MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BINAAN DESA WISATA BUNGA PADA KAWASAN
EKOWISATA
(Studi
di Desa Sidomulyo, Kota Batu-Malang)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk
mengkaji model pengelolaan lingkungan binaan desa wisata adat dan wisata
bunga pada Kawasan Daerah Ekowisata Kota Batu, Malang. Penelitian menggunakan pendekatan
kualitatif, dengan teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif.
Teknik pengumpulan data utama yang dilakukan adalah wawancara mendalam (indeepth
interview), observasi, dan penggunaan skala. Lokasi penelitian dilakukan
pada lingkungan desa Sidomulyo. Kota Batu, sebagai kawasan Desa wisata bunga.
Subjek penelitian ditentukan secara purvosive,
yaitu: (1) para pemimpin & tokoh masyarakat setempat; (2) warga masyarakat;
dan (3) wisatawan. Sedangkan informan
penelitian meliputi: (1) Kepala Dinas Pariwisata kota Batu; (2)
pemerhati lingkungan wisata, baik dari unsur masyarakat maupun perguruan
tinggi; dan (3) LSM peduli lingkungan.
Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, maka selanjutnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut: (1) Sebesar 86,67% masyarakat
Desa Sidomulyo memiliki sikap setuju dan mendukung terhadap pengembangan
kawasan Desa Sidomulyo sebagai kawasan desa wisaata bunga; (2). Bentuk partisipasi masyarakat dalam
pengembangan dan pengelolaan kawasan lingkungan Desa Sidomulyo sebagai kawasan
desa wisata bunga, meliputi: a) Partisipasi dalam pemanfaatan lahan pertanian,
halaman rumah dan areal lainnya sebagai lahan pertanian tanaman bunga hias;
b) Penataan sepanjang jalan desa
Sidomulyo sebagai areal pemasaran bunga; c)
Pembangunan sarana dan prasarana, seperti akses jalan dan pasar bunga;
dan d) Pengembangan kawasan/areal
wisata bunga, tempat penginapan, dan fasilitas wisata bunga lainnya; (3) Konsep tentang desa wisata bunga diarahkan
bahwa Desa Sidomulyo dan Desa Punten, diharapkan menjadi sentra produksi bunga,
pasar bunga dan kawasan/lokasi wisata bunga; (4) Pengembangan kawasan desa wisata bunga,
diarahkan pada daya tarik wisata yang meliputi: (a) Stand bunga di koridor
jalan raya Sidomulyo; (b) Budidaya bunga di kawasan permukiman penduduk; dan
(c) Budidaya bunga potong di Sidomulyo dan Gunungsari; (5) Model konsep pengelolaan lingkungan binaan
desa wisata bunga pada kawasan daerah Ekowisata Kota Batu, khususnya di desa
Sidomulyo, menerapkan prinsip partisipasi-kemitraan antara pemerintah dan
masyarakat.; dan (6) Konsep hubungan antara masyarakat Desa
Sidomulyo dengan lingkungannya, termasuk ke dalam konsep hubungan dimana individu dapat menggunakan lingkungannya; dan
konsep hubungan dimana individu dapat berpartisipasi (ikut serta) dengan
lingkungannya. apabila dilihat dari hubungan simbiosis, maka bentuknya termasuk
bentuk hubungan simbiosis mutualisme.
Kata Kunci: Pengelolaan Lingkungan, Desa Wisata Bunga.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengelolaan lingkungan binaan desa wisata adat dan wisata bunga pada
Kawasan Daerah Ekowisata Kota Batu, Malang, adalah merupakan suatu model konsep
pengelolaan lingkungan yang baik, yang dapat memberikan dampak positif
timbal-balik bagi masyarakat dan lingkungan setempat. Pertanyaan dasar yang
muncul adalah bagaimana konsep dan proses pengelolaan lingkungan binaan
tersebut dilakukan? Bagaimana manfaat positifnya baik bagi masyarakat maupun
lingkungan?, dan sebagainya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji
tentang mengapa dan bagaimana model dan konsep pengelolaan lingkungan binaan desa wisata bunga pada
Kawasan Daerah Ekowisata Kota Batu, Malang.
Dari hasil penelitian ini akan diperoleh informasi dasar tentang konsep
pengelolaan lingkungan yang baik, yang dapat dikembangkan di kawasan daerah
lainnya.
Target hasil (luaran) penelitian ini
adalah berupa konsep dan informasi dasar pengetahuan yang
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan
binaan desa wisata bunga pada kawasan daerah ekowisata. Secara terinci target
luaran penelitian ini adalah untuk memperoleh konsep dan informasi dasar tentang:
2.
TINJAUAN
PUSTAKA
3.
METODOLOGI PENELITIAN
a.
Disain Penelitian:
Penelitian
ini adalah merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian utama yang
digunakan adalah kualitatif, akan tetapi untuk melengkapi analisis data
kualitatif, maka akan ditampilkan dan diperkuat pula dengan data-data yang bersifat
kuantitatif. Analisa kualitatif yang
digunakan adalah deskriptif-induktif, sedangkan data kuantitatif yang digunakan adalah prosentase dalam bentuk
tabulasi.
b.
Penentuan Lokasi :
Lokasi
penelitian ditentukan secara purposive
atau dipilih secara sengaja. Karakteristik wilayah penelitian yang dipilih
sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu
suatu komunitas lingkungan binaan. Lokasi penelitian ditentukan di desa Sidomulyo sebagai lingkungan binaan desa
wisata bunga, pada kawasan daerah ekowisata kota Batu, Malang. Kota Batu
sebagai kawasan ekowisata dan agrowisata banyak dikunjungi berbagai pihak untuk
melakukan studi banding.
c. Penentuan Subjek Penelitian:
d. Teknik Pengumpulan Data :
Dalam
penelitian ini, secara garis besar proses pengumpulan data menggunakan 4
(empat) metode pokok yang saling berkaitan dan melengkapi, yaitu :
(1) Indeept
Interview; teknik wawancara mendalam akan dilakukan baik terhadap subjek
maupun informan, yaitu: (1) para
pemimpin & tokoh masyarakat setempat; (2) warga masyarakat; dan (3)
wisatawan. Sedangkan informan penelitian
meliputi: (1) Kepala Dinas Pariwisata kota Batu; (2) pemerhati lingkungan
wisata, baik dari unsur masyarakat maupun perguruan tinggi; dan (3) LSM peduli
lingkungan. Hasil wawancara akan direkam dengan menggunakan alat rekam Walkman (tape recorder).
(2) Observasi; teknik obeservasi dilakukan terhadap fenomena
yang terjadi di komunitas
lingkungan binaan, yaitu di desa Punten
sebagai lingkungan binaan desa wisata adat, dan di desa Sidomulyo sebagai
lingkungan binaan desa wisata bunga, pada kawasan daerah ekowisata kota Batu,
Malang. Observasi akan difokuskan pada karakteristik lingkungan komunitas. Data observasi
akan didokumentasikan melalui alat rekam Handycam.
e.
Jadwal Penelitian:
4. HASIL DAN PEMBAHASAN\
1. Sikap masyarakat tentang pengembangan
dan pengelolaan kawasan lingkungan desa wisata bunga:
Hasil penelitian melalui penyebaran dengan menggunakan angket, diperoleh
keterangan bahwa secara umum masyarakat desa Sidomulyo mempunyai sikap yang
positif (setuju) terhadap program pemerintah yang menjadikan desa Sidomulyo
sebagai kawasan desa wisata bunga di kota Batu.
Tabel 1:
Sikap Responden
Terhadap Program Desa Wisata
Bunga
No.
|
Sikap Responden
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1.
|
Setuju/Mendukung
|
13
|
86,67
|
2.
|
Tidak
Setuju/Tidak Mendukung
|
0
|
0
|
3.
|
Tidak
Tahu/Tidak Ada Pendapat
|
2
|
13,33
|
|
Jumlah
|
15
|
100
|
Sumber: Analisis Data
Primer, tahun 2006
Data hasil wawancara
mendalam (indepth interview) dengan bapak Riono, mantan ketua Paguyuban
Pedagang Tanaman Hias Sidomulyo (PPHTS) yang sekarang menjadi sesepuh PPHTS,
menyatakan bahwa masyarakat sebenarnya setuju dengan kebijakan pemerintah kota
Batu yang menjadikan desa Sidomulyo sebagai desa wisata bunga, namun ada
sebagian masyarakat yang masih khawatir kawasan desa wisata bungan ini nantinya
akan dikelola oleh pemilik modal sedangkan masyarakat terabaikan.
2. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan
lingkungan desa wisata bunga:
Data hasil penelitian berkaitan dengan
informasi tentang bentuk partisipasi
masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan lingkungan desa Sidomulyo
sebagai kawasan desa wisata bunga, dideskripsikan sebagai berikut:
a)
Partisipasi masyarakat dalam mendukung program pengembangan desa Sidomulyo
sebagai desa wisata bunga melalui pemanfaatan lahan pertanian, halaman rumah
dan areal lainnya sebagai lahan pertanian tanaman bunga hias.
b) Penataan sepanjang jalan desa Sidomulyo
sebagai areal pemasaran bunga.
c) Pembangunan sarana dan prasarana, seperti
akses jalan dan pasar bunga.
d) Pengembangan kawasan/areal wisata bunga,
tempat penginapan, dan fasilitas wisata bunga lainnya.
Bentuk partisipasi masyarakat desa
Sidomulyo dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan lingkungan desa Sidomulyo
sebagai kawasan desa wisata bunga yang khusus dilakukan oleh para pedagang
bunga adalah dibentuknya kelompok
yaitu: ”Paguyuban Pedagang Tanaman Hias Sidomulyo” (PPHTS),
yang anggotanya meliputi hampir 100 orang yang berprofesi sebagai pedagang
tanaman hias (bunga) di desa Sidomulyo. Sedangkan tujuan dan program yang
dilaksanakan oleh ”Paguyuban Pedagang
Tanaman Hias Sidomulyo” (PPHTS), antara lain adalah:
(1) menjaga keindahan lingkungan desa
Sidomulyo sebagai desa wisata bunga, dengan penataan lingkungan kawasan bunga
hias.
(2) melakukan upaya untuk menarik wisatawan,
misalnya melalui kerjasama dengan pemerintah secara rutin diadakan pameran
bunga hias.
(3) Melaksanakan program/kegiatan penyuluhan
pertanian tanaman hias, dalam rangka meningkatkan pengetahuan pengelolaan
tanaman hias.
(4) Melakukan penataan dan pengaturan tempat
jualan bunga sehingga tetap tertata dengan rapih, indah, asri, dan menarik
wisatawan.
Pemerintah
kota Batu, membuat kebijakan yang menetapkan kawasan desa Sidomulyo, kecamatan Batu, sebagai
kawasan desa wisata bunga. Selain desa Sidomulyo, terdapat desa lain di
kecamatan Bumiaji yang juga dikembangkan sebagai desa wisata bunga, yaitu desa
Punten.
Konsep
tentang desa wisata bunga diarahkan bahwa desa Sidomulyo dan desa Punten,
diharapkan menjadi sentra produksi bunga, pasar bunga dan kawasan/lokasi wisata
bunga, dimana para wisatawan bisa menikmati dan membeli berbagai macam bunga.
Konsep rancangan (disain) pengembangan desa
Sidomulyo sebaga kawasan desa wisata bunga meliputi:
1) Pembangunan pasar bunga ”Sekar Mulya” di
desa Sidomulyo, sebagai sentra pasar bunga di kota Batu.
2) Pada tahun 2006, diorientasikan pada
penataan kawasan sepanjang jalan Sidomulyo sebagai kawasan wisata dan pasar
bunga.
3) Pada tahap berikutnya, penataan areal
kawasan wisata dan pasar bungan akan diperluas ke wilayah pemukiman penduduk.
4) Secara rutin akan diadakan program-program
pendukung yang dapat menarik wisatawan untuk datang ke kawasan desa wisata
bunga, misalnya diadakan festival mobil hias, pameran dan lomba bunga, dan
sebagainya.
5) Secara terprogram dan bertahap akan
dikembangkan ke arah penyediaan sarana pendukung wisata bunga, seperti
penyediaan tempat penginapan di lokasi rumah warga, perkebunan wisata bunga
dimana wisatawan bisa memetik bunga, tempat pengembang-biakan tanaman hias, dan
sebagainya.
6) Model pengelolaan lingkungan desa wisata
bunga diarahkan pada partisipasi (pelibatan) aktif seluruh warga masyarakat
desa Sidomulyo dengan memanfaatkan lahan pertanian untuk pengembangan tanaman
hias (bunga) semaksimal mungkin. Untuk mendukung hal ini, maka dibentuk
peguyuban-paguyuban masyarakat setempat, dengan arahan dan pembinaan dari
pemerintah.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, maka selanjutnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1.
Sebesar
86,67% masyarakat desa Sidomulyo
memiliki sikap setuju dan mendukung terhadap pengembangan kawasan desa
Sidomulyo sebagai kawasan desa wisaata bunga, namun demikian masih ada
khehawatiran dari masyarakat terutama berkaitan dengan takutnya kaum pemodal
masuk ke dalam menguasai program
ini dan menguasai pemasaran bunga.
2. Bentuk partisipasi masyarakat
dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan lingkungan desa Sidomulyo sebagai
kawasan desa wisata bunga, dideskripsikan sebagai berikut: a) Partisipasi
masyarakat dalam pemanfaatan lahan pertanian, halaman rumah dan areal lainnya
sebagai lahan pertanian tanaman bunga hias; b)
Penataan sepanjang jalan desa Sidomulyo sebagai areal pemasaran bunga; c) Pembangunan sarana dan prasarana, seperti
akses jalan dan pasar bunga; dan d)
Pengembangan kawasan/areal wisata bunga, tempat penginapan, dan
fasilitas wisata bunga lainnya.
3. Konsep tentang desa wisata bunga
diarahkan bahwa desa Sidomulyo dan desa Punten, diharapkan menjadi sentra
produksi bunga, pasar bunga dan kawasan/lokasi wisata bunga, dimana para
wisatawan bisa menikmati dan membeli berbagai macam bunga.
5.2 Saran
1. Kebijakan pengembangan kawasan
lingkungan desa Sidomulyo sebagai kawasan lingkungan desa wisata bunga, telah
memberikan manfaat timbal balik bagi manusi dan lingkungan. Oleh karena itu
program sangat baik dan perlu terus dikebangkan.
2. Pemerintah kota Batu perlu terus
melakukan upaya sosialisasi tentang kebijakan
pengembangan kawasan lingkungan desa Sidomulyo sebagai kawasan lingkungan desa
wisata bunga kepada masyarakat, sehingga partisipasi masyarakat dalam mendukung
program ini semakin baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penting
untuk dilakukan penelitian tentang konsep penataan dan pengelolaan lingkungan
pada kawasan Kota Batu sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama di Jawa Timur.
*****
DAFTAR PUSTAKA
Habib, A., & Sukmana,
Oman. 2002. Model Interaksi Sosial dalam Lingkungan Bauran Etnis Arab-Jawa:
Studi di Kampung Embong Arab, Kota Malang). Malang: Lemlit UMM.
Irwanto. 1998. Focus Group
Discussion :Suatu Pengantar Praktis. Jakarta : Pusat kajian pembangunan
masyarakat - Unika Atmajaya.
Moleong, Lexy J. 1998.
Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purba, Jonny. 2002.
Pengelolaan Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sanapiah Faisal. 2001.
Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sarwono, Sarlito, W. 1995.
Psikologi Lingkungan. Jakarta: Gramedia.
Singarimbun, Masri, &
Sofian Effendi (ed.). 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES.
Sukmana, Oman. 2005.
Pengaruh Kepadatan Sosial dan Persepsi tentang Lingkungan Sosial daerah Kumuh
Perkotaan terhadap Perilaku Agresif Remaja. Jurnal Psikodinamik, Volume 7, No.
1 Januari 2005, ISSN 1411-3929. Malang: Fakultas Psikologi UMM.
Sukmana, Oman. 2003.
Dasar-Dasar Psikologi Lingkungan. Malang: Bayu Media.
Soerjono Soekamto. 1986.
Sosiologi : Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press.
Soemarwoto, Otto. 1997.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Walgito, Bimo. 1994. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.
*****
[1] Oman
Sukmana, Drs., M.Si. adalah Staff Pengajar pada Jurusan Ilmu Kesejahteraan
Sosial, FISIP – Universitas Muhammadiyah Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar