Tahun 2013 adalah tahun politik, partai partai politik sudah mulai memperkenalkan para calon-calon (yang katanya akan mewakili rakyat). Namun setiap tahun politik, lingkungan hidup pun merana olehnya. Terutama pohon-pohon pelindung, tiang telepon, tiang listrik, telepon umum, kawasan hijau kota, dan tempat-tempat umum lainnya. Fenomena itu selalu saja terjadi tanpa ada yang peduli, bahkan KPU sebagai penyelenggara Pemilihan Umum terkesan selama ini menganggap hal biasa masalah itu, bahkan pemerintah kota/kab sebagai pemilik wilayah terkesan membiarkan, padahal jelas-jelas telah mengganggu ketentraman masyarakat dan merusak lingkungan, apalagi dengan mempaku alat peraga parpol beserta calegnya di pohon-pohon.
Bayangkan setiap tahun politik itu akan ada lebih dari 5000 orang yang “melamar pekerjaan menjadi wakil rakyat” masing-masing dari mereka menyebarkan lebih kurang 1000 alat kampanye, kalikan saja berapa pohon yang akan terpaku oleh para caleg dan partai-partai itu.
Wajah caleg di pohon itu sepertinya mengikuti trend iklan gratis yang dilakukan oleh banyak pengusaha sedot wc yang banyak memanfaatkan pohon-pohon sebagai media untuk mengkampanyekan pekerjaannya. Demi berburu iklan gratis, akhirnya para caleg-caleg ikut-ikutan untuk menggerayangi pepohonan di pinggir jalan.
Caleg-caleg yang mengkampanyekan dirinya melalui iklan gratis dengan memaku wajahnya di pohon-pohon pelindung, perlu diragukan komitmennya untuk menciptakan lingkungan hidup yang baik. Buktinya belum lagi menjadi caleg sudah merusak lingkungan, so tetap mau pilih si caleg sedot WC???.
Momen tahun politik ini seharusnya dimanfaatkan oleh partai-partai dengan meminta para calegnya untuk membuka paku dan mencabut wajah-wajahnya disederatan pepohonan pelindung di jalan-jalan, selain itu KPU sebagai penyelenggara pemilu, ya jangan hanya jadi panitia penyelenggara saja, tetapi juga harus memikirkan bagaimana kampanye dan publikasi para caleg dan partai tanpa merusak lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar