuan disubordinasikan hamper dimana saja mereka mengakui dan memprotes situasi itu dalam berbagai bentuk, mereka menuntut mobilisasi masif untuk hak pilih perempuan dan reformasi undang-undang dan kewarganegaraan dan industrialdi awal abad 20 di amerika Srikat. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan sosiologi khususnya pada sejumlah karya perempuan, dimna karya-karya mereka sering kali terdesak kepinggiran dan disubordinasikan, atau di remehkan oleh lelaki yang menyusun sosiologi sebagai basis kekuatan professional.
Urbanisasi
Akibat revolusi industri banyak sekali orang di pedesaan bepindah kelingkungan urban hal ini dikarenakan adanya lapangan pekerjaan yang diciptakan industri di kawasan urban. Akibat dari migrasi ini menimbulkan berbagai persoalan seperti kepadatan yang berlebihan, kebusingan, kepadatan lalu lintas dll, hal ini menarik perhatian sosiologi awal terutama Weber dan george Sammel.
Perubahan keagamaan
Urbaniskanasi membawa pengaruh besar terhadap religius karena mereka ingin meningkatkan taraf hidup manusia, mereka ingin orang seperti comte sosiologi ditransformasikan kedalam agama. Menurut yang lainnya terori sosiologi mereka mengandung nilai kegamaan yang tak mungkin keliru.
Pertumbuhan ilmu pengetahuan
Ketika sosiologi dibangun, minat terhadap ilmu pengetahuan (science) memberikan prestasi yang cukup besar. Diantaranya yang sukses adalah bidang fisika, biologi, dan kimia sehingga mendapat terhormat dalam masyarakat. Para sosiologi awal terutama Comte dan Durkhem semula telah berkecimpung dalam sains itu dan banyak menginginkan agar sosiologi dapat meniru kesuksesan, tetapi hal menjadi bahan perdebatan karena sains berpendapat bahwa cirri-ciri kehidupan sosial yang sangat berbeda dengan cirri-ciri objek studi sains yang akan menimbulkan kesukaran apabila mencontoh studi sains secara utuh.
Kekuatan intelektual dan kemunculan teori sosiologi
Dalam hal ini adalah tentang kekuatan intelektual yang beperan sentral dalam membentuk teori sosiologi. Berbagai kekuatan intelektual yang menentukan perkembangan teori sosiologi akan dibahas dalam konteks nasional karena dalam kehidupan nasional itulah pengaruhnya terutama dirasakan.
Abad pencerahan
Pencerahan adalah sebuah periode perkembangan intelektual dan pembahasan pemikiran filsafat yang luar biasa. Sejumlah gagasan dan keyakinan lama kebanyakan berkaitan dengan kehidupan sosial dibuang dan diganti selama periode pencerahan. Pemikir yang paling terkemuka adalah Charle Montesqueu (1689-1755) dan Jean Jacques Rousseu. Pemikir yang berhubugan dengan pencerahan terutama dipengaruhi dua arus, yakni sains dan filsafat. Msa era pencerahan lebih menekankan pada reaksi konservatifis dan romantis terhadap pertumbuhan teori sosiologi.
Reaksi konservatif terhadap pencerahan
Sosiologi perancis bersifat rasional, empiris, ilmiah, dan berorientasi perubahan, tetap tidak sebelum dibentuk oleh seperangkat gagasan yang dikembankan sebagai reaksi dari pencerahan. Ideology menentang premis moderenisasi dapat menemukan sentiment antimodernisasi dalam kritik pencerahan. Bentuk oposisi paling ekstrim terhadap gagasan pencerahan berasal dari pilosofi kontra revosioner katolik perancis seperti tampak pad aide-ide Louis de Bonald (1754-1840) dan Joseph de Maistre (1753-1821). Zeltin telah menguraikan 10 proposisi yang muncul dari reaksi konservatif dan menyediakan basis bagi perkembangan teori sosiologi perancis klasik.
1. sebagian pemikiran pencerahan cendrung menekankan pada individu, sedangkan reksi konservatif mengarahkan perhatian pada sosiologi umum dan menekankan pada masyarakat dan fenomena.
2. masyarakat adalah unit analisi terpenting masyarakat dipandang lebih penting ketimbang individu.
3. individu bahkan tidak dilihat sebagai unsur yang paling mendalammasyarakat, karena masyarakat terdiri dari komponen seperti pern, posisi, hubungan dll.
4. bagian-bagian masyarakat dianggap saling berhubungan dan saling ketergantungan.
5. perubahan dipandang bukan hanya sebagai ancaman terhadap masyarakat dan terhadap komponennya, tetapi juga terhadap invidu dan masyarakat.
6. kecendrungan umum adalah melihat berbagai komponen masyarakat berskala luas sebagai komponen yang berguna, baik bagi masyarakat maupuan bagi individu yang menjadi anggotannya.
7. unit-unit kecil seperti kelompok keluarga, tetangga, keompok kagamaan dan mata pencaharian dipandang penting bagi individu yang menjadi anggotannya.
8. ada kecendrungan memandang berbagai perubahan sosial modern seperti industrialisasi, urbanisasi dan birokrasi dapat menimbulkan kekacauan tatanan.
9. sementara kebanyakan perubahan menakutkan itu mengarah pada kehidupan masyarakat yang lebih rasional.
10. pemikir konservatif mendukung keberadaan system hirarkis dalam masyarakat.
Perkembangan sosiologi perancis
Dimulai dari perancis dimana peran yang dimainkan pada era pencerahan yang menekankan pada reksi konervatif dan romantis terhadap pertumbuhan teori sosiologi. Dari jalinan teori-teori itulah sosiologi itu berkembang. Dalam konteks ini dibahas tokoh-tokoh utama di tahu-tahun awal perkembangan sosiologi perancis, sperti Hendri Saint Simon yang berperan penting terhadap pengembangan teori sosiologi konservatif, Aguste Comte adalah orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi, pengaruhnya sangat besar terhadap teoritis sosiologi selanjutnya, dan Emil Drukhem yang dipandang sebagai pewris tradisi pencerahan karena penekanannya pada sains dan revormisme sosial.
Claude Henri Saint-Simon, ia memiliki sisi penting terhadap pengembangan teori sosiologi konservatif (seperti yang dilakukan Comte) maupun terhadap teori Marxian radikal. Di sisi teori konservatif ia ingin mempertahankan kehidupan masyarakat seperti apa adanya, namun ia tak ingin kembali ke kehidupan seperti di abad pertengahan sebagaimana yang di dambakan de Bonald da de Maistre.ia mengatakan studi fenomena sosial sebaiknya menggunakan teknik ilmiah yang sama seperti yang di gunakan dalam srudi sains. Emile drukheim, dipandang sebagai pewaris tradisi konservatif khususnya seperti tercermin dalam karya Comte. Bedanya, sementara Comte tetap berada diluar dunia akademi namun Durkheim mengembangkan basis akademi yang kokoh untuk kemajuan akhirnya, ia juga melegitimasi sosiologi di perancis dan karyanya kahirnya menjadi kekuatan dominant dalam perkembangan sosiologi pada umumnya, dan perkembangan sosiologi pada khususnya.
Perkembanagan sosiologi jerman
Peran Karl Marx dalam perkembangan sosiologi di Negara jerman. Dikatakan bahwa perkembangan teori Marxian teori sosiologi dan cara teori Marxian dapat mempengaruhi sosiologi secara positif maupun negatif. Pembahasan dimulai dari dasar teori Marxian dalam hegelianisme, materialisme dan politik. Ad du konsep yang mencerminkan esiensi filsafat Hegel yaitu dialetika dan idealisme. Dialetika adalah cara berpikir dan citra tentang dunia. Dialetika menekankan pada hubungan dinamikan konflik dan kontradiksi serta cara berpikir dinamis. Sedangkan idealisme lebih menekankan pentingnya pikiran dan produk mental ketimbang kehidupan material. Feuerbach merupakan jembatan penting yang menghubungkan antara Hegel dan Marx. Feuebach banyak mngkritik Hegel terhadap penekanan berlebihan pada kesadaran semangat masyarakat. Feuebach menerima filsafat materialis ia menegaskan perlunya meninggalkan idealisme subjektif Hegel untuk memusatkan perhatian bukan pada gagasan tapi pada relitas kehidupan manusia.
Teori Marx, secara garis besar dapat dikatakan bahwa Marrx menawarkan sebuah teori tenteng masyarakat kapitalis berdasarkan citranya mengenai sifat mendasar manusia. Artinya untuk bertahan hidup manusia perlu bekerja didalam dan dengan alam. Teori Weber, mengemukakan teori kapitalisme tetepi pada dasarnya karya Weber adalah teori tenteng proses rasionalisme. Hal ini dikarenakan ia tertarik pada masakah umum seperti mengapa institusi di dunia barat berkembang semangkin rasional sedangkan rintangan kuat tampaknya mencgah perkembangan serupa dibelahan bumi lain. Teori Simmel, ia bersama-sama mendirikan masyarakat sosiologi jerman. Ia adlah teoritis sosiologi yang luar biasa salah satu keistimewaanya adalah dia cepat berpengaruh besar terhadap perkembangan teori sosiologi amerika, Karen salah satu pusat kajiannya yaitu sosiologi amerika unversitas Chicago dan teori utamanya yakni interaksionisme simbolik.
Asal usul sosiologi inggris
Sumber utaman sosiolgi inggris adalah ekonomi politik, ameliorisme, dan evolusi sosial. Dalam sistem ekonomi politik menyangkut masyarakat industri dan kapitalis yang sebagian berasal dari pemikiran adam Smith. Smith mengatakan adanya kekuatan yang tak terlihat mnentukan pasar barang dan tenaga kerja. Pasar dilihat sebagai realitas independe yang berdiri diatas individu dan dapat mengendalikan individu. Evolusi sosial, pengertian yang lebih mendalam tentang struktur sosial tersembunyi di bawah permukaan sosiologi inggris dan baru meledak ke permukaan pada paruh akhir abad 19 dengan berkerembangnya perhatian terhadap evolusi sosial.
Spencer dan Comte memberikan pengaruh terhadap perkembangan teori sosiologi. Namun ada perbedaan penting diantara mereka , misalnya sulitnya menggolongkan Spencer sebagai pemikir kondservatif. Sebenya ia lebih tepat dipandang beraliran politik liberal dan ia tetap melihat unsure-unsur liberlisme sepanjang hidupnya. Salah satu pandngannya adalah konservatifnya yaitu penerimaanya atas doktrin laissez-fire.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar