Sabtu, 23 Februari 2013

Salahkah Hukuman Mati bagi Para Koruptor?


Di antara sekian banyak kontestan Miss Indonesia 2013 yang tayang di RCTI tadi malam, saya menjagokan wakil dari Sulawesi Tenggara. Saya memilihnya karena dia cantik. Meski melulu pakek bahasa Indonesia saat jawab, dara 17 tahun ini terlihat tulus. Tapi wajah cantik saja enggak cukup, dia mungkin keliatan gugup. Dan bahwa ada banyak yang jauh lebih berkualitas dirinya. Tapi ada yang seru pas pertanyaan di Lima Besar. Yah, dia juga masuk TOP 5!
Pertanyaan itu datang dari seorang desainer lelaki yang sudah berumur. Pertanyaannya seperti ini, “Apa hukuman terbaik untuk koruptor agar memberikan efek jera?”.
MIss Sultra menjawab dengan yakin, “HUKUMAN MATI” entah bagaimana bahasa detilnya, tapi hukuman mati bagi para koruptor ini sangat memberikan efek jera juga untuk meminimalisasikan kepadatan penduduk. Usai menjawab, scene berganti sama si kakek berkacamata tadi. Yang tampak menepuk jidat dan pasang mimik tak puas. Sementara tepuk tangan bergemuruh. Entah menertawakan entah mendukung. Si Daniel yang bawain acara juga kasih respon yang menurut saya kurang cerdas. Terdengar sangat menertawakan dan menyepelekan. Yah, sial kali yah Miss Sultra dapat pertanyaan kayak gitu? Pertanyaan yang enggak membawanya sampai ke Top 3.
Apa mungkin HUKUMAN MATI bukan solusi? Apa mungkin juri gak setuju sama komentar tersebut. Jangan-jangan juri (terutama si kakek tadi) mengira bahwa jawaban itu terlalu ekstrim? Sehingga tanpa sadar mendukung para koruptor di Indonesia. Atau mengharapkan jawaban yang lebih enak? Mungkin seperti, mendikotomikan dulu korupsinya sampai sejauh mana. Apa kecil, apa besar. Namun waktu sepanjang 60 detik yang menuntut pikiran harus serba cepat dan tanggap, jawaban tadi menurut saya brilian. Tapi saya lupa, orang2 di bangku juri kan berkapabel semua. Secara orang-orang kaya mereka. (HAHAHAH!!! Apa hubungannya?)
Di Indonesia ini paradigmanya masih sama. Orang jawab pakek bahasa Inggris dianggap keren. Padahal yang penting kontennya. Memang banyak Miss Indonesia Top 10 yang jawabannya keren-keren. Mereka menunjukkan kalau mereka bisa english. Tapi soal konten atau isi jawaban, itulah yang terpenting. Wakil Jateng di Top 10 menjawab sempat ngeblang sendiri, namun dia berhasil jadi juara dua. Tentu penilaian sudah mulai pas karantina. Yah anggap saja semuanya cocok dan adil.
Di tangan Daniel, tayangan ini mirip Indonesian Idol. Kacrut banget! Pengumuman finalis yang masuk final aja kayak gaya-gaya Indonesian Idol babak eliminasi. belum lagi jam yang molor. Sampai lima jam kali ada. Isinya dipenuhi konser musik BCL, Chakra Khan, dan Trio Idol yang salah satunya masih lupa lirik mulu (Sapa? Tuh yang jabrig rambutnya kayak mi beku) Untungnya pas nyanyi kayak ada text screen.
Dan pemenangnya adalah Vania, asal Kalimantan Barat, Dia pintar seriosa, fluent english dan soal cantik, sesungguhnya lebih cantik Whulandary. Tapi di Miss World tampaknya bukan itu yang jadi patokan. Inesh Putri saja bisa masuk Top 15, padahal fisiknya biasa saja. Apakah Vania akan berjaya di Miss World 2013 yang tuan rumahnya adalah Indonesia sendiri? Kurang yakin, kalaupun masuk, mungkin hanya akan kembali masuk Top 15, atau tidak masuk sama seakali karena “jatah” Top 15 sudah dua tahun sebelumnya diberikan. Jadi tuan rumah bukan berarti hars place kan? Kayak kasus Thailand di Miss Universe 2005, atau Cyprus di 2000.

LDR di Zaman Serba Modern


Salah satu dampak dari pesatnya pertumbuhan teknologi berimbas pada dunia percintaan, pacaran, atau hubungan spesial lainnya. Dahulu kala, pasangan kekasih yang terpaksa menjalin hubungan jarak jauh akan sangat familiar dengan sebuah kantor berwarna oranye “Kantor Pos”. Dahulu itu ada sebuah dunia bernama "Dunia Filateli" yang sekarang tergantikan dengan sebuah dunia baru bernama "Dunia Maya".
Dunia maya adalah dunia hampir tanpa batas. Long Distance Relationship (LDR) atau hubungan jarak jauh tidak lagi menjadi kendala dengan adanya fasilitas-fasilitas dunia maya yang memanjakan para penggunanya untuk tetap bisa saling terhubung tanpa repot, (maksudnya tanpa repot-repot bolak-balik ke kantor pos), hanya dengan akses internet baik itu melalui HP, PC, dan Laptop mereka bisa berkomunikasi kapanpun, dimanapun selama masih ada sinyal dan tentu saja ada pulsa ya, hehee…
Berbeda dengan dunia maya, dahulu kala itu sangat populer dengan yang namanya perangko. Kertas kecil bergambar yang ditempel di ujung surat ini menjadi saksi bisu kisah asmara para LDR Mania. Sehingga tersebutlah Dunia Filateli, Filateli menjadi hobi pada masanya. Berbagai jenis perangko ditata sedemikian rupawan di sebuah album mulai dari perangko harga minimal sampai mahhaal juga ada. Duh, boros juga ya LDRnya jaman dahulu, hehee …
Dari jaman ke jaman, hubungan jarah jauh memang disamping memerlukan biaya yang tidak sedikit tapi juga pasangan akan dihadapkan dalam berbagai tes berat seperti: kesabaran, kecemburuan, kepercayaan dan kerinduan yang semua itu harus bisa dihadapi dan diterima sebagai konsekuensinya lho . .
Bagi pasangan yang sudah siap LDR, komitmen untuk tetap saling percaya mutlak harus walaupun cobaan-cobaan berat secara pasti akan datang menguji. Maka, sebelum melakukan LDR alangkah baiknya dipertimbangkan sematang mungkin ya..

Jadi Dokter Harus Kuat Uang maupun Otak


Saat mendekati detik-detik ujian masuk perguruan tinggi seperti sekarang ini banyak dari teman-teman saya yang bertanya-tanya, “Bagaiamana caranya masuk Fakultas Kedokteran?”. Semakin tahun, pendaftar yang memilih Fakultas Kedokteran sebagai bidang studi bukannya semakin berkurang malah terus bertambah. Padahal gosip mahalnya biaya pendidikan kedokteran terus saja santer terdengar. Bukan hanya puluhan juta malah bahkan ada yang ratusan juta. Entah darimana gosip tersebut terus berkembang hingga muncul pemikiran tersendiri bahwa hanya orang kaya saja yang bisa masuk ke fakultas bergengsi tersebut.
Terlepas dari berbagai pemikiran di atas, saya pun bertanya-tanya pula, “Kenapa ingin jadi dokter?”. Pertanyaan sederhana yang membuat mereka berpikir bahwa menjadi dokter bukan sekadar gaya-gayaan masuk ke fakultas bergengsi atau sekadar membanggakan orang tua. Bukan itu. Menjadi dokter adalah panggilan jiwa yang tidak hanya membutuhkan hati yang bersih tetapi juga otak yang mumpuni. Menjadi dokter bukan sekadar sanggup membayar “uang masuk” namun juga harus kuat “isi otaknya” bersaing secara sehat dengan pelajar hebat lainnya. Bahwa benar Indonesia hingga saat ini masih membutuhkan dokter karena total jumlah dokter hanya 110.000 dengan rasio 1:3.000 penduduk. Namun bukan berarti 72 fakultas kedokteran yang ada di Indonesia harus selalu diserbu peminat hanya karena negeri kita masih butuh dokter. Apalah arti banyak fakultas kedokteran jika lulusan dokter terus berkurang mutunya karena “isi otak” yang kurang dibandingkan “isi dompet”.
Isi otak dan isi hati berperan penting dalam pembelajaran menjadi dokter yang handal karena perjalanan menjadi dokter bukan perjalanan singkat seperti fakultas lain. Wajar kiranya karena dokter berhadapan dengan manusia yang mempunyai hati juga. Kesembuhan tidak saja bergantung dari kepintaran seorang dokter tetapi ditunjang oleh etika dan tata krama seorang dokter menghadapi pasien. Dua hal inilah yang sekiranya perlu dipikirkan ulang oleh calon mahasiswa kedokteran. Sudah siapkah menghabiskan waktu minimal lima atau enam tahun untuk selalu belajar, jatah tidur berkurang bahkan mental diuji selalu karena berhadapan dengan pasien gawat? Sudah siapkah mengurangi jatah bermain dan hidup enak? Bahkan jauh perlu dipikirkan jika menjadi dokter karena tulus mengabdikan diri, sudah siapkah bekerja di daerah terpelosok dan bukan hanya menjadi dokter di perkotaan? Jika anda berpikir hidup menjadi dokter itu bergelimang harta karena pasiennya banyak, maka anda saya sarankan untuk berpindah haluan dari awal. Banyak hal sebenarnya yang harus dipikirkan ulang ketika ingin menjadi dokter. Bukan hanya karena dipaksa orang tua yang ingin anaknya menjadi dokter. Jangan sampai sudah masuk namun keluar lagi lantaran “otak” dan “mental” yang tidak kuat.
Jika beragam pertanyaan tadi sudah dapat dijawab maka saya dengan bangga mempersilahkan teman-teman mendaftarkan diri ke Fakultas Kedokteran. Adapun menjawab berbagai gosip mahalnya biaya pendidikan kedokteran maka saya bagikan tips sukses masuk Fakultas Kedokteran, yakni : 1. Belajar sangat rajin dan berdoa tiada henti serta selalu mohon restu orang tua. Melewati passing grade Fakultas Kedokteran suatu universitas bukan hal mudah apalagi harus bersaing dengan pelajar hebat se-Indonesia sehingga butuh belajar luar biasa. Buktikan otak anda memang pantas untuk menerima ilmu kedokteran. 2. Uji coba hasil belajar anda sebanyak mungkin dengan makin sering mengikuti try out dengan beragam pilihan Fakultas Kedokteran dari beragam universitas. 3. Cari info sebanyak mungkin tentang Fakultaas Kedokteran yang ingin dimasuki termasuk rangkaian ujian menuju kesana. Jika lolos melalui SNMPTN atau SBMPTN maka lebih baik. Jangan mudah menyerah dan percaya begitu saja “kata orang” terkait pembiayaan masuk di suatu Fakultas Kedokteran. Semua hal terkait biaya masuk dan SPP dapat ditanyakan melalui nomer telepon fakultas yang bersangkutan. 4. Siapkan mental ketika mendapatkan pengumuman tidak lolos ke Fakultas Kedokteran suatu Universitas Negeri. Buka hati dan cari kembali informasi terkait “Ujian Masuk Khusus” di setiap universitas karena hampir sebagian besar universitas membuka jalur “khusus”. Jangan mudah percaya ketika ada gosip “uang masuk sangat mahal” sebelum anda benar-benar mengecek kebenarannya. Bahkan kalau perlu main langsung ke universitas yang dicita-citakan agar mendapatkan informasi yang benar.
Dan yang terakhir…tidak menjadi dokter bukan berarti dunia runtuh dan enggan melanjutkan kuliah. Tetap lanjutkan hidup anda dan timbalah ilmu lain. Jika anda memang sangat ingin dan harus menjadi dokter maka coba lagi ujian tahun berikutnya namun pasang target bahwa anda tidak boleh membuang waktu lebih dari dua tahun hanya karena harus menjadi dokter. Pikirkan total waktu yang harus dihabiskan untuk belajar menjadi dokter dapat mencapai 10 tahun ditambah masa penantian anda. Jurusan sukses bukanlah kedokteran saja karena di luar sana masih banyak jurusan yang menjanjikan kehidupan lebih baik dan nyaman dibandingkan menjadi seorang dokter. Satu hal lagi, anda tidak mungkin menjadi kaya dengan menjadi dokter! Anda menjadi kaya karena anda menghargai orang lain dan itu dapat anda lakukan di semua fakultas!

Mengapa Presiden Tagih Utang Lapindo?


Gak ada angin, gak ada hujan, gak ada badai, SBY tiba-tiba mengingatkan tentang Luapan Lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur. SBY mengingatkan PT Minarak Lapindo Brantas agar menyelesaikan kewajiban yang kurang sebesar Rp 800 milyar lebih segera dibayarkan.
SBY mengatakan hal tersebut kepada peserta rapat kabinet di istana negara : “Sampaikan ke Lapindo, kalo janji ditepati, kalo main-main dengan rakyat, dosa dunia akhirat”. Semua yang mendengar pidato SBY ini terdiam, disatu sisi merasa salut dengan SBY, ditengah masalah yang mendera Partai Demokrat masih ingat rakyat Sidoarjo dan janji PT Lapindo yang belum selesai terealisasi, disisi lain peserta rapat jadi teringat, Luapan lumpur Lapindo tidak pernah terselesaikan dengan baik selama pemerintahan SBY. Luapan lumpur Lapindo yang menurut banyak orang adalah bencana buatan manusia, namun menurut Mahkamah Agung adalah bencana Alam.
Merespon pidato presiden, Karni Ilyas dengan acara Indonesia Lawyers Club TV One pun membahasnya khusus selasa malam di ILC dengan judul "Presiden Tagih Utang Lapindo". Salut buat bung Karni Ilyas yang berani mengangkat tema tentang Lumpur Lapindo ini, karena di berbagai media sosial banyak pihak yang mencibir acara ILC TV One, karena topik yang selalu diangkat adalah tentang Demokrat dan PKS saja, tentang Partai Golkar tidak pernah (mungkin gak enak dengan ARB si pemilik TV One). Tema malam ini selain merupakan pembelaan dari kubu PT Lapindo yang di wakili oleh Andi Darusalam dan DPP Golkar yang diwakili oleh Muladi, sekaligus menjawab cibiran dan kritik kenapa TV One tak pernah membahas tentang lumpur Lapindo.
ILC sendiri berlangsung baik, tanpa ada debat kusir, tak ada tarik urat leher seperti tema-tema sebelumnya, bahkan Muladi sempat menyatakan keberatannya dengan istilah "ganti rugi", karena kata tersebut merujuk kepada sanksi hukum, ia ingin menggunakan kata jual beli, dan juga istilah "lumpur lapindo" karena menurut MA hal tersebut merupakan bencana alam, maka lebih tepat menggunakan kata "Lumpur Sidoarjo". Satu hal yang pasti ARB, yang teringat pesan ibunya agar mengutamakan rakyat, bersedia membantu untuk membeli tanah warga yang terdampak luapan lumpur, sampai saat ini mereka mengklaim telah mengeluarkan Rp 9 triliun lebih, ARB berjanji akan segera melunasi janjinya yang masih kurang ratusan milyar tersebut.
Di akhir acara, semua pihak tersenyum, SBY tersenyum karena membuat pihak Lapindo ingat janjinya, ARB tersenyum karena bisa menjelaskan kepada rakyat banyak tentang niat baik dirinya menjalankan amanah almarhumah ibunya padahal luapan lumpur tersebut adalah bencana alam, bukan salah dirinya (masak sih??? heheheh).
Bener apa yang dikatakan Ruhut Sitompul, orang-orang tidak tahu seberapa dekat SBY dengan ARB, mereka itu sahabat dekat, SBY sayang kepada ARB, ARB pun sayang kepada SBY, jadi tidak mungkin perkataannya untuk menyakiti hati ARB, justru untuk membantu ARB mendapat simpati rakyat Indonesia menjelang pemilu 2014. Ini baru namanya sahabat sejati. Teman dikala senang dan susah, saat SBY senang ARB diangkat jadi menteri, saat SBY susah ARB pun diajak susah dengan harus segera merealisasi janjinya.

Akhirnya Anas Jadi Tersangka


Bagaikan bisul yang matang dan akhirnya pecah, demikian halnya dengan penantian para pemerhati politik di negeri ini. Setelah publik penasaran menanti sekian lama dan santer sekali namanya disebut-sebut di berbagai media mengenai kasus Hambalang, bahkan merambat ke bocornya dokumen KPK berupa Surat Perintah Penyidikan alias Sprindik atas nama beliau, Anas Urbaningrum akhirnya Jumat kemaren resmi ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK. Pasal yang dikenakan terhadap AU adalah pasal penerimaan gratifikasi atau hadiah saat beliau masih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat berkaitan dengan proyek Hambalang dan atau proyek-proyek lainnya. Walaupun terkesan anti klimaks, namun tetap saja penetapan AU sebagai tersangka ini menimbulkan reaksi di kalangan masyarakat mulai dari kaum populis alias pemuja jaring media sosial hingga kaum politikus elit yang berkomentar macan-macam.
Hingga saat ini, AU masih menjabat sebagai Ketua Umum parpol pemenang Pemilu 2009 yang dikenal dengan nama Partai Demokrat. Lantas bagaimana reaksi kolega separtai AU ? Berbagai komentar bermunculan mulai dari yang sedih ingin menangis hingga pernyataan yang menyatakan AU harus mundur sebagai Ketua Umum PD. Bagaimana dengan reaksi dari AU sendiri terhadap penetapan beliau sebagai tersangka oleh KPK ? Sepertinya AU santai saja seperti di pantai, beliau malah menyambut keputusan KPK tersebut dengan memasang status Blackberry Messenger berupa peribahasa Jawa yaitu “Nabok nyilih tangan” yang secara harafiah berarti memukul seseorang dengan meminjam tangan orang lain.
Lalu bagaimana tanggapan dari sang pendiri PD yang gaya bicara dan bahasa tubuhnya dijiplak mentah-mentah oleh AU, mengenai penetapan anak emasnya tersebut sebagai tersangka oleh KPK ?
Apa tanggapan saya sendiri mengenai hal penetapan AU sebagai tersangka KPK ini ? Saya hanya bingung dan kemudian bertanya-tanya sambil berkhayal mungkinkah sebelum Pemilu 2014 nanti akan ada seorang mantan Ketua Umum sebuah partai politik yang digantung di Monas ?

Pakta Integritas tanpa Integritas


Pakta Integritas tidak mengubah apapun dalam Partai Demokrat. Pakta Integritas hanyalah sandiwara politik pencitraan ala SBY di tengah integritas PD yang babak-belur, rating dan hasil survey menunjukkan PD sebagai partai gurem. SBY dan pengurus PD beserta petingginya melakukan pencitraan seolah-olah PD sedang mengalami krisis. Padahal ini hanya pencitraan politik biasa. Justru Pakta Integritas ini adalah jebakan Anas dan SBY terhadap KPK, sebuah Pakta Integritas tanpa integritas.
Mengherankan, berbondong-bondong para orang cerdas cerdik pandai yang tergabung dalam gerbong politik Partai Demokrat menandatangani Pakta Integritas untuk bersetia kepada Susilo Bambang Yudhoyono. Sepuluh butir isi Pakta Integritas itu pada intinya untuk memberikan jaminan bahwa para pengurus dan kader setia kepada partai. Para pengurus bersedia berlaku baik demi nama baik partai dan seterusnya. Namun senyatanya tak ada apa-apa antara Anas dengan SBY, yang ada adalah upaya penyelamatan baik untuk Anas dan buat SBY. Anas dan SBY tidak boleh pecah kongsi karena keduanya saling membutuhkan. Keduanya saling memegang kunci keselamatan.
Pertama, Pakta Integritas hanyalah upaya memerkuat posisi SBY dalam pertarungan perebutan peran politik menjelang 2014. SBY merasa Anas Urbaningrum semakin kuat. SBY harus bertindak karena dia tahu Anas memiliki kekuatan yang bisa mengubah tujuan SBY yang akan mendudukkan anggota keluarganya Ani Yudhoyono atau Pramono Edhie Wibowo sebagai calon presiden. Kedua, SBY menyalip di tikungan dan memanfaatkan tuduhan terhadap Anas terkait kasus Hambalang dan korupsi lainnya yang hanya berdasarkan tudingan dan nyanyian M. Nazaruddin. Secara hukum Anas masih bersih dan tak tersangkut masalah hukum. Ketiga, SBY gerah dengan kondisi Partai Demokrat yang semakin terpuruk akibat korupsi para kadernya. Para koruptor dari Partai Demokrat sungguh culun dan tidak professional cara mengorupsi uang. Partai demokrat seharusnya belajar dari korupsi PKS dan Golkar yang sudah sangat canggih sehingga sangat sulit untuk dilacak kecuali apes atau sedang bad luck seperti yang menimpa Luthfi Hasan Ishaaq Presiden PKS terkait sapi impor yang dibumbui dengan gratifikasi seks dengan pelaku Ahmad F dan Maharany Suciono. Keempat, Pakta Integritas itu ternyata juga tidak mengambil alih wewenang dan tugas serta fungsi Anas Urbaningrum. Pakta Integritas itu hanya jebakan bagi KPK oleh SBY dan Anas agar KPK melakukan langkah kejelasan dan tidak menyandera Partai Demokrat terkait kasus korupsi Anas yang dituduhkan oleh M. Nazaruddin. Buktinya Anas masih berkuasa di DPP dan hadir dalam setiap kesempatan. Dan, permintaan bahwa Anas disuruh berkonsentrasi menghadapi masalah hukum dengan KPK juga tidak ada apa-apa.
KPK yang dengan cepat merespons permintaan SBY terkait status hukum Anas dengan mengeluarkan Sprindik yang diyakini KPK sebagai upaya testing the water, namun justru menunjukkan KPK dikendaikan oleh SBY dan menjadi korban konspirasi Anas dan SBY. KPK dijebak untuk membuka diri dan SBY serta Anas ingin memastikan posisi KPK terkait nyanyian M. Nazaruddin. Kekhawatiran SBY dan Anas sangat beralasan karena jika Anas ditangkap KPK maka akan membawa konsekuensi hukum dan politik langsung kepada keluarga dan SBY sendiri. Hal ini disebabkan oleh Anas dan juga Andi Nurpati yang memegang kunci rahasia pemilu presiden 2004 dan 2009 yang memenangkan SBY sebagai presiden.
Jadi rangkaian antara pernyataan SBY mengenai Anas kepada KPK, kebocoran Sprindik Anas dari KPK, pernyataan Abraham Samad dan Johan Budi, juga pidato penyelamatan Partai Demokrat, dan Pakta Integritas adalah dagelan politik yang ditujukan kepada KPK agar status Anas jelas demi keselamatan Anas dan SBY. KPK telah menjadi korban politik tingkat tinggi Anas dan SBY.
Anas pun seolah menuduh SBY seperti dalam ungkapan "Sengkuni" dan "Ojo Dumeh" yang dinggap perlawanan terhadap SBY. Kini semuanya berjalan normal. KPK tidak melakukan penentuan atas status hukum Anas. Anas tetap memimpin Partai Demokrat. Tinggal KPK yang gigit jari dipermalukan karena terbukti telah diintervensi oleh SBY dan Anas. Memalukan.
Kini menarik apa yang akan dilakukan oleh KPK setelah dipermalukan dengan Sprindik yang awalnya oleh KPK dibocorkan untuk mengetahui dukungan terhadap Anas atau SBY yang lebih kuat ternyata antara SBY dan Anas melakukan langkah politik yang brilian. Bukti kelihaian Anas bermain politik.

Senin, 18 Februari 2013

Licinnya Gerak Politik Anas


Sejak SD hingga perguruan tinggi, ia selalu juara. Mahasiswa Teladan dan lulusan terbaik Sarjana Ilmu Politik Universitas Airlangga tahun 1992 ini, juga dikenal aktif berorganisasi sejak SMP. Saat sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kunir, Blitar ia tercatat sebagai Sekretaris OSIS. Lalu menjadi Pengurus OSIS SMA Negeri Srengat, Blitar. Dari OSIS Anas semakin melangkah lebih jauh, memimpin organisasi kemahasiswaan berskala nasional: Sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI ) periode 1997-1999. (sumber Google)
Ya,siapa yg tak kenal dengan sosok Anas, Politikus Muda yg Cerdas, Santun, dan berpenampilan lembut dan Kalem ini. Berbekal kecerdasan dan pengalaman yg kuat dalam berorganisasi Anas terus berpetualang dalam Politik, hingga ia terdampar menjadi anggota KPU Periode 2001-2005, karirnya terus meroket hingga ia bisa menduduki Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2010-2015. Dengan menyingkirkan pesaing utamanya yg tidak kalah sosoknya dgn Anas, yaitu Andi Malarangeng (Mantan Menpora) yg didukung dari Istana Cikeas dan Marzuki Ali (Ketua DPR RI Periode 2009-2014).
Ditengah-tengah perjalanan Politiknya yg semakin menanjak, Anas terjebak kedalam lingakaran dan pergaulan orang-orang yg suka memanipulasi uang negara. Sampai si Bendahara Nakal Demokrat M.Nazarudin (Mantan) ketangkap dan dijemput pulang ke Tanah Air dari pelariannya, karena terlalu aktif dalam kegiatan Korupsi-mengKorupsi. Dari aroma nafas Nazarudin lah keluar nyanyian-nyanyian tak merdu tentang Anas, ditambah media-media menggiring Anas ke masyarakat dengan bekal dari nyanyian Nazarudin pula, sehingga perlahan tapi pasti tingkat Elektabilitas Demokrat semakin terjerembab kedasar jurang.
Ini menbuat Tuan Presiden SBY sebagai Pendiri Partai Demokrat menjadi tidak nyaman dan tidak senang akibat partainya semakin terpuruk, ditambah waktu itu jagoannya, Andi Malarangeng kalah dalam Perebutan Kursi Ketua Umum Partai Demokrat, maka semakin menambah kekecewaan Tuan Presiden terhadap Anas. Oleh karena itu dimulailah strategi untuk menggoyang Anas, Dimana SBY menggunakan strategi main catur, Lalu dipakailah “PION” yg bernama “si Poltak Raja Minyak” Mr. Ruhut Sitompul Pengacara ngetop itu dan yg gonggongannya selalu tidak sedap ditelinga.
Bukan Anas namanya, sekelas Ruhut saja malah bisa balik dilengserkan, padahal junjungannya Tuan Presiden lho! Lalu dgn segala upaya SBY membuat straregi lagi dengan mengintervensi KPK, itupun KPK masih belum kuat untuk menjerat Anas, dikarenakan masih kekurangan alat bukti. Saat Presiden SBY di Mekah, tersebutlah keluar 8 butir Solusi untuk menyelamatkan Partai Demokrat, yg mana salah satu isi butir “Mem Bonsai” Anas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, yaitu butir ke 7 yg bunyinya: “Sementara langkah penyelamatan diambil Ketua Majelis Tinggi, Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum diberi kesempatan untuk memfokuskan diri menghadapi masalah dugaan hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi.Partai Demokrat siap memberi bantuan hukum kepada Anas”.
Kalo mau jujur bukan Anas saja yg membuat Partai Demokrat terpuruk, mulai dari Tuan Presiden SBY sendiri dgn gaya kepemimpinannya, trus sampai kader-kadernya yg terlibat Korupsi juga ikut ambil bagian dalam keterpurukan Partai. Dan akankah isi butir ke 7 ini menjadi sinyal SBY ke KPK untuk meningkatkan status Anas menjadi tersangka kasus Hambalang dan segera menjadi penghuni “Hotel Prodeo”?. dan apakah sikap Anas akan sepeti biasanya, tetap santun dalam menyikapi keputusan Majelis Tinggi tsb diatas? Atau Anas mempunyai strategi jitu untuk melawan..hanya Anas yg tau..!!!

Kita Bisa Menyayangi dan Mencintai Setiap Saat, Kan?


Setiap tahunnya, tanggal 14 Februari diperingati sebagai valentine’s day. Begitu banyak pribadi yang mengagungkan tanggal tersebut sebagai hari kasih sayang.
Seiring dengan perkembangan zaman, valentine day ini meninggalkan kesalahkaprahan bagi segelintir orang, terlebih para remaja dan anak muda pada umumnya. Ini terbukti dengan antusiasme mereka yang merayakan hari tersebut. Seakan-akan, hanya pada hari itu saja kasih sayang itu harus diberikan. Padahal jika kita mau memberikan kasih sayang kita, tak harus berpatokan di tanggal tersebut, bukan? Sejatinya, kasih sayang itu bisa dicurahkan setiap hari.
Selanjutnya, valentine’s day ini dikhususkan buat mereka (anak muda) yang sudah punya pacar. Pertanyaan saya :
1. Dimana kasih sayang serta bakti untuk orang tuamu?
2. Apakah kamu dilahirkan, dibesarkan, dibiayai dididik, dan dibiayai hidupmu itu oleh si pacar?
Coba pikirin deh matang-matang!
Terlepas dari pernyataan berbagai pihak yang melarang perayaan valentine, saya menyerahkan seutuhnya keputusan tersebut kepada kamu semua.
Yang merayakan valentine’s day hari ini, selamat ya. Tetap hati-hati, jangan sampai kebablasan dengan pacarmu. Bagi yang tidak merayakan, itu hakmu, dan tak ada seorang pun yang berhak mengejek si jomblo yang tak tahu merayakan valentine’s dengan siapa.
Jangan hakimi mereka yang jomblo dengan bermesra-mesraan dengan pacarmu di depan si jomblo, walaupun si jomblo kelihatannya senyum-senyum tapi hatinya, meringis + pedis + menagis = Galau.
Kasih sayang harus kita berikan kepada siapa saja, terlebih kepada orang tua yang berkat jerih payah mereka maka kamu ada di dunia ini. Dan kasih sayang itu tak hanya diwujudkan dalam satu hari valentine, tapi setiap hari. Tebarkanlah kasih sayang kepada siapa saja. So, Please Be Smart If You Want To Celebrate The Valentine’s Day.

Indahnya Sebuah Proses


Suatu saat kita pernah memperjuangkan sesuatu yang kita inginkan dan yang kita cita-citakan selama ini, disaat kita terus berusaha, berjuang untuk mendapatkannya kadang-kadang muncul pertanyaan dari dalam diri kita sendiri, bagaimana nanti hasil dari usaha kita, bagaimana nanti hasil pengorbanan kita, dan bagaimana nanti hasil dari perjuangan kita ini. Pertanyaan itulah yang membuat keteguhan dan keyakinan kita yang semula kuat seperti besi dan baja, tetapi akhirnya melebur dan melunak.
Sangat terlalu dini ketika kita menanyakan hasilnya akan seperti apa, apabila kita tidak terlebih dulu melihat dan bertanya ke dalam diri kita masing-masing dalam arti sudah baikkah usaha kita, sudah benarkah usaha kita, ataupun sudah sempurnakah usaha yang kita lakukan, barulah kita boleh sejenak menengok tentang hasil yang akan kita dapatkan. Memang umumnya orang akan lebih suka melihat hasilnya dari pada prosesnya. Akan tetapi sebenarnya jika kita mau sedikit jeli dan berpikir, keindahan suatu usaha, pengorbanan, dan perjuangan itu terletak pada prosesnya bukan pada hasilnya. Ya, prosesnya aku berpendapat seperti itu.
Ketika suatu tahapan proses itu di lakukan dan dijalankan dengan hati, dengan suka cita dan dengan keikhlasan maka sudah terciptalah keindahan dan kebahagiaan itu karena proses itulah yang memberikan keindahan melalui perbedaannya. Misalnya ketika orang bekerja, hasil yang diinginkan adalah uang. Sehingga antara sekian banyak orang yang bekerja pada bidang yang berbeda-beda, tetapi ujung-ujung hasil yang didapatkan adalah sama yaitu uang, meskipun dengan proses yang berbeda, seorang Polisi menjaga keamanan dalam negara, seorang dokter membantu menyembuhkan penyakit pasien, seorang guru membantu mencerdaskan anak-anak bangsa dan seorang pejabat yang membuat kebijakan-kebijakannya untuk negara, dan hasil pertama yang akan didapatkanpun sama yaitu berupa uang. Apalah arti keindahan tanpa perbedaan. Jika semua mendapatkan sesuatu yang sama, lalu dimana letak keindahannya pasti kan jadi monoton.
Sedangkan jika kita memandang proses sebagai tujuan pastilah keindahan itu segera tercipta karena proses dalam mencapai hasil yang dilakukan oleh setiap orang itu berbeda-beda, seperti yang sudah saya jelaskan di atas tadi seorang polisi, dokter, guru dan pejabat mereka mendapatkan hasil dengan proses yang berbeda-beda dan perbedaan-perbedaan itulah yang justru memberikan warna keindahan karena keaneka dan keragaman yang timbul antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga keindahan akan semakin indah ketika tetap pada jalur yang telah di laluinya.

Timnas Garuda Mencoba Mengepakkan Sayap


Pelajaran penting yang dapat dipetik oleh PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia dari hasil 0-1 yang mampu dibawa pulang ketika berhadapan melawan tim Irak adalah kita gagal meraih kemenangan berapapun hasil pertandingannya. PSSI harus belajar dari kekalahan dan kekalahan yang menimpa tim nasional negeri ini, kalah dengan skor kecil pun menyebabkan langkah timnas menuju Piala Asia di Australia pada tahun 2015 kian menipis. Pengurus PSSI dan badan sepak bola lainnya di Indonesia harus sadar dan berbenah diri untuk tidak hanya bertikai memperubutkan kepentingan pribadi masing-masing dengan mengorbankan masa depan sepak bola Indonesia.
Para tokoh sepak bola yang ada di Indonesia harus bersatu, mereka harus mau merenungi kesalahan mereka selama ini dengan mengedepankan perdebatan merebut kursi pimpinan PSSI. Bahkan, dualisme kepemimpinan karena adanya dua induk sepak bola Indonesia telah membuktikan bahwa sepak bola Indonesia sudah diambang kehancuran.
Merujuk pada hasil yang diperoleh Irfan Bachdim cs memang layak diapresiasikan, secara pribadi saya salut dengan daya juang para pemain timnas Indonesia yang mampu membuat barisan depan timnas Irak frustasi dan mereka hanya bisa mencetak satu gol semata wayang lewat kapten mereka Younis Mahmoud pada menit ke-66. Hasil tersebut membuat Irak sukses meraih poin penuh pada laga awal mereka di babak kualifikasi Piala Asia 2015.
Harapannya tentu saja ketika Arab Saudi bulan Maret mendatang akan bertandang ke Jakarta serta lawan-lawan selanjutnya dapat ditaklukkan!!! Mari sama-sama kita doakan untuk kemajuan sepak bola Indonesia tercinta ini.
Salam olahraga...!!!

Benarkah SBY Galau, Anas Dikudeta


TV ONE dalam acara ILC Selasa malam lalu terasa lebih kepada pengadilan kepada Partai Demokrat (PD) tersebab keluarnya "titah" SBY, sang Ketua Pembina. Titahnya sendiri keluar disebabkan oleh elektabilitas PD yang turun bebas konon imbas persoalan Anas Urbaningrum yang disebut-sebut terus terlibat kasus Hambalang.
Sebagai penikmat acara yang ratingnya sangat tinggi itu saya merasa ikut galau sebagaimana judul acara yang ditampilkan TV One, “Presiden Galau, Anas Dikudeta”. Kegalauan saya tentu saja karena perdebatan antara kelompok pendukung PD dengan yang anti itu terasa lebih kepada mengadili PD yang sedang bermasalah. Padahal masalah PD sebenarnya adalah masalah internal mereka. Tapi yang ikut memperdebatkannya adalah orang-orang di luar PD. Kata Akbar Faisal, “Saya tidak mau membicarakan PD karena lebih baik membicarakan negara”. Maksud politisi Hanura yang sudah meloncat ke NasDem itu, tidak perlu membicarakan partai orang lain.
Di titik ini hanya perasaan kebingungan yang memuncak dalam benak dan perasaan saya. ILC menyediakan waktu begitu panjang hanya untuk membicarakan PD. Meskipun topik acara dimaksudkan untuk meneropong kegalauan SBY, Ketua Dewan Pembina yang adalah Presiden RI yang kata Tv One telah "mengkudeta" kekuasaan Anas atas PD, nyatanya debat yang timbul justru merembes kemana-mana, termasuk berita sensasi tentang laporan pajak SBY dan keluarganya.
Tentu saja kelompok Ruhut bersama Gede Pasek, Amir Syamsuddin dan kawan-kawan tidak terima perdebatan yang lebih memunculkan masalah non politik itu. Amir Syamsuddin sampai meminta kepada semua orang yang getol membicarakan keburukan PD untuk, “Berhentilah galau, yang galau sesungguhnya adalah para pengamat dari luar partai kami. SBY tidak galau tapi orang-orang itu yang galau. Berhentilah galau!!!”. Berulang-ulang Amir mengatakan itu, tentu Amir Syamsuddin menjadi galau dan boleh jadi juga bingung. Orang di luar di partai kok terlalu bernafsu mempermasalahkan partai lain, kira-kira seperti kelompok pengurus dan kader PD lainnya yang hadir.
Bisa jadi pemirsa Tv One malam tadi itu juga akan terbelah menjadi dua kelompok besar. Menyesuaikan kelompok yang muncul dalam acara ILC itu. Yang pro kepada Amir Syamsuddin, dkk tentu saja akan geram dan benci melihat kelompok di seberangnya. Mengapa persoalan internal partai orang lain harus dipersoalkan oleh orang-orang di luar partai? Bukankah itu urusan pengurus dan kader partai itu sendiri?
Tapi yang anti PD tentu saja memandang perlu diskusi seperti itu agar partai-partai yang sejatinya cerminan demokrasi Indonesia tidak diperlakukan sewenang-wenang oleh petinggi partainya. Jangan partai-partai di negeri ini dirusak oleh pengurusnya sendiri hanya karena kekuasaan belaka. Apalagi partai yang menamakan dirinya demokrat, tentu nilai-nilai demokrasi itu sendiri yang wajib dikedepankan. Jika setiap Dewan Pembina partai merasa lebih berhak mengurus partai dari pada Ketua Umum partai itu sendiri, maka hancurlah partai itu. Tentu saja pandangan ini tidak selamanya benar.
Bagi rakyat mungkin tidak terlalu memusingkan percekcokan yang terdapat dalam hampir semua partai di negeri ini. Tapi jika partai ingin mencerahkan rakyatnya dalam berpolitik yang baik, bersih dan beretika maka tanggung jawab partailah untuk membuktikan bahwa partai itu memang baik, bersih dan beretika. Apa yang dilihat oleh rakyat tentang partai itu, begitu jualah yang akan tertanam dalam benak dan pikiran rakyat. Tokoh-tokoh dan para kader partai akan menjadi cermin dan pedoman rakyat dalam memutuskan pilihannya dalam pemilu. Apakah tokoh itu dapat dipercaya dan dianggap bersih, itulah kata kuncinya.

Dibalik Pria Hebat, Ada Wanita Hebat Disampingnya


Dibalik kesuksesan dan kehebatan seorang pria ada wanita hebat dibelakangnya. Kalimat bijak ini sudah teruji tuahnya melintasi beberapa generasi, sejak jaman Romawi sampai jaman biskuat Roma, sehingga kalimat tersebut diyakini kebenarannya dan dijadikan pegangan pria-pria sejati untuk memilih istri yang tepat (tentu ada beberapa pilihan), agar wanita hebat tersebut bisa membuat pria tersebut ikutan hebat dan sukses berat.
Di belakang Soekarno ada ibu Fatmawati, Di belakang Soeharto ada ibu Tien, di belakang Habibie ada ibu Ainun, di belakang SBY ada ibu Ani, di belakang Taufik Kiemas ada ibu Megawati (hehehe yang terakhir wanitanya benar-benar hebat, bisa lebih sukses dari prianya), dan dibelakang Pakde Kartono ada Bude Kartini yang menjadi pahlawan bagi kaum wanita di Indonesia dengan ajarannya tentang emansipasi wanita, setelah sebelumnya wanita hanya dipandang sebelah mata dan selalu berada dibawah ketiak pria.
Namun, ada kalanya setelah menjadi hebat, beberapa pria lupa bahwa kehebatannya adalah berkat wanita hebat yang bersama-sama dengannya sejak sebelum hebat. Pria menjadi lupa diri, lupa kacang pada kulitnya. Pria tersebut menceburkan dirinya dalam kubangan lumpur penghisap yang apabila tercebur ke dalamnya susah keluar dan terbebas dari hisapannya. Wanita hebat tak boleh menghentikan kehebatannya, segera tolong pasangan yang sedang khilaf dan terjatuh dalam kubangan lumpur penghisap tersebut. Khilaf adalah hal yang manusiawi, dan wanita akan bertambah kehebatannya apabila mampu membuat pria dari bukan siapa-siapa menjadi siapa-siapa, jatuh terpuruk dan bangkit kembali menjadi siapa-siapa kembali. Salut dan hormat berjuta-juta banyaknya saya sampaikan kepada wanita hebat yang berada di belakang pria hebat.

Perayaan Imlek di Tahun Ular


Untuk teman2 yang merayakan tahun baru china, saya ingin mengucapkan selamat. Saya bukan dilahirkan bukan di lingkungan orang China, makanya saya tidak tahu yang disebut tahun China dengan berbagai simbol binatang. Hari ini tahun baru China, banyak yang menyebut imlek, saya sendiri tidak tahu apa arti dan kata apa itu imlek.
Tahun ini, 2013, adalah tahun ular. Banyak yang dituliskan sisi positip dari ular, salah satu yang cukup mengesan dan terus saya ingat adalah : “Ular itu kalau makan dan kenyang, dia akan diam dan tidak akan makan kembali. Ini sisi positip karena ular tidak rakus“.
Prilaku rakus adalah prilaku buruk dan sangat gampang sekali melanda manusia, termasuk saya. Rakus ini sering menggoda kalau kita dalam keadaan yang mungkin “sangat gampang memperolehnya”, sehingga dalam keadaan cukup atau berkelebihan kita tetap mau mengambilnya.
Ada sedikit tersirat, mungkin para koruptor itu tidak lahir di tahun ular. Dalam hati saya berkata, pemilihan pejabat yang sangat mungkin melakukan tindakan korupsi sebaiknya dilihat tahun apa dia lahir. Yang jelas mungkin ada yang protes juga, tidak semua begitu.
Mungkin ada yang bilang, “ular” juga banyak jenisnya. Meski sama lahir di tahun ular, sangat mungkin prilaku berbeda. Saya juga setuju itu, tetapi mungkin juga ada kemiripannya.
Akhirya, sekali lagi selamat tahun baru untuk yang merayakannya. Semoga pelan tapi pasti, seperti cara jalan ular, banyak kemajuan. Bila dalam keadaan terjatuh dibawah, semoga tetap bisa menggeliat dan tetap jalan meski harus merayap seperti ular. Dalam keadaan lelah, semoga bisa menggerahkan semua tenaga, seperti ular yang bisa mengekang dengan kuat dengan segenap badannya. Intinya tetap semangat dan tanpa putus asa dalam keadaan sesulit apapun.
Meski nggak ngerti artinya yang benar (mungkin berarti selamat tahun baru) : "Gong Xi Fat Cai...!!!".

Menerkah Harta Kekayaan Irjen (Pol) Djoko Susilo


Apes betul nasib Irjen Djoko Susilo, "Rising Star" AKPOL 84 yang lama bertugas di Ditlantas Polda Metro jaya dan Ditlantas Mabes Polri ini diobok-obok habis oleh KPK. Ia menjadi tersangka untuk dua tindak pidana yaitu korupsi alat simulator SIM di korlantas Polri dan pencucian uang yang diduga berasal dari korupsi.
Rekening bank Djoko Susilo, istri, istri muda dan anak-anaknya semua diblokir KPK, tanah, rumah dan apartment yang tersebar Jakarta, depok, subang, semarang, solo, yogya semua disegel oleh KPK. KPK terlihat sangat serius menyidik Djoko Susilo dan terlihat ingin memiskinkannya sesuai perintah Undang undang.
Sebelumnya ada beberapa tersangka KPK yang juga terjerat UU anti pencucian uang, seperti Nazaruddin, hakim Syarifuddin, Waode Nurhayati dan Angelina Sondakh, namun tak seserius kali ini penyitaan terhadap asset-asset mereka yang dilakukan oleh KPK.
Apakah KPK bekerja profesional di penyidikan Djoko Susilo ini ? Atau ada unsur sakit hati KPK dan penyidiknya akibat di awal penyidikan ada perlawanan dari Djoko Susilo dan mabes polri dengan juga melakukan penyidikan alat simulator SIM di korlantas polri dan upaya penangkapan terhadap penyidik KPK Kompol Novel Baswedan untuk kasus lama yang tidak jelas dengan alasan ada bukti baru yang didapat polda Bengkulu.
Profesional atau tidaknya KPK tidak menjadi urusan saya, mumpung KPK sedang bekerja keras menyidik Irjen Djoko Susilo menggunakan undang undang anti pencucian uang dan hasil penyidikan sungguh-sungguh bikin kepala geleng-geleng karena harta Djoko Susilo ternyata diketahui sangat banyak dan bernilai tinggi (miliaran rupiah), baik asset tak bergerak seperti tanah, rumah, apartment, rekening tabungan, deposito dll (belum ditemukan uang tunai dollar dan rupiah, emas batangan), maupun asset bergerak seperti kendaraan bermotor (mobil, motor, kapal), atau asset yang bergerak-gerak seperti mantan putri solo 2008 Dipta Anindita.
Padahal Djoko Susilo tidak termasuk nama jenderal-jenderal pemilik rekening gendut yang dilansir majalah Tempo beberapa tahun lalu, tolong sekalian KPK sidik dan tangkap jenderal-jenderal pemilik rekening gendut, karena modus operasinya pasti sama, menerima uang dari proyek diinstitusinya atau menerima uang dari pihak berperkara hukum, karena polisi aktif dilarang menjadi pengusaha, sehingga bisa dibandingkan asset yang diperoleh dengan penghasilannya dari gaji dan lainnya yang resmi.
Oh iya, dalam rangka ultah TV One, Karni Ilyas mengatakan, berdasarkan cerita dari teman-temannya gubernur, walikota dan bupati, biaya yang dihabiskan calon bupati atau walikota di pulau Jawa sekitar Rp 50 miliar, dan untuk gubernur sekitar Rp 200-300 miliar bahkan ada yang sampai Rp 500 miliar, hal itulah yang membuat mereka berusaha mengembalikan modal setelah terpilih, dengan cara apapun, termasuk korupsi.
Singkat kata singkat cerita, silahkan KPK melakukan penyelidikan terhadap mantan jenderal polisi yang maju dalam pilkada, karena hartanya pasti sangat banyak, dan bisa jadi juga merupakan hasil korupsi seperti yang dilakukan irjen Djoko Susilo. Jika ditemukan 2 alat bukti yang cukup, tingkatkan penyelidikan menjadi penyidikan. Rupanya dengan tidak ada unsur polisi di pimpinan KPK, justru membuat KPK bekerja lebih profesional dalam menyidik tersangka korupsi, khususnya jika tersangka adalah pejabat tinggi di kepolisian RI.
Ayo KPK sikat habis para koruptor, untuk Indonesia yang lebih baik.

Hari Tanoe Gabung Partai Hanura


Hari Minggu kemarin telah berlangsung pernyataan politik paling penting menjelang Pemilu 2014 yaitu bergabungnya Hary Tanoesoedibjo sebagai kader Hanura. Banyak analis politik melihat Hary Tanoe dengan kekuatan dana dan jaringan media-nya merupakan kekuatan politik terbesar saat ini. Berkibarnya Nasdem beberapa waktu lalu tak lepas dari tangan dingin Hary Tanoe yang dikabarkan menggelontorkan banyak duit ke jaringan politik Partai Nasdem sehingga Partai ini lolos Pemilu dan menjadi satu-satunya Partai baru yang berhasil lolos kualifikasi KPU. Namun setelah Partai Nasdem dinyatakan lolos dari kualifikasi KPU dan boleh ikut dalam Pemilu 2014, Surya Paloh dengan tangan besi dan cara diktator menggeser kekuatan politik Hari Tanoe di tubuh internal Partainya, uniknya perginya Hari Tanoe dari Partai Nasdem ternyata merupakan eksodus besar-besaran kader Partai Nasdem.
Hari Tanoe besar di lingkungan Pasar Modal, kemampuan berbisnisnya di Pasar Modal bukan terletak pada kemampuan trading saham atau permainan-permainan retail tapi ia orang yang amat jeli dalam melihat insting "penambahan nilai" atau economic value added dari sebuah kondisi ekonomi makro yang dikaitkan dengan nilai perusahaan. Kejelian inilah yang membuat ia mampu berdiri di jajaran terdepan dalam barisan para manajer investasi yang mampu mengakuisisi dan merestrukturisasi asset serta hutang perusahaan menjadi kekuatan yang bernilai.
Kemampuan Hari Tanoe di bidang Investments Banking antara tahun 1999-2002 jelas bukan main-main, pada masa ketika obralan perusahaan-perusahaan tawanan BPPN, Hari dengan jeli melakukan restrukturisasi bahkan dengan cerdas ia mengakuisisi RCTI dan seluruh grup Bimantara, ia juga mengakuisisi TPI lewat leverage buy out dari permainan pembentukan postur restrukturisasi hutang-hutang Bimantara. Kemampuan Hari ini adalah modal jenius dalam melihat bagaimana sebuah entitas bisa bernilai di depan pasar.
Pasar Politik saat ini memiliki mekanisme kerja sama persis dengan mekanisme kerja perusahaan, kekuatan partai politik dalam interaksinya dengan publik tidak lagi diletakkan pada "pembentukan masa" seperti jaman Orde Lama, "Kekuatan Elitis Tekhnokrat" seperti pada masa Soeharto, tapi kekuatan interaksi partai politik dengan masa saat ini diletakkan sebagai "kekuatan tawar menawar uang". Politik transaksional adalah arus besar penguasaan politik saat ini, dan Hari Tanoe adalah jagonya saat ini.
Wiranto adalah Jenderal yang amat berpengaruh karena peranannya yang penting pada masa penumbangan Soeharto. Wiranto sebenarnya bukan jenderal bertipe "Commander Type", tidak seperti Jenderal Sumitro eks Pangkopkamtib yang terkenal pada masa Malari 1974 atau bukan merupakan seorang Jenderal flamboyan seperti Letjen Prabowo Subianto. Wiranto adalah tipe Jenderal yang besar dari jalur ajudan, ia amat memahami personal orang ketimbang kemampuan bertempur, Wiranto adalah jenis Jenderal dibelakang meja, ia bukanlah Jenderal Patton tapi dia lebih menyerupai "Ike Eisenhower".
Salah satu ciri khas Wiranto yang amat berkarakter "orang Solo" adalah "iso ngeroso", ia bukanlah perwira militer yang memiliki ambisi besar, ada cerita saat dirinya masih Kolonel dan ada kemungkinan jabatannya mentok cuman sampai Kolonel, saat dia masih jadi ajudan Presiden Soeharto, dia mengenalkan dirinya pada BJ Habibie di masjid Istiqlal seusai acara ICMI pada tahun 1990, Wiranto meminta agar BJ Habibie jangan melupakannya. Dan BJ Habibie mengangguk, ternyata benar BJ Habibie menjadikan Wiranto sebagai panglima militernya serta menendang keluar Prabowo.
Dibalik sikap kesan lemah Wiranto, ada semacam kemampuan insting politik yang tinggi. Terbukti sampai saat ini ia masih eksis sebagai kekuatan politik nomor satu dan Partainya mampu lolos dari electoral threshold. Kemampuan insting Wiranto, kerendah-hatiannya menerima orang luar serta partainya yang cenderung gurem maka ini adalah "makanan yang tepat" bagi Hari Tanoe untuk membuktikan dirinya memiliki tangan dingin dalam membesarkan entitas.
Partai Hanura kemungkinan akan menjadi Partai terkuat nomor empat bahkan bisa menggeser kekuatan Partai Nasdem. Kekuatan Hari Tanoe adalah kemampuannya membangun jaringan, kemudian Hari Tanoe bakal menjadikan salah satu stasiun televisi-nya menjadi "tweede TV One or Metro TV" menjadi stasiun TV khusus politik. Apa yang dilakukan Hari Tanoe adalah merupakan investasi jangka panjangnya dalam menguasai jaringan politik di Indonesia.
Restrukturisasi Hanura akan dibawa dengan sistem cluster dan tiap cluster memiliki rantai komando yang jelas, kekuatan pendanaan menjadi unsur penting dalam pembiayaan operasional Hanura. Infiltrasi Hanura dalam kekuatan politik lokal akan menjadi sangat kuat, Hari Tanoe jelas akan melakukan politik "Benteng Stelsel" dalam menguasai kekuasaan politik tanah air dengan mengegolkan Gubernur, Walikota, dan Bupati.
Hari Tanoe juga akan membentuk pasukan diplomasi di tingkat atas, negosiator-negosiator bisnis akan menjadi punggawa paling penting dalam lansekap diplomasi Hanura dengan Partai-Partai politik besar. Prospektus Hanura akan menjadi Partai kuat adalah sangat mungkin dibawah kecerdasan Hari Tanoe dalam mengolah nilai tambah sebuah entitas.

Manajemen Timnas yang Amburadul


Bagi seorang pemain sepak bola profesional atau senior, bermain di Timnas negaranya adalah suatu cita-cita. Kita dapat melihat pemain kawakan Inggris David Beckham, bagaimana semangatnya dalam menjajal berbagai klub internasional. Semua itu ia lakukan demi menjaga performa serta staminanya, dengan harapan suatu waktu ia dapak kembali dipanggil untuk memperkuat Timnas negaranya, yaitu Inggris.
Namun aneh beribu aneh, di Indonesia justru para pemain yang dianggap berkompeten secara skill, malah mereka berlomba-lomba untuk tidak memenuhi panggilan negara, guna membela Timnas Indonesia di ajang kompetisi internasional.
Walaupun ada segelintir pemain yang masih menyimpan cinta negeri dan Ibu Pertiwi. Mereka tetap menyambut panggilan tersebut, walau bagaimanapun kondisinya. Termasuk pemecatan atau pemberhentian gaji di klub asalnya. Adapun segelintir nama tersebut adalah seperti Bambang Pamungkas, Stevie Bonsapia, Irfan Bachdim, Raphaele Maitimo dll.
Bagi Maitimo, bermain di Timnas sudah merupakan tekad. Sejak ia memutuskan dirinya siap untuk dinaturalisasi oleh Indonesia. Maka negara satu-satunya yang akan ia bela dalam berbagai kompetisi internasional adalah Indonesia. Memang, hal itu telah terbukti dari komitmen yang ditunjukkan selama ini oleh Maitimo, karena selalu memenuhi panggilan negara untuk membela Timnas Indonesia. Walaupun untuk dapat terlaksana niat tersebut, ia harus terlebih dahulu mengarungi samudera selama 17 jam penerbangan.
Namun malang tidak dapat ditolak. Setelah mempersiapkan diri secara maksimal baik dari segi mental maupun fisik selama beberapa minggu, demi asa memperoleh hasil maksimal dalam laga Pra Piala Asia 2015 kontra Timnas Irak. Secara mengejutkan, Maitimo didiskualifikasi dari laga perdana tersebut. Alasannya, Indonesia tidak mampu menunjukkan beberapa dokumen penting, menyangkut legalitas naturalisasi Maitimo. Tentu saja peristiwa tersebut sangat memukul Maitimo, karena sangat mengharapkan dapat membela Timnas Indonesia dengan segala kemampuannya.
Yang menjadi pertanyaankita. Apakah sebegitu profesionalnya Official Timnas Indonesia, sehingga dukumen yang begitu penting harus ketinggalan? Sedangkan dampak dari kelalaian sebagian official tersebut, justeru harus ditanggung oleh semua anggota tim dan bangsa Indonesia tentunya. Suatu hal yang sangat tidak masuk akal dalam tata kelola manajemen Timnas.
Harapan sebagai fans berat Timnas adalah, semoga kefatalan ini menjadi pelajaran dan tidak akan terulang kembali di masa yang akan datang. Semoga…!!!