Judul : Kapitalisme dan Teori Sosial Modern; Suatu Analisis Karya Tulis Marx, Durkheim, dan Max Weber
Pengarang : Anthony Giddens
Penerbit : Penerbit Universitas Indonesia (UI Press)
Tempat Terbit : Jakarta, Indonesia
Tahun Terbit : 1986
Cetakan : Pertama
Ukuran : 150 x 230 cm
Jumlah Halaman : xxii, 320 hlm
ISBN : 979-8034-29-5
Pengarang : Anthony Giddens
Penerbit : Penerbit Universitas Indonesia (UI Press)
Tempat Terbit : Jakarta, Indonesia
Tahun Terbit : 1986
Cetakan : Pertama
Ukuran : 150 x 230 cm
Jumlah Halaman : xxii, 320 hlm
ISBN : 979-8034-29-5
Anthony Giddens, merupakan seorang tokoh sosiologi yang terkenal dengan pemikiran jalan tengahnya dalam menengahi perseteruan pemikiran sosial yang terlibat dalam tesis, sintesis, anti tesis, hingga ke tesis yang baru, pada penggolongan teori sosialnya. Giddens sendiri belum bisa lepas dari bayang-bayang pemikiran besar tokoh teori sosilogi klasik seperti Marx, Durkheim, dan juga Weber. Hal ini terbukti dengan digunakannya karya tulis ketiga tokoh tersebut dalam menganalisis kapitalisme dan teori sosiologi modern yang ia buat.
Resensi singkat ini hendak menghantarkan pembaca bahwa antara Marx, Durkheim, dan Weber, sama-sama mencurahkan perhatian terhadap terbentuknya kapitalisme yang kemudian disajikan sebagai teori untuk menjelaskan fenomena kapitalisme. Marx dengan dialektika materialisme historisnya menjelaskan bagaimana upaya mendapatkan materi membuat orang-orang berupaya untuk memproduksi barang dengan menggunakan segala sumberdaya termasuk manusia (pekerja), yang dengan desain struktur sedemikian rupa, pekerja menjadi miskin terkuras dan terhisap, sementara pemilik usaha menjadi semakin kaya, hal inilah yang kemudian menciptakan kapitalisme, pemupukan juga penumpukan modal (kapital) pada segelintir kalangan. Weber dengan tindakan rasionalitasnya menjelaskan bahwa kapitalisme tumbuh dan berkembang karena adanya etika protestan yang mengharuskan pemeluknya untuk bekerja giat di dunia untuk mencapai tujuan hidup bahagia bersama-sama dengan tuhannya di akhirat kelak, yang mana hal tersebut tidak akan tercapai manakala dalam kehidupan di dunia tidak berhasil menjadi kaya, sebaliknya miskin dianggap sebagai malapetaka. Hal itulah yang membuat orang berlomba-lomba membuat diri menjadi kaya, pada akhirnya hanya sedikit yang sampai pada predikat itu. Jika Marx dan Weber memfokuskan perhatian pada kapitalisme dari sisi ontologi, maka Durkheim lebih berada pada sisi epistemologi, yang mana tergambar dalam teorinya yang berjudul division of labour dan suicide, yakni pembagian kerja dan bunuh diri. Pembagian kerja adalah fokus perhatian Durkheim pada masyarakat industri ketika kapitalisme telah merebak, sedangkan bunuh diri sebagai sebuah fenomena merebak luas dan ditenggarai oleh karena tingginya tuntutan hidup berbanding terbalik dengan ketidakmampuan diri dalam memenuhi tuntutan tersebut.
Buku kapitalisme dan teori sosial modern mengajarkan kepada pembaca bagaimana melihat fenomena yang ada di masyarakat dengan menggunakan perspektif sosiologi sebagaimana yang telah pernah diajukan oleh tokoh-tokoh sosiologis, dengan memakai paradigma sosiologis maka akan terasa semua fenomena sosial dapat dijelaskan untuk kemudian diketahui makna dari adanya suatu kejadian (tindakan).
Resensi singkat ini hendak menghantarkan pembaca bahwa antara Marx, Durkheim, dan Weber, sama-sama mencurahkan perhatian terhadap terbentuknya kapitalisme yang kemudian disajikan sebagai teori untuk menjelaskan fenomena kapitalisme. Marx dengan dialektika materialisme historisnya menjelaskan bagaimana upaya mendapatkan materi membuat orang-orang berupaya untuk memproduksi barang dengan menggunakan segala sumberdaya termasuk manusia (pekerja), yang dengan desain struktur sedemikian rupa, pekerja menjadi miskin terkuras dan terhisap, sementara pemilik usaha menjadi semakin kaya, hal inilah yang kemudian menciptakan kapitalisme, pemupukan juga penumpukan modal (kapital) pada segelintir kalangan. Weber dengan tindakan rasionalitasnya menjelaskan bahwa kapitalisme tumbuh dan berkembang karena adanya etika protestan yang mengharuskan pemeluknya untuk bekerja giat di dunia untuk mencapai tujuan hidup bahagia bersama-sama dengan tuhannya di akhirat kelak, yang mana hal tersebut tidak akan tercapai manakala dalam kehidupan di dunia tidak berhasil menjadi kaya, sebaliknya miskin dianggap sebagai malapetaka. Hal itulah yang membuat orang berlomba-lomba membuat diri menjadi kaya, pada akhirnya hanya sedikit yang sampai pada predikat itu. Jika Marx dan Weber memfokuskan perhatian pada kapitalisme dari sisi ontologi, maka Durkheim lebih berada pada sisi epistemologi, yang mana tergambar dalam teorinya yang berjudul division of labour dan suicide, yakni pembagian kerja dan bunuh diri. Pembagian kerja adalah fokus perhatian Durkheim pada masyarakat industri ketika kapitalisme telah merebak, sedangkan bunuh diri sebagai sebuah fenomena merebak luas dan ditenggarai oleh karena tingginya tuntutan hidup berbanding terbalik dengan ketidakmampuan diri dalam memenuhi tuntutan tersebut.
Buku kapitalisme dan teori sosial modern mengajarkan kepada pembaca bagaimana melihat fenomena yang ada di masyarakat dengan menggunakan perspektif sosiologi sebagaimana yang telah pernah diajukan oleh tokoh-tokoh sosiologis, dengan memakai paradigma sosiologis maka akan terasa semua fenomena sosial dapat dijelaskan untuk kemudian diketahui makna dari adanya suatu kejadian (tindakan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar